Sabtu, 10 Januari 2015

hari ini, jam ini, menit ini, detik ini hatiku rasanya sakit, sakit sekali...
sama seperti waktu dulu meski lebih sakit dahulu, namun rasa sakit ini hampir sama seperti dahulu... yah.. dahulu, ketika semua kata - kata itu terngiang ditelingaku.
jika kamu hai semua laki - laki di dunia, jika kamu tidak ingin wanitamu berkata kasar maka janganlah kamu berkata kasar padanya, didepannya, untuknya....
jika kamu hai semua laki - laki di dunia, jika kamu ingin wanitamu selalu menyayangimu dengan lembut maka sayangilah wanitamu dengan lembutnya hatimu....
jika kamu hai laki - laki di dunia, jika kamu merasa sebagai leki - laki yang mempunyai peran sebagi kepala rumah tangga dan suami yang baik maka tuntunlah istri dan anakmu sebaik - baiknya.
berikan contoh yang baik.
manusiawi.....
rasa sakit, kecewa, lara, terluka, derita akan selalu membekas dan butuh waktu lama untuk melupakan tapi walaupun sudah terlupakan bukan berarti akan hilang, karna semua rasa itu tetap ada..
manusiawi...
rasa bahagia, senang, gembira akan selalu membekas pula dan takkan terlupakan bahkan tidak ingin melupakan, tapi tidak memungkiri semua rasa tersebut tidak lebih tajam dari rasa sakit, kecewa, lara dan terluka......


LAPORAN STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA
PADA NY. P P1A0 UMUR 21 TAHUN CALON AKSEPTOR KB PIL PROGESTIN
DI BPM NY. HJ. THOIFFAH SUGENG Am. Keb . SKM Jl. SERUNI IV NO 1 TLOGOSARI SEMARANG


PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI III
Diajukan sebagai salah satu syarat mengikuti
Tugas Akhir


Oleh
Lina Fathma
121150

AKADEMI KEBIDANAN ABDI HUSADA
SEMARANG
2014



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini yang berjudul:  ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB PADA Ny. P P1A0 UMUR 21 TAHUN CALON AKSEPTOR KB PIL PROGESTIN DI BPM Hj. Thoiffah Sugeng Am. Keb, SKM Jl SERUNI IV NO 1 TLOGOSARI SEMARANG
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan studi kasus ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada :
1.      Dra. Tatik Indrawati, S, SiT, M.Kes selaku Direktur Akademi Abdi Husada Semarang
2.  Dewi Elliana SKM, M.Kes selaku Pembimbing Institusi yang telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan laporan studi kasus ini dapat selesai.
3.    Hj. Thoiffah Sugeng, Am.Keb, SKM selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan laporan studi kasus ini dapat selesai
4.  Seluruh dosen dan staf Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang yang telah memberi motivasi dan dukungan dalam penyusunan laporan studi kasus ini.
5.  Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan, dana serta do'a yang tiada hentinya.
6.    Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan studi kasus ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan studi kasus ini, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaannya.
Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang,      November 2014

Penulis
    

BAB I
TINJAUAN TEORI

A.           Keluarga Berencana
1.    Pengertian
     Pengertian keluarga berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP) dengan kematangan reproduksi pada perempuana usia 20 tahun keatas dan laki – laki umr 25 tahun keatas, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.
2.    Tujuan Program KB
     Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan keluarga berkualitas dapat tercapai.”
     Sedangkan tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat/ angka kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas.

3.    Sasaran Program KB
a.    Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
b.    Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c.    Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
d.   Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
e.    Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
f.     Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g.    Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h.    Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
i.      Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB Nasional
4.    Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB meliputi :
a.    Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
b.    Konseling
c.    Pelayanan Kontrasepsi
d.   Pelayanan Infertilitas
e.    Sex education
f.     Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
g.    Konsultasi genetik
h.    Tes keganasan
i.      Adopsi

B.            Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
1.    Tujuan KIE
a.    Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
b.    Membina kelestarian peserta KB
c.    Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio cultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
2.    Jenis Kegiatan KIE
a.    KIE Massa
b.    KIE Kelompok
c.    KIE Perorangan
3.    Prinsip Langkah KIE
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah :
a.       Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah
b.      Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu (status pendidikan, social ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya.
c.       Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
d.      Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari – hari.
e.       Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu.

C.           Konseling Pada Keluarga Berencana
1.    Pengertian
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Konseling Kontrasepsi : komunikasi tatap muka dimana satu pihak membantu pihak lain untuk mengambil keputusan dan melaksanakan keputusan tersebut.
Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling.
2.    Tujuan
Tujuan dalam pemberian konseling keluarga berencana antara lain :
a.    Meningkatkan penerimaan
b.    Menjamin pilihan yang cocok
c.    Menjamin penggunaan cara yang efektif
d.   Menjamin kelangsungan yang lama
3.    Jenis Konseling
a.    Konseling KB Awal atau Pendahuluan
Dilakukan pada mereka yang sama sekali belum tahu KB.
b.    Konseling KB Pemilihan Cara
Dilakukan pada mereka yang sudah mengerti namun butuh pertolongan atau bantuan memilih cara atau metode kontrasepsi keluarga berencana.
c.    Konseling KB Pemantapan
Dilakukan untuk mereka yang sudah memahami dan akan menggunakan alat kontrasepsi.
d.   Konseling KB Pengayoman
Dilakukan pada mereka yang sudah memakai alat kontrasepsi.
e.    Konseling KB Perawatan /Pengobatan
Dilakukan pada mereka yang mengalami keluhan, kegoncangan emosi akibat memakai alat kontrasepsi.
4.    Langkah – langkah dalam Konseling
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yaitu SATU TUJU. Namun dengan penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas kesehatan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien, langkah – langkah tersebut antara lain :
a.    SA    : Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin privasinya, Bangun percaya diri pasien. Dan tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
b.    T       : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien pengalaman tentang KB, kesehatan reproduksi dan Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan.
c.    U      : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain.
d.   TU    : Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya dan Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya.
e.    J        : Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jelaskan bagaimana penggunaannya dan jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi.
f.     U      : Kunjungan Ulang. Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan dan apabila terjadi suatu masalah.

D.           Oral Kontrasepsi Pil Progestin
1.    Pengertian
Pil progestin (mini pil) adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon steroid (progesteron sintetis saja) yang digunakan per oral.
 ( Hidayati, 2009)
2.    Cara kerja pil progestin (mini pil)
a.    Menekan ovulasi.
b.    Mencegah implantasi.
c.    Mengentalkan serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
d.   Mengubah motilitas ruba sehingga transportasi sperma terganggu.
3.    Jenis pil progestin (mini pil)
a.    Kemasan dengan isi 35 pil: 300 gµ levonorgestrel atau 350 µg noretindron.
b.    Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel.
4.    Contoh pil progestin (mini pil)
a.    Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
b.    Femulen mengandung 0,5 mg diassetat.
c.    Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
5.    Keuntungan pil progestin (mini pil)
a.    Keuntungan kontrasepsi.
1)   Sangat efektif bila digunakan secara benar.
2)   Sangat efektif pada masa laktasi.
3)   Tidak mengganggu hubungan seksual.
4)   Tidak mempengaruhi ASI.
5)   Kesuburan cepat kembali.
6)   Sedikit efek samping.
7)   Dosis rendah.
8)   Nyaman dan mudah digunakan.
9)   Dapat dihentikan setiap saat.
10)    Tidak mengandung estrogen.
b.    Keuntungan non-kontrasepsi.
1)   Mengurangi nyeri haid.
2)   Mengurangi jumlah darah haid.
3)   Menurunkan tingkat anemia.
4)   Mencegah kanker endometrium.
5)   Melindungi dari penyakit radang panggul.
6)   Tidak meningkatkan pembekuan darah.
7)   Dapat diberikan pada penderita endometriosis.
8)   Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
9)   Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah).
6.    Kerugian pil progestin (mini pil)
a.    Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (spotting, amenorea).
b.    Peningkatan atau penurunan berat badan.
c.    Meningkatkan nafsu makan.
d.   Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
e.    Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
f.     Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
g.    Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi.
h.    Efektifitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
i.      Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual atau HIV/AIDS.
7.    Indikasi pil progestin (mini pil)
a.    Usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak ataupun yang belum mempunyai anak.
b.    Memiliki masalah dengan pembekuan darah seperti trombositosis yaitu peningkatan jumlah trombosit.
c.    Pascapersalinan dan menyusui.
d.   Pascakeguguran.
8.    kontraindikasi pil progestin (mini pil)
a.    Hamil/ diduga hamil.
b.    Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c.    Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d.   Menggunakan obat tuberkulosis atau epilepsi.
e.    Kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
f.     Sering lupa menggunakan pil.
g.    Mioma uterus.
h.    Riwayat stroke.
9.    Efek samping pil Progestin
a.    Amenore.
b.    Mual, pusing atau muntah.
c.    Berjerawat (acne).
d.   Spotting.
e.    Penambahan berat badan.
10.    Cara pemakaian pil Progestin (mini pil)
a.    Minum pil pertama pada hari 1-5 siklus menstruasi.
b.    Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
c.    Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak menstruasi, mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan karena sudah menggunakan metode kontrasepsi MAL (metode amenore laktasi) yang merupakan alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI).
d.   Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan. Bila terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu ingat.
e.    Walaupun belum menstruasi, mulailah paket baru sehari setelah paket terahir habis.
E.                Konsep Teori Menurut Hellen Varney
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu :
1.    Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari  semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
a.       Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :
1)      Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )
2)      Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru serta catatan sebelumnya ).
Tahap ini  merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

2.      Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a.       Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
b.      Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
c.       Memiliki cirri khas kebidanan.
d.      Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
e.       Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

3.      Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

4.      Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius, bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi  baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan kebidanan.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

5.      Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada  masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.

6.      Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

7.      Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja

F.                 Penerapan Menejemen Kebidanan Varney
1.   Pengkajian
`Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
a.    Data Subjektif
1)   Biodata
a)    Nama : Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam melaksanakan tindakan.
b)   Umur : Dikaji untuk mengetahui dan memberikan perencanaan keluarga pada pasien dengan tepat sesuan 3 fase perencanaan KB
c)    Agama : Untuk mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
d)   Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
e)    Pendidikan  : Pendidikan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat kemampuan klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f)    Alamat : Untuk mengetahui pasien tinggal dimana
2)   Keluhan Pasien
Dikaji keluhan pasien yang berhubungan dengan penggunaan KB.
3)   Riwayat Kesehatan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah menderita atau sedang menderita penyakit-penyakit meliputi hipertensi, jantung, TBC, paru-paru, asma, diabetes mellitus, riwayat penyakit/ trauma tulang punggung.
4)   Riwayat Kesehatan Keluarga
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai riwayat penyakit keturunan meliputi penyakit hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, dan riwayat keturunan kembar.
5)   Riwayat Obstetri
a)    Riwayat haid
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid, dismenorhea atau tidak, flour albus atau tidak
b)   Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien menikah, sudah berapa kali pasien menikah, berapa umur pasien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui apakah pasien masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan..
c)    Riwayat persalinan yang lalu
Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan operasi atau tidak.
d)   Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan KB pil dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB tersebut.
e)    Pola kehidupan sehari-hari
(1)  Pola nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, dan makanan pantangan atau terdapatnya alergi.
(2)  Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola sehari-hari
(3)  Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur.
(4)  Pola seksual
Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan seksual.
(5)  Pola aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya.
(6)  Pola personal hygiene masalah dan lingkungan
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan.
f)    Data pengetahuan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan dilakukan ibu, mengenai jenis – jenis alat kontrasepsi, manfaat dan efek samping.
g)   Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan dengan hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana pandangan suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau tidak.
b.   Data Objektif
1)   Pemeriksaan Umum
Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, dan RR)  yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya, Sehingga bidan dapat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan medis pada pasien.
2)   Status Present
a)    Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau tidak.
b)   Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.
c)    Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
d)   Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak. Dan ada caries dentis atau tidak.
e)    Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti OMA atau OMP.
f)    Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
g)   Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
h)   Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat respirasi atau tidak.
i)     Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau tidak.
j)     Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada daerah abdomen atau tidak.
k)   Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
l)     Genitalia
Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba adanya infeksi kelenjar batholini dan kelenjar skene atau tidak.
m) Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau tidak.
n)   Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
o)   Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan atau tidak.
2.    Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah
Interpretasi dibentuk  dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan, masalah dan keadaan pasien.
a.    Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan dengan para, abortus , umur ibu, dan kebutuhan
Dasar dari diagnosa tersebut :
1)   Pernyataan pasien mengenai identitas pasien
2)   Pertanyaan mengenai jumlah persalinan
3)   Pernyataan pasien mengenai pernah atau tidak mengalami abortus.
4)   Pernyataan pasien mengenai kebutuhannya
5)   Pertanyaan pasien mengenai keluhannya
6)   Hasil pemeriksaan :
a)    Pemeriksaan keadaan umum pasien
b)   Pemeriksaan status emosional pasien
c)    Pemeriksaan kesadaran pasien
d)   Pemeriksaat tanda – tanda vital pasien
b.    Masalah
Tidak ada
3.    Diagnosa Potensial
Tidak ada
4.    Antisipasi Masalah
Tidak ada
5.    Perencanaan /Intervensi
Lakukan komunikasi terapiutik pada pasien dan merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil keputusan sesuai langkah selanjutnya. Perencanaan berkaitan dengan diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan.
a.    Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1)   Pemberian informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
2)   Pemberian informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
3)   Pemberian informasi tentang keuntungan dan kerugian.
4)   Pemberian informasi tentang cara penggunaan
b.    Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai proses atau cara kerja pil progestin.
6.    Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan follow up.
a.    Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan pasien
b.    Memberikan informasi tentang indikasi dan kontraindikasi
c.    Memberikan informasi tentang keuntungan dan kerugian
d.   Memberikan informasi tentang cara penggunaan
7.    Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai dengan perencanaan dan harapan dari asuhan kebidanan yang diberikan.
a.    Pasien mengetahui tentang kondisinya
b.    Pasien mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin
c.    Pasien mengetahui tentang keuntungan dan kerugian KB Pil progestin
d.   Pasien mengetahui tentang cara penggunaan KB pil progestin.

BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB
Ny P P1A0 UMUR 21 TAHUN CALON AKSEPTOR KB PIL PROGESTIN
DI BPM Hj. THOIFFAH SUGENG, Am.Keb, SKM JL. SERUNI IV NO 1 TLOGOSARI  SEMARANG

Tempat Praktek: BPM Hj. Thoiffah Am.Keb  Nama Mahasiswa : Lina fatma
Tanggal Masuk     : 05 November 2014                 Tingkat/ Semester : III/ V

I.              PENGKAJIAN
A.     Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomer RM              :                
Nama Ibu                : Ny P                  Nama Suami        : Tn. H
Umur                       : 21 tahun             Umur                   : 25 tahun
Pendidikan              : SMA                  Pendidikan          : SMA
Pekerjaan                : Swasta               Pekerjaan             : Swasta
Suku/ Bangsa          : Jawa/Indonesia  Suku/bangsa        : Jawa/Indonesia
Agama                    : Islam                  Agama                 : Islam      
Alamat                    : JL. Kamiluto raya 16 Tlogosari Semarang

Anamnesa pada tanggal 05 November 2014 pukul  20.00 WIB
1.    Alasan datang    : Ibu ingin menggunakan KB pil setelah 1 bulan melahirkan
2.    Keluhan Utama  : Tidak ada keluhan.
3.    Riwayat kesehatan :
a.        Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung, ginjal)
b.       Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti (hipertensi, DM, Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)
c.        Riwayat kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM, hipertensi), menahun (jantung, ginjal)

Riwayat Obstetri
1.        Riwayat menstruasi :
a.        Menarche : 13 tahun          Siklus  :  ± 28 hari
b.       Lama        : ± 7 hari            Jumlah :  2-3 x ganti pembalut /hari
c.        Warna      : Merah  darah    Keluhan  :  tidak ada
2.        Riwayat Perkawinan :
a.        Umur waktu nikah             : 20 tahun
b.       Lama                                  : 1 tahun
c.        Perkawinan ke                   : 1
d.       Jumlah anak                       : 1

3.        Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
Hamil Ke
Penyulit/ komplikasi
Tgl Lahir Anak
Jenis Kelamin Anak
Jenis Persalinan
Penolong
BB lahir
Keadaan Anak
Nifas
1
Tidak ada
Oktober 20014
Spontan
Bidan
2800 gr
Sehat
Normal











4.        Riwayat KB :
Jenis
Lama penggunaan
Keluhan
Alasan berhenti
Dahulu : belum pernah KB
Rencana: KB pil progestin
-
-
-

5.        Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan
Frekuensi
Keluhan
Nutrisi :
§  Makan


§  Minum

Makan 3x/ hari dengan nasi porsi sedang, lauk pauk dan sedikit sayur.

Minum 6- 7 gelas per hari

Tidak ada keluhan


Tidak ada keluhan
Eliminasi :
§  BAK
§  BAB

Ibu BAK 46 x /hari
Ibu BAB 1x /hari

Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
Istirahat
8 – 9 jam /hari
Tidak ada keluhan
Aktifitas
Melakukan aktifitas rumah tangga
Tidak ada keluhan
Personal Hygiene
Mandi 2x/hari , gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, ganti celana dalam 3x/hari
Tidak ada keluhan
Rekreasi
1 bulan sekali
Tidak ada keluhan
Pola seksual
± 1x /minggu
Tidak ada keluhan

6.        Data Psikologis :
Klien mengatakan senang karena telah memiliki anak dan sekarang dia ingin berKB untuk menunda kehamilannya
7.        Data Sosial – Budaya :
a.        Hewan peliharaan  : ibu  menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b.       Lingkungan  :  ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh.
c.        Hubungan dengan suami dan/ keluarga :  ibu menyatankan hubungannya dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi
d.       Adat istiadat : ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang ada dalam keluargannya
8.         Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan kepercayaannya
9.        Pengetahuan Ibu :
a.        Tentang jenis alat kontrasepsi : ibu mengetahui jenis kontrasepsi antara lain pil, suntik, IUD dan steril.
b.       Tentang efek samping : ibu menyatakan jika memakai KB pil dan suntik dapat menyebabkan kegemukan, kalau memakai IUD akan mengalami ketidaknyamanan saat berhubungan suami istri dan kalau melakukan steril dia tidak kan hamil lagi
c.        Tentang manfaat kontasepsi : ibu menyatakan jika memakai alat kontrasepsi dapat menunda kehamilan

B.      Data Obyektif
1.       Pemeriksaan umum
a.        Keadaan Umum     : Baik
b.       Kesadaran              :  Composmenthis
c.        Status emosional    :  Stabil
d.       Tanda vital          
1)       Tensi                : 110/80 mmHg              
2)       Nadi                : 84x/ menit
3)       RR                   : 22x/ menit
4)       Suhu                : 36,7ºC
5)       BB                   : 59 kg    
e.        Status present
1)      Kepala  : Mesochepal
a)       Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
b)       Muka    :   tidak ada oedema, tidak pucat
c)       Mata     :   conjungtiva   tidak anemis, sklera tidak ikterik
d)      Hidung     :  bersih, tidak ada polip
e)       Telinga  :  tidak ada serumen, simetris
f)        Mulut    :  tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang
2)      Leher        :  tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
3)      Dada         : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
4)      Mammae  :  simetris, tidak ada benjolan abnormal
6)       Perut         :  tidak ada pembesaran hati dan limfa
7)       Pinggang  : tidak ada nyeri tekan
8)       Genetalia  :  bersih, tidak ada varises
9)       Anus         : tidak ada hemoroid
10)   Ekstremitas
a)      Atas      :   tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari lengkap
b)      Bawah :  tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik
2.       Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
a.          Protein urine    : Tidak dilakukan
b.         HB                  : Tidak dilakukan

II.               INTERPRETASI DATA DASAR
Ny P P1A0 Umur 21 tahun calon akseptor KB pil progestin
Dasar :
DS :
a.       Ibu menyatakan bernama Ny. P dan berumur 21 tahun
b.      Ibu menyatakan sekarang ia masih menyusui anaknya.
c.       Ibu menyatakan ingin menggunakan KB Pil Progestin untuk menunda kehamilannya dan tidak menghambat produksi ASInya.
d.      Ibu mengatakan tidak menderita penyakit yang mengharuskan dia untuk minum obat yang dapat mengganggu penyerapan pil progestin.    
             DO :
a.       KU                  :  Baik
b.      Kesadaran       : composmentis
c.       TTV                :
1)      Tensi      : 110/80 mmHg
2)      Nadi       : 84x/ menit
3)      BB sekarang : 59 kg
4)      RR         : 22x/ menit
5)      TB                    : 156 cm
6)      Suhu       : 36,7ºC

III.               IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL
-
IV.               IDENTIFIKASI  KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
-
V.               PERENCANAAN
1.    Beritahu ibu tentang hasi pemeriksaan.
2.    Beritahu kepada ibu bahwa KB Pil Progestin tidak mengganggu produksi ASI.
3.    Beritahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi dari KB pil Progestin
4.    Beritahu kepada ibu tentang keuntungan dan kerugian dari KB Pil Progestin.
5.    Beritahu kepada ibu tentang cara meminumnya
6.    Lakukan informed consent dengan ibu jika ibu setuju menggunakan KB Pil Progestin
7.    Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi ( pil sudah habis) atau jika ada keluhan.
VI.               IMPLEMENTASI
1.    Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan tidak ada kontraindikasi pada ibu untuk menggunanakan KB Pil Progestin.
2.    Memberitahu kepada ibu bahwa pil KB progestin tidak menghambat produksi ASI karena pil KB ini tidak memberikan efek samping estrogen (hormon wanita)  yaitu hormon yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
3.    Memberitahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin, yaitu :
a.    Indikasi pil progestin (mini pil)
1)   Usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak ataupun yang belum mempunyai anak
2)   Memiliki masalah dengan pembekuan darah seperti trombositosis yaitu peningkatan jumlah trombosit.
3)   Pascapersalinan dan menyusui
4)   Pascakeguguran
b.    kontraindikasi pil progestin (mini pil)
1)   Hamil/ diduga hamil.
2)   Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3)   Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4)   Menggunakan obat tuberkulosis atau epilepsi
5)   Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6)   Sering lupa menggunakan pil
7)   Mioma uterus
8)   Riwayat stroke
4.         Memberitahu ibu tentang keuntungan dan kekurangan dari KB Pil Progestin:
a.    Keuntungan
1)   Sangat efektif bila digunakan secara benar.
2)   Tidak akan mengganggu hubungan suami istri.
3)   Tidak mempengaruhi produksi ASI.
4)   Kesuburan cepat kembali.
5)   Nyaman dan mudah digunakan.
6)   Sedikit efek samping.
7)   Dapat dihentikan setiap saat.
b.    Kekurangan
1)   Akan mengalami gangguan haid.
2)   Peningkatan atau penurunan berat badan.
3)   Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4)   Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi besar.
5)   Payudara menjadi tegang, mual, pusing dan kadang timbul jerawatr.
6)   Tidak efektif jiga diminum bersamaan dengan obat lain seperti obat TBC dan epilepsi.
5.         Memberitahu kepada ibu tentang cara meminum KB pil progestin, yaitu :
a.    Mulai hari 1-5 siklus haid.
b.      Diminum setiap hari pada saat yang sama.
c.       Bila ibu minum pilnya terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu ingat, dan gunakan metode pelindung selama 48 jam.
d.      Bila ibu lupa 1-2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
6.         Melakukan informed consent yaitu persetujuan tertulis yang dilakukan oleh bidan dan ibu sebagai bukti bahwa ibu telah setuju memakai kontrasepsi tersebut dan sebagai bukti jika terjadi suatu hal di kemudian hari.
7.         Memberikan 1 paket KB Pil Progestin kepada ibu.
8.         Menganjurkan kepad ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah habis) atau jika ada keluhan.

VII.               EVALUASI
1.         Ibu mengetahui kondisinya dalm keadaan baik sehingga ia diperbolehkan untuk menggunanakan KB Pil Progestin.
2.         Ibu mengerti bahwa KB Pil Progestin tidak mengganggu produksi ASI.
3.         Ibu mengerti tentang indikasi dan kontraindikasi KB Pil Progestin.
4.         Ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugian KB Pil Progestin.
5.         Ibu mengerti tentang cara meminum KB Pil Progestin.
6.         Bidan dan ibu telah melakukan informed consent tentang penggunaan KB Pil Progestin.
7.         KB Pil progestin telah ibu dapat.
8.         Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah habis) atau jika ada keluhan.

BAB III
PEMBAHASAN
Pada teori Asuhan Kebidanan pada Akseptor keluarga berencana pil progestin yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan, keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari, kehidupan sosial budaya, pengetahuan pasien tentang alat kontrasepsi menurut pasien, psikologi pasien), dan pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum, kesadaran, status emosional, TTV, dan head to toe).
Pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Akseptor KB Pil Progestin Pada Ny. P P1A0 umur 21 tahun di BPM Hj. Thoiffah Sugeng Am.Keb, SKM Tlogosari Semarang, asuhan yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari, kehidupan sosial budaya, pengetahuan pasien, psikologi pasien), dan pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum, kesadaran, status emosional, TTV, dan head to toe) dan dilakukannya komunikasi, informasi dan edukasi tentang metode yang diinginkan, indikasi, kentungan dan kerugian dan fasilitas layanan. Berdasarkan pengkajian data didapatkan Ny. P P1A0 umur 21 tahun dengan calon akseptor KB Pil Progestin.
Pelaksanaan Asuhan Asuhan Kebidanan Akseptor KB Pil Progestin Pada Ny. P P1A0 umur 21 tahun di  BPM Hj. Thoiffah Sugeng Am.Keb, SKM Tlogosari Semarang sudah sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan sudah lengkap dan akurat, sehingga data yang dianalisis menghasilkan diagnosa yang tepat. Dan dengan diagnosa yang tepat dapat merencanakan dan melakukan asuhan secara efektif.





















DAFTAR PUSTAKA


Hidayati, Ratna, Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi, Salemba Medika, Jakarta, 2009

Novita, Dyah, Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, NUMED, Jogjakarta, 2009

Prawirohardjo, S., 2010,  Ilmu Kebidanan, YBPSP. Jakarta

Varney, Helen dkk, Buku Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta, 2007
 
Copyright (c) 2010 Midwife Putry salju. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.