I.
Definisi kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau
kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsinya serta prosesprosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi
berarti orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa
mereka memiliki kemapuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan
apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan seberapa seringkah.
II. Syarat
kesehatan reproduksi
Agar dapat melaksanakan fungsi
reproduksi secara sehat, dalam pengertian fisik, mental maupun sosial,
diperlukan beberapa prasyarat :
Ø Gizi baik seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan (BB) ideal.
Karena prinsip gizi
seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda menurut kelompok umur,
status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam TGS tidak cukup.
Dalam sehari, kebutuhan air
putih untuk tubuh minimal 2 liter (8 gelas). Setelah itu, di atasnya terdapat
potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat).
Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat
golongan sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam
potongan yang berbeda luasnya untuk menekankan pentingnya peran dan porsi
setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam PGS sengaja dibuat lebih besar
dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur yang harus
dilahap setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi).
Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging,
telur, ikan, susu dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di
potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil
olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.
Ø Landasan psikis yang memadai
Baik
laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang memadai agar perkembangan
emosinya berlangsung dengan baik. Hal ini harus dimulai sejak sejak anak-anak,
bahkan sejak bayi. Sentuhan pada kulitnya melalui rabaan dan usapan yang
hangat, terutama sewaktu menyusu ibunya, akanmemberikan rasa terima kasih,
tenang, aman dan kepuasan yang tidak akan ia lupakan sampai ia besar kelak.
Perasaan semacam itu akan menjadi dasarkematangan emosinya dimasa yang akan
datang.
Ø Terbebas penyakit dan atau
kelainan pada organ reproduksi
Setiap orang hendaknya terbebas dari
kelainan atau penyakit yang baik langsung maupun tidak langsung mengenai organ
reproduksinya. Setiaplelainan atau penyakit pada organ reproduksi, akan dapat
pula menggangukemampuan seseorang dalam menjalankan tugas reproduksinya.
Termasuk disini adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual-misalnya AIDS danHepatitis B, infeksi lain pada organ reproduksi,
infeksi lain yang mempengaruhi perkembangan janin, dampak pencemaran
lingkungan, tumor atau kanker pada organ reproduksi, dan ganguan hormonal
terutama hormon seksual.
Ø Konseling
Konseling
merupakan suatu proses dimana orang yang bermasalah ( klien ) dibantu secara
pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi
dengan seseorang yang tidak terlibat ( konselor ) yang menyediakan informasi
dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan prilaku-prilaku
yang memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan
lingkungannya.
Pada umumnya Seorang perempuan hamil memerlukan jaminan bahwa ia
akan dapat melewati masa tersebut dengan aman. Kehamilan bukanlah penyakit atau
kelainan. Kehamilan adalah sebuah proses fisiologis. Meskipun demikian,
kehamilan dapat pula mencelakai atau mengganggu kesehatan perempuan yang mengalaminya.
Kehamilan dapat menimbulkan kenaikan tekanan darah tinggi,pendarahan, dan
bahkan kematian.
Meskipun ia menginginkan datangnya kehamilan tersebut, tetap saja pikirannya
penuh dengan kecemasan apakah kehamilan itu akan mengubah penampilan tubuhnya
dan dapat menimbulkan perasaan bahwa dirinya tidak menarik lagi bagi suaminya.
Ia juga merasa cemas akan menghadapi rasa sakit ketika melahirkan, dan cemas
tentang apa yang terjadi pada bayinya. Adakah bayinya akan lahir cacat, atau
lahir dengan selamat atau hidup. Perawatan kehamilan yang baik seharusnya
dilengkapi dengan konseling yang dapat menjawab berbagai kecemasan.