Senin, 29 Juli 2013



LAPORAN KASUS
PRASAT KDK

MELAKSANAKAN PERASAT INJEKSI INTRACUTAN (IC) PADA An. A UMUR 2 BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI RUANG KIA PUSKESMAS KARANGDORO SEMARANG


Disusun Oleh    :

                                                                Lina Fathma     (121150)


AKADEMI KEBIDANAN ABDI HUSADA SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyusun laporan ini. Kegiatan ini kami laksanakan mulai tanggal 08 juli 2013 sampai 20 juli 2013.
Di dalam penyusunan laporan ini kami telah banyak menerima bimbingan, petunjuk, pengalaman dan bantuan serta saran-saran yang sangat membantu, dari berbagai pihak untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang kesehatan, khususnya kami mahasiswa Akademi Kebidanan yang masih butuh banyak bimbingan dan pengajaran yang baik dan benar. Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada :
  1. Dra. Tatik Indrawati, S.SiT, M.Kes, Direktur Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang.
  2. dr Wardah bahrun selaku kepala puskesmas Karangdoro yang telah memberikan izin dan kesempatan pada kami untuk belajar dan melaksanakan praktik klinik kebidanan.
  3. Ida Ruyani Amd. Keb selaku bidan koordinator serta yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada kami selama di puskesmas Karangdoro.
  4. dr Kristin selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada kami selama di puskesmas Karangdoro.
  5. Dewi Elliana SKM selaku dosen pembimbing akademi yang telah memberi pengesahan serta membimbing dan memberikan arahan kepada kami selama di institusi.
  6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral, material dan spiritual.
  7. Alim perdana putra yang saya sayangi dan yang senantiasa selalu menyemangati dan mendukung saya dalam segala aspek yang bersifat positif.
  8. Teman – teman seperjuangan yang terkait dan turut membantu penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini jauh dari kesempurnaan, yang dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan diwaktu yang akan datang.
Semarang,  17 Juli 2013

Lina Fathma





HALAMAN PENGESAHAN


Laporan study kasus dengan judul “MELAKSANAKAN PERASAT INJEKSI INTRACUTAN (IC) PADA An. A UMUR 2 BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI RUANG KIA PUSKESMAS KARANGDORO SEMARANG” telah mendapatkan persetujuan pembimbing





Semarang,  Juli 2013


mengetahui




Pembimbing lahan / CI                                                          Pembimbing akademi



( Ida ruyani. Amd.Keb )                                                           ( Dewi Elliana. SKM )


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. Teknik pemberian obat didapati ada berbagai macam cara, diantaranya secara oral, parental, dermal, bucal, sublingual dan sebagainya. Yang akan dibahas lebih lengkap dalam makalah kali ini adalah pemberian obat atau sediaan parental (Perry Potter, 2010).
Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Yang sediaan ini diberikan melalui beberapa rute. Sediaan parental ini merupakan sediaan unik diantara bentuk obat yang terbagi – bagi. Karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membran mukosa kebagian dalam tubuh, jenis pemberian parental yaitu intravena, intraspinal, intramuskuler, subkutis dan intradermal. Pemberian secara parental dilakukan bila diinginkan kerja obat yang lebih cepat, seperti pada keadaan gawat bila penderita tidak dapat diajak berkerjasama, tidak sadar atau bila obat tersebut tidak efektif dengan cara pemberian yang lain (Perry Potter, 2010).
Injeksi yaitu sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril. Yang pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat (Alimul Aziz, 2006).
Salah satu tugas terpenting dari seorang bidan adalah memberikan obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah klien. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila tidak tepat diberikan. Seorang bidan memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan (Perry Potter, 2006).
B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan injeksi intracutan (IC) secara benar dan tepat sesuai dengan langkah – langkah yang telah di tetapkan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa dapat mengkaji data pasien.
b.      Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa.
c.       Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah – langkah.
d.      Mahasiswa dapat mengevakuasi tindakan yang sudah dilakukan.

C.     Manfaat Penulisan
1.      Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara melakukan tekhnik penyuntikan secara intracutan (IC) dengan benar dan mahasiswa dapat menambah pengetahuan yang diajarkan di institusi dan di lahan praktik dan mengetahui adanya kesenjangan yang terjadi antra lahan dan teori.
2.      Tenaga Kesehatan
Sebagai acuan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya imunisasi BCG.
3.      Institusi Pendidikan
Dapat menambah gambaran bagaimana tindakan suntik intracutan (IC) di lapangan dan dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran dikampus serta menambah kepustakaan.


BAB II
TINJAUAN TEORI
  1. Konsep teori perasat
1.      Imunisasi
a.       Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2006).
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Widjaja, 2011).
Imunisasi yaitu merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).
b.      Tujuan Imunisasi
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (kepmenkes, 2005).
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosis.


c.       Syarat Pemberian Imunisasi
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh dan kemudian menimbulkan antibodi Imunisasi tidak boleh diberikan hanya pada kondisi tertentu misalnya anak mengalami kelainan atau penurunan daya tahan tubuh misalkan gizi buruk atau penyakit HIV/AIDS (Suyitno haryono, 2005).
2.      Imunisasi BCG
a.       Pengertian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (basillus calmette guerin) merupakan imunisasi yang digunakkan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan.
TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain : berat badan anak sudah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.
b.      Usia Pemberian
Dibawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Montoux (tuberculin) dahulu untuk mengetahui apakah pada bayi telah terdapat kuman Mycrobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir bayi harus di imunisasi BCG.
c.       Jumlah Pemberian dan Dosis
Cukup 1 kali saja, tidak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibody yang dihasilkannya tinggi terus. Dengan dosis 0,05 cc secara intracutan di daerah lengan kanan atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan.

Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26). Kerjasama antara ibu dengan petugas imunisasi sangat diharapkan, agar pemberian vaksin berjalan dengan tepat (nufareni, 2013).
d.      Kontra Indikasi
Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada kondisi:
1)      Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
2)      Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC
e.       Efek Samping
Imunisasi BCG tidak menimbulkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tersebut tidak perlu pengobatan , akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya
f.       Reaksi yang Mungkin Terjadi
1)      Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.
2)      Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
g.      Komplikasi yang Mungkin Timbul
1)      Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.
Limfa denitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.
3.      Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril. Yang pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat (Ferdinan, 2010).

a.       Injeksi Intracutan (IC)
Injeksi Intacutan adalah Injeksi yang dimasukkan secara langsung ke dalam epidermis di bawah stratum corneum, dengan menggunakan spuid. Rute ini digunakan untuk memberi volume kecil (0,1-0,5 ml) bahan-bahan diagnostik atau vaksin (Ferdinan, 2010).

b.      Tujuan dan Area Injeksi Metode Intracutan (IC)
1)      Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk diabsorbsi.
2)      Metode untuk test diagnostik terhadap alergi atau adanya penyakit – penyakit tertentu.
3)      Mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan.
4)      Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
5)      Mendapatkan reaksi setempat.
6)      Mendapatkan atau menambahkan kekebalan misalnya pada imunisasi BCG.


c.       Tempat Injeksi Intracutan
1)      Lengan bawah bagian dalam
2)      Dada bagian atas
3)      Punggung di bawah skapula
( Ns. Eni Kusyati 2012 )

d.      Indikasi
1)      Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes)
2)      Pasien yang akan melakukan vaksinasi.
3)      Menegakkan bsorbs penyakit.
4)      Sebelum memasukkan obat.
e.       Kontra Indikasi
1)      Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.
2)      Pasien dengan kulit terluka.
3)      Pasien yang sudah dilakukan skin tes.
f.       Keuntungan
1)      Suplai darah sedikit, sehingga bsorbs lambat.
2)       Bisa mengetahui adanya alergi terhadap obat tertentu.
3)      Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam pemberian obat.
g.      Kerugian
1)      Apabila obat sudah disuntikkan, maka obat tersebut tidak dapat ditarik lagi. Ini berarti, pemusnahan untuk obat yang mempunyai efek tidak baik atau toksik maupun kelebihan dosis karena ketidakhati-hatian akan sukar dilakukan.
2)      Tuntutan sterilitas sangat ketat.
3)      Memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi.
4)      Adanya resiko toksisitas jaringan dan akan terasa sakit saat penyuntikan.

h.      Persiapan Alat dan Bahan
1)      Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2)      Bolpoin / spidol
3)      Bak spuid atau sevty box
4)      Kapas alkohol atau kapas air hangat
5)      Sarung tangan atau handscoon
6)      Spuit tuberculin atau 0,05 cc disposible dengan jarum ukuran 25 – 27 panjang 10mm
7)      Bengkok
8)      Vaksin BCG dengan gergaji ampul
9)      Pelarut vaksin BCG
10)  Perlak dan alas nierbeken
11)  Jarum sesuai kebutuhan
( Ns. Eni Kusyati 2012 )

i.        Prosedur Pelaksanaan Injeksi Intracutan

1)      Beri salam pada klien
2)      Perkenalkan diri pada klien
3)      Minta persetujuan tindakan
4)      Cuci tangan dengan 7 langkah
5)      Siapkan obat sesuai dengan prinsip “Enam benar” yaitu
a)      Benar obat
b)      Benar dosis
c)      Benar klien
d)     Benar rute pemberian
e)      Benar waktu
f)       Benar dokumentasikan
6)      Identifikasi klien
7)      Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
8)      Atur klien pada posisi yang nyaman
9)      Pakai sarung tangan atau handscoon
10)  Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
11)  Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol atau kapas air hangat dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
12)  Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
13)  Buka tutup jarum
14)  Tempatkan ibu jari dengan tangan non dominan sekitar 2,5cm dibawah area penusukan, kemudian tarik kulit
15)  Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15derajat
16)  Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya jendalan (jendalan harus terbentuk)
17)  Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan
18)  Usap pelan-pelan area penyuntikan (jangan melakukan masage pada area penusukan).
19)  Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar jendalan dengan menggunakan pupen. Intruksikan klien untuk tidak menggosok area tersebut
20)  Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. Jika tes alergi, observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit bernafas, berkeringat dingin, pingsan, mual, muntah).
21)  Kembalikan posisi klien
22)  Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
23)  Buka sarung tangan atau handscoon
24)  Cuci tangan
25)  Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
26)  Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya secara periodik.
(Ns. Eni Kusyati 2012)



DAFTAR PUSTAKA
Kusyati, Eni. 2004. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC
H., A.Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta: Salemba Medika.
Potter, A. dan Perry, Anne G..2010.Fundamental Keperawatan Buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Departemen kesehatan replubik Indonesia, 2006. Profil kesehatan imunisasi
http://fhiyanemyuunik.blogspot.com/2013/04/idk-vi-kdm-injeksi-intra-cutan_9.html (diakses pada tanggal 15 Juli 2013, pukul 15.00 WIB)
http://www.scribd.com/doc/77557461/Pemberian-Obat-Melalui-Intra-Cutan     (diakses pada tanggal 15 Juli 2013, pukul 15.00 WIB)
http://ivank-revank.blogspot.com/2012/04/idk-ii-pak-akmal-injeksi-intra-cutan.html (diakses pada tanggal 15 Juli 20113, pukul 15.00 WIB)
Ferdinan.2010.Memberikan Obat Melalui Suntikan Intracutan atau Intradermal.
Widjaja, 2001,  Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita, Jakarta : Kawan
Pustaka
Depkes dan Kesejahteraan Sosial, 2000 Modul Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta
Suyitno haryono. 2005. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Satgas imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia


BAB III
LANDASAN KASUS
MELAKSANAKAN PERASAT INJEKSI INTRACUTAN (IC) PADA An. A UMUR 2 BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI RUANG KIA PUSKESMAS KARANGDORO SEMARANG

  1. PENGKAJIAN
No Register                 : 0922725
Tanggal masuk            : 10 Juli 2013
Jam                              : 08. 30 WIB
Tempat                        : Ruang KIA
1.      Data Subyektif
a.       Identitas
1)      Nama balita           : An. A
2)      Umur                     : 2 tahun
3)      Jenis kelamin         : Laki – laki
4)      Tanggal lahir         : 31 Mei 2013
5)      Alamat                  : TB. Rejo 5/6 Semarang

b.      Nama Penangung Jawab
1)      Nama ayah            : Tn . A
2)      Umur                     : 28 tahun
3)      Agama                   : Islam
4)      Pendidikan                        : SMA
5)      Pekerjaan               : Swasta
6)      Suku                      : Jawa
7)      Bangsa                  : Indonesia
8)      Alamat                  : TB. Rejo 5/6 Semarang

c.       Alasan Datang atau Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasi bayinya dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat
d.      Riwayat Kelahiran
a)      Tanggal lahir         : 31 Mei 2013
b)      Jenis persalinan     : Spontan
c)      Penolong               : Bidan di Puskesmas Karangdoro Semarang
d)     Berat badan           : 4100 gr
e)      Lingkar kepala      : 34 cm
f)       Lingkar dada         : 37 cm
g)      Lila                        : 10 cm
e.       Kebutuhan Klien : ASI Eksklusif
f.       Riwayat Kesehatan Anak
a)      Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya tidak sedang menderita penakit menular, menurun dan menahun.
b)      Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit yang menular, menurun dan menahun.
c)      Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun seperti jantung,  hipertensi, diabetes mellitus, TBC, dll
g.      Rencana Asuhan yang akan diberikan
Imunisasi BCG
h.      Riwayat Imunisasi
a)      Imunisasi HB0            : 10 Juli 2013
b)      Imunisasi BCG           : 01 Juni 2013

2.      Data Obyektif
a.       Pemeriksaan Fisik Umum
1)      Keadaan umum     : baik
2)      Kesadaran                         : composmentis
3)      Tanda Tanda Vital            :
a)      Nadi    : 140 kali / menit
b)      Suhu    : 36 ° C
4)      Berat Badan          : 4100 gr
5)      Panjang Badan      : 53 cm
b.      Pemeriksaan Fisik Khusus
1)      Kepala       : rambut hitam tipis, kulit kepala bersih.
2)      Muka         : bersih, kulit tidak kisut.
3)      Mata          : simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat.
4)      Telinga      : simetris, tidak ada benjolan abnormal, daun telinga normal.
5)      Hidung      : bersih, tidak ada benjolan abnormal.
6)      Mulut        : bersih, bibir tidak sumbing dan langit-langit normal, reflek hisab baik, tidak ada kelainan.
7)      Leher         : tidak ada pembesaran vena jugularis.
8)      Dada         : simetris, mtidak ada tarikan dinding dada.
9)      Abdomen : tidak kembung dan adanya benjolan.
10)  Tali pusat   : sudah lepas, bersih
11)  Punggung : tidak ada kelainan
12)  Extremitas : reflek baik, jari lengkap
13)  Genetalia   : tidak ada kelainan
14)  Anus          : berlubang, tidak ada kelaianan

c.       Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
  1. INTERPRESTASI DATA
1.      Diagnosa    : An. A umur 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi BCG
2.      Masalah     : tidak ada
3.      Kebutuhan : tidak ada
  1. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
  1. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
  1. RENCANA TINDAKAN
1.      Lakukan pemeriksaan terhadap bayi
2.      Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
3.      Beritahu KIE pada ibu tentang imunisasi BCG
4.      Siapkan vaksin BCG
5.      Posisikan bayi
6.      Anjurkan ibu untuk memegang dengan kuat pada lengan atas bayi
7.      Lakukan imunisasi dengan Suntikkan vaksin BCG secara IC di lengan kanan atas bayi dengan teknik anti septik.
8.      Beritahu ibu efek samping dari imunisasi BCG
9.      Beritahu ibu untuk lakukan kunjungan ulang dan melakukan imunisasi berikutnya untuk kembali 1 bulan kemudian unyuk imunisasi DPT, HB2 dan folio
10.  Dokumentasikan hasil tindakan

  1. PELAKSANAAN DI LAHAN
1.      Menanyakan maksut dan tujuan pasien.
2.      Melakukan pemeriksaan terhadap bayi, dimulai dengan menimbang BB, mengukur panjang badan, suhu, nadi, dan pernapasan bayi.
3.      Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
4.      Memberi KIE kepada ibu tentang imunisasi BCG yaitu untuk memberi kekebalan tubuh bayi terhadap penyakit Tuberculosis (TBC).
5.      Memposisikan bayi dengan membebaskan area yang akan disuntikkan vaksin BCG.
6.      Mempersiapkan imunisasi BCG dan melakukan imunisasi dengan memberikan vaksin BCG 0,5 ml yang diinjeksikan secara intracutan (IC) di 1/3 lengan atas, yaitu injeksi yang dimasukkan secara langsung ke dalam epidermis di bawah stratum corneum, dengan menggunakan spuid. Rute ini digunakan untuk memberi volume kecil (0,1-0,5 ml) bahan-bahan diagnostik atau vaksin.
7.      Memberitahu ibu efek samping dari imunisasi BCG, yaitu terdapat benjolan setelah imunisasi dan akan hilang 1-2 hari dan rasa sakit diarea suntikan yang sedikit kemerahan dan bengkak dengan tidak diberi obat dan tidak di masase.
8.      Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan melakukan imunisasi berikutnya, satu bulan lagi sesuai jadwal imunisasi dasar lengkap.
9.      Mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan dalam buku KIA

  1. EVALUASI
1.      Telah dilakukan pada tanggal 10 Juli 2013,Pukul 08. 30 WIB yaitu pemeriksaan awal pada An. A umur 2 bulan yang ingin melaksanakan imunisasi BCG di ruang KIA Puskesmas Karangdoro Semarang meliputi BB, TB, Suhu, dan Nadi.
2.      Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayinya.
3.      Ibu sudah mendapat KIE mengenai imunisasi BCG.
4.      Imunisasi BCG telah diberikan.
5.      Ibu sudah mengetahui efek samping dari imunisasi BCG.
6.      Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan lagi dan melakukan imunisasi selanjutnya sesuai jadwal imunisasi.


  
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan imunisasi BCG dengan injeksi intracutan yang dilakukan pada An. A umur 2 bulan di ruang KIA Puskesmas Karangdoro Semarang pada tanggal 10 Juli 2012, terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilahan. Kesenjangan tersebut terdapat pada persiapan alat dan prosedur pelaksanaanya yaitu :
  1. Pada pelaksanaan cara kerja, petugas tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum dan sesudah tindakan, sedangkan pada teori dianjurkan mencuci tangan.
  2. Petugas tidak menggunakan handscoon dalam pelaksanaan tindakan, sedangkan pada teori dianjurkan memakai handscoon.


BAB V
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC, ketahanan terhadap penyakit TB (tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, yaitu vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
BCG cukup diberikan 1 kali saja pada umur 0 -  2 bulan, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan. Diberikan 1/3 lengan kanan atas sebanyak 0,05 cc secara intracutan (IC) yaitu suatu tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan ke dalam jaringan kulit atau intra dermis, yang dilakukan pada An. A umur 2 bulan dengan imunisasi BCG di ruang KIA di Puskesmas Karangdoro Semarang.

  1. Saran
1.      Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mampu mengembangkan diri dalam praktek pelayanan kesehatan.
2.      Institusi Pendidikan
Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa dan menambah literatur.
3.      Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat memantapkan pengetahuan dan skill dalam praktek pelayanan kesehatan.

 
Copyright (c) 2010 Midwife Putry salju. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.