Untukmu Bapakku Untukmu Ibuku
Kasihmu…
sayangmu…
selalu kau berikan padaku…
Kau banting tulangmu…
kau peras keringatmu…
Namun kau selalu berusaha tersenyum didepanku…
Namun kau selalu berusaha tenang didepanku..
Meski ku tau apa yang ada dipikiranmu...
Kau tak pernah lelah memberikan yang terbaik untukku…
kau tak pernah berhenti memberi semua itu…
Kau pun tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku…
Karena ku tau… kau lakukan semua itu…
Hanya untuk membuatku bahagia…
Kau cahaya hidupku…
kau pelita dalam setiap langkahku…
Maafkan…bila aku belum bisa membalas semua kebaikan yang telah kau berikan untukku…
Tetapi Aku berjanji… aku akan selalu berusaha dan berdo’a semampuku… untuk kebahagiaanmu di masa tua mu nanti…
Agar kau selalu tersenyum… walaupun apa yang ku beri… tidak sebesar apa yang ku terima selama ini…
Senin, 29 September 2014
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Teganya hatimu
Permainkan cintaku
Sadisnya caramu
Mengkhianati aku
Sakitnya hatiku
Hancurnya jiwaku
Di depan mataku
Kau sedang bercumbu
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Sakit sakit sakitnya tuh di sini
Sakit sakit sakitnya tuh di sini
Teganya hatimu
Permainkan cintaku
Sadisnya caramu
Mengkhianati aku
Sakitnya hatiku
Hancurnya jiwaku
Di depan mataku
Kau sedang bercumbu
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Teganya hatimu
Permainkan cintaku
Sadisnya caramu
Mengkhianati aku
Sakitnya hatiku
Hancurnya jiwaku
Di depan mataku
Kau sedang bercumbu
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Sakit sakit sakitnya tuh di sini
Sakit sakit sakitnya tuh di sini
Teganya hatimu
Permainkan cintaku
Sadisnya caramu
Mengkhianati aku
Sakitnya hatiku
Hancurnya jiwaku
Di depan mataku
Kau sedang bercumbu
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Sakitnya tuh di sini Di dalam hatiku
Sakitnya tuh di sini Melihat kau selingkuh
Sakitnya tuh di sini Pas kena hatiku
Sakitnya tuh di sini Kau menduakan aku
Minggu, 28 September 2014
BAB I
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Teori Menurut Kasus Kehamilan
Kehamilan adalah
pertemuan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma). Kehamilan
lamanya 280 hari atau 40 minggu ata 10 bulan (lunar month). Kehamilan
yang berlangsung antara 23-36 minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan
yang berlangsung antara 37-42 minggu disebut kehamilan matur. Sedangkan bila kehamilan terjadi
lebih dari 34 minggu disebut post matur. Proses kehamilan merupakan mata rantai
yang berkesinambungan dan terdiri dari:
1.
Ovulasi atau pelepasan ovum
2.
Terjadi imigrasi sperma dan ovum
3.
Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
4.
Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)
5.
Terjadi pembentukan plasenta
6.
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
7.
Menurut usia kehamilan dibagi atas 3
triwulan (trimester) yaitu :
a.
Kehamilan trimester pertama : 0-12 minggu
b.
Kehamilan trimester kedua : 12-28 minggu
c.
Kehamilan trimester ketiga : 28-40 minggu
(Muchtar, Rustam, Sinopsis Obstetri).
Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda-tanda persumtif
a.
Aminorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari
pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat ditaksir umur kehamilan dan hari
perkiraan lahir (HPL)
Cara penghitungan menggunakan rumur Naegele
:
Hari + 7, bulan – 3 dan tahun + 1
b.
Mual dan mutah (nausca dan vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan hingga akhir trimester pertama karena terjadi pada pagi hari maka
disebut “Morning Sickness”, dan bila mual dan muntah terlalu sering
disebut hiperemesis.
c.
Ngidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau
minuman tertentu terutama pada bulan-bulan trimester pertama.
d.
Tidak tahan dengan bau-bauan
e.
Pingsan (sinkope)
Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala
(central) menyebabkan iskemia saluran saraf pusat dan menimbulkan
pingsan menghilang setelah 16 minggu.
f.
Tidak ada selera makan (anoreksia)
Hanya timbul pada trimester pertama
kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
g.
Lelah (fatigue)
h.
Payudara membesar, tegang dan sedikit
nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara, kelenjar motgomery terlihat lebih membesar.
i.
Miksi sering
Kandung kemih tertekan oleh tahim yang
membesar, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan dan pada
trimester ketiga atau akhir, kehamilan akan muncul lagi karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
j.
Konstipasi/Obstipasi
Karena tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid
k.
Pigmentasi kulit
Karena pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta dijumpai dimuka (cloasma gravidarum) areola payudara, leher,
dan dinding perut (linea nigra : grisea)
l.
Apulis : hipertrofi dari papil gusi
m.
Pemekaran vena-vena (varices)
Dapat terjadi pada kaki, baris dan vulva
biasanya dijumpai pada trimester III
2.
Tanda-Tanda
Kemungkinan Hamil
a. Perut membesar (pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan)
b. Uterus membesar (terjadi perubahan dalam bentuk besar, dan konsistensi dari
rahim)
c. Tanda hegar (otot uterus lembek)
d. Tanda chadwick (serviks dan vagina menjadi kebiruan)
e. Broxton-Hick (kontraksi-kontraksi uterus bila dirangsang)
f. Teraba ballotement
g. Reaksi kehamilan positif
3.
Tanda-Tanda
Tidak Pasti Hamil
a. Amenore (tidak haid)
b. Morning sickness (mual-mual dipagi hari)
c. Sering kencing
d. Pembesaran payudara
e. Membesarnya perut
f. Pergerakan anak yang pertama (Quickening)
4.
Diagnosis
Banding Kehamilan
a.
Hamil palsu (Pseudocyesis = kehamilan
spurra) gejala hampir sama dengan kehamilan, bahkan wanit merasakan gerakan
janin. Namun pada pemeriksaan uterus tidak membesar. Tanda-tanda kehamilan lain
reaksi kehamilan negatif.
b.
Mioma uteri : perut dan rahim membesar
namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala berbenjol-benjol. Tanda
kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
c.
Kista ovari : perut membesar bahkan makin
bertambah besar namun pada pemeriksaan dalam rahim teraba sebesar biasa. Reaksi
kehamilan negatif, tanda-tanda kehamilan negatif juga.
d.
Kandung kemih penuh dan terjadi tetensi
urin : pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing.
e.
Hematometra : uterus membesar karena
terisi darah yang disebabkan himen imperforata, stenosis vagina atau serviks.
5.
Jadwal
Pemeriksaan Kehamilan
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal 4 kali selama kehamilan dalam
waktu :
a.
Trimester I : 1 x kunjungan (sebelum 14
minggu)
b.
Trimester II : 1x kunjungan (14-28 minggu)
c.
Trimester III : 2 x kunjungan (28-36
minggu dan sesudah minggu ke 36)
Namun demikian dirasakan ibu hamil untuk
memeriksa kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut :
a.
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah
sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1 bulan.
b.
Usia kehamilan < 28 minggu (7 bulan) :
4 minggu sekali kunjungan
c.
Usia kehamilan 26-36 minggu (7-9 bulan) :
2 minggu sekali kunjungan
6.
Menentukan Umur
Kehamilan dan BB Janin Dalam Kandungan
a. Menghitung dari tanggal haid terakhir (HPHT)
b. Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “Feeling
Life” (Quckening)
c. Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggu fundus uteri dari simpisis
maka diperoleh tabel :
a.
22-28
minggu
24-25 cm diatas simpisis
b.
28
minggu
26,7 cm diatas simpisis
c.
30
minggu
29,5-30 diatas simpisis
d.
32
minggu
29,5-30 diatas simpisis
e.
34
minggu
31 cm diatas simpisis
f.
36
minggu
32 cm diatas simpisis
g.
38
minggu
33 cm diatas simpisis
h.
40
minggu
37,7 diatas simpisis
d. Menurut Mac Donald : adalah modifikasi spegelbelg yaitu jarak fundus sampai
simpisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan tuanya kehamilan dalam bulan
e. Menurut Ahlfeld : ukuran kepala bokong = panjang anak sebenarnya. Bila
diukur jarak kepala-bokong janin adalah 20 cm, maka tua kehamilan adalah 8
bulan.
f. Rumus johnson-Tausk : BB = (MD-12) x 155
BB = berat badan : MD = jarak simpisis –
fundus uteri
7.
Pemeriksaan Ibu
Hamil
a.
Anamnesa
1)
Anamnesa identitas istri dan suami : nama,
umur, agama, pekerjaan, alamat dan sebagainya
2)
Anamnesa umum
a.
Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan,
tidur, miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya.
b.
Tentang haid kapan mendapat haid terakhir
(HT). Bila hari pertama haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran
tanggal persalinan memakai rumus Naegel = hari + 7, bulan – 3 dan tahun + 1
c.
Tentang kehamilan, persalinan, keguguran
dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.
3)
Inspeksi dan pemeriksaan fisik diagnostik
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan
lege artis : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jantung, paru-paru dan
sebagainya.
4)
Perkusi
Tidak begitu banyak artinya kecuali bila
ada sesuatu indikasi.
5)
Palpasi
Ibu hamil disuruh terlentang, kepala dan
bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri disebelah
kanan ibu hamil. Dengan sikap normal lakukanlah palpasi bimanual terutama pada
pemeriksaan perut dan payudara.
a)
Palpasi perut untuk menentukan:
(1)
Besar dan konsistensi rahim
(2)
Bagian-bagian janin, letak, presentasi
(3)
Gerakan janin
(4)
Kontraksi rahim Braxton-Hick dan his
b) Pemeriksaan Palpasi :
(1) Leopold 1
(a) Untuk menentukan TFU
(b) Untuk menentukan bagian teratas janin
(2)
Leopold II
Menentukan letak
punggung dengan satu tangan menekan disebelah kanan atau kiri perut ibu
(3) Leopold III
Menentukan bagian terbawah uterus
(4)
Leopold IV
Untuk menentukan kepala sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum
6.
Auskultasi
Menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk mendengar Denyut
Jantung Janin (DJJ), cara menghitung DJJ dan DJJ normal :
a.
DJJ normal 120 – 160 x /menit
b.
Dari janin
1)
DJJ pada bulan ke 4-5
2)
Bising tali pusat
3)
Gerakan tendengan janin
b.
Dari Ibu
1)
Bising rahim (uterine souffle)
2)
Bising aorta
3)
Peristaltik usus
Cara menghitung DJJ
a.
Setiap menit misalnya 140 x/menit
b.
Dihitung 3x5 detik secara beraturan dengan
cara ini dapat diketahui teratur tidaknya contoh :
11
12 12
DJJ = 4x (11 + 12 + 13) = 136 x /menit
c.
Pemeriksan dalam
1)
Vagina toucher (VT)
2)
Rectal toucher (RT)
Tabel hubungan tua kehamilan (bulan),
besar uterus dan tinggi fundus uteri
No
|
Akhir bulan
|
Besar uterus
|
Tinggu fundus uteri
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
4 Bulan
8 Bulan
12 Bulan
16 Bulan
20 Bulan
24 Bulan
28 Bulan
32 Bulan
36 Bulan
40 Bulan
|
Lebih besar dari biasa
Telur bebek
Telur angsa
Kepala bayi
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
|
Belum teraba (palpasi)
Dibelakang simpisis
1-2 jari diatas simpisis
Pertengahan simpisis pusat
2-3 jari dibawah pusat
Kira-kira setinggi pusat
2-3 jari
diatas pusat
Pertengahan
pusat, procesus xgphordeus
3 jari
dibawah Px atau sampai setinggi Px
Sama
dengan kehamilan 8 bulan namun melebar kesamping
|
B.
Konsep
Teori Menurut Hellen Varney
Menurut Hallen Varney ada 7 langkah dalam manajemen kebidanan yaitu :
1.
Langkah 1 : Tahap
Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
a.
Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.
b.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :
1) Pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )
2) Pemeriksaan
penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru serta catatan
sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang
akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data
subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
pasien yang sebenarnya dan valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan
akurat.
2.
Langkah 2 : Interpretasi
Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis
tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a. Diakui dan
telah disahkan oleh profesi.
b. Berhubungan
langsung dengan praktek kebidanan.
c. Memiliki
cirri khas kebidanan.
d. Didukung
oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
e. Dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3.
Langkah 3 : Mengidentifikasi
Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi
yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi
sudah tepat.
4.
Langkah 4 : Menetapkan
Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan
segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus,
misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan
panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius,
bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti
pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru
lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan kebidanan.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
5.
Langkah 5 : Menyusun Rencana
Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah
ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata
lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan
dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui
oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan
efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6.
Langkah 6 : Pelaksanaan
Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias
dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu
dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.
7.
Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian
belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif serta melakukan
penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada
proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka
tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.
C.
Implementasi
Manajemen Kebidanan Varney
1. Langkah I :
Pengkajian
Adalah
pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan klien.Data yang dikumpulkan
meliputi data subjektif dan data objektif serta data penunjang (bila ada).
a. Data
subjektif
Data ini
bisa didapat dengan cara anamnesa yaitu tanya jawab antara klien dengan petugas
kesehatan (auto anamnesa) maupun antara petugas kesehatan dengan orang lain
yang mengetahui keadaan / kondisi klien (alo anamnesa). Anamnesa dapat
dilakukan pada pertama kali klien datang (secara lengkap) dan anamnesa
selanjutnya / ulang untuk hal yang diperlukan saja setelah melakukan review
data yang lalu.
Hal – hal yang perlu dikaji dalam
dat subjektif, meliputi :
1) Biodata
a) Nama klien
Dimaksudkan
agar lebih mengenal klien sehingga tercipta hubungan interpersonal yang baik,
sehingga bidan lebih mudah dalam memberikan asuhannya karena klien lebih
kooperatif.
b) Umur
Untuk
mengetahui apakah umur klien termasuk dalam usia produktif atau usia beresiko
tinggi untuk hamil, karena umur yang < 20 tahun atau > 35 tahun beresiko
tinggi bila hamil.
c) Pendidikan
Dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat pendidikan dan tingkat intelegensi klien, sehingga
bidan bisa menyesuaikan cara pemberian Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE)
dengan kemampuan daya tangkap klien.
d) Pekerjaan
Dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi klien yang tentunya berpengaruh dengan
kemampuan klie dalam pemenuhan kebutuhan nutrisinya.Hal ini juga dapat membantu
bidan dalam pemberian KIE tentang nutrisi ibu hamil.Selain itu juga untuk
mengetahui apakah pekerjaan yang dilakukan klien dapat mengganggu kehamilan
atau tidak.
e) Suku atau
bangsa
Berpengaruh
pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari.
f) Agama atau
kepercayaan
Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui agama atau kepercayaan yang dianut klien,
sehingga bidan secara tidak langsung dapat menyesuaikan pemberian KIE yang
sesuai dengan ajaran-ajaran maupun norma-norma agama atau kepercayaan yang
dianut.
g) Alamat
Ditanyakan
untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan mendesak. Dengan
diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal
pasien/klien dan lingkunganya. Dengan tujuan untuk mempermudah menghubungi
keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan
saat kunjungan rumah.
h) Penanggung
jawab
Untuk
mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap klien, sehingga bila sewaktu –
waktu dibutuhkan bantuannya dapat segera ditemui.
2) Keluhan
pasien
Perlu dikaji
untuk mengetahui hal apa saja yang dikeluhkan dalam kehamilannya ini, terutama
keluhan saat pengkajian dilakukan. Keluhan-keluhan yang muncul pada ibu hamil
kembar berbeda-beda dalam tiap trimesternya, dan keluhannya khas untuk
masing-masing ibu.Keluhan juga perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda dan
gejala yang mengarah pada bahaya maupun ketidaknormalan (patologis).
3) Riwayat
kesehatan
a) Riwayat
kesehatan dahulu
Untuk
mengetahui apakah dahulu ibu mempunyai penyakit yang berbahaya bagi kehamilannya.Selain
itu untuk mengetahui apakah ibu pernah menjalani operasi yang berhubungan
dengan organ reproduksinya atau tidak, karena akan berpengaruh pada kehamilanya
b) Riwayat
kesehatan sekarang
Untuk
mengetahui apakah pada saat sekarang ini ibu benar-benar dalam keadaan sehat,
tidak menderita suatu penyakit kronis seperti ashma, jantung, TBC, hipertensi,
ginjal, DM dan lainnya, karena apabila ada gangguan kesehatan pada saat ibu
hamil akan secara tidak langsung berpengaruh pada kehamilannya baik itu pada
diri ibu sendiri maupun perkembangan dan pertumbuhan janin yang dikandungnya.
c) Riwayat
kesehatan keluarga
Hal
penting yang perlu dikaji bila ada riwayat penyakit menular dalam keluarga ibu
maupun suami (seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, PMS) yang dapat menularkan
kepada anggota keluarga yang lain. Juga pelu dikaji bila ada rieayat penyakit
keturunan dalam keluarga ibu maupun suami seperti jantung, DM, ashma,
hipertensi, dan lainnya, karena dapat menurunkan kepada anggota keluarga yang
lain dan dapat membahayakan apabila penyakit – penyakit tersebut terjadi pada
ibu yang sedang hamil.
4) Riwayat
obstetri
a) Riwayat haid
Beberapa
hal yang perlu dikaji di dalam riwayat haid meliputi umur menarche,siklus haid
(teratur atau tidak), lama haid, dysmenorrhea(ya atau tidak) dan HPHT (Haid
Pertama Haid Terakhir). Dengan diketahuinya HPHT maka bidan dapat menentukan
HPLnya (Hari Perkiraan Lahir), usia kehamilan sehingga keadaan kehamilannya
dapat dipantau, terutama untuk memantau pertambahan BB, TFU (Tinggi Fundus
Uteri) dan frekuensi gerak anak, karena hal tersebut dapat mendukung dalam
penegakkan diagnose kehamilan, selain melalui palpasi dan USG.
b) Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hal
ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki riwayat obstetric yang
buruk atau tidak baik dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, sehingga
bila memang ibu memiliki riwayat obstetric yang buruk maka dapat dipersiapkan
tindakan-tindakan untuk pencegahan.
c) Riwayat
kehamilan sekarang
Hal-hal
yang perlu dikaji di dalamnya antara lain berapa kali ibu sudah melakukan ANC,
di mana ibu memperoleh ANC, apakah ibu sudah mendapatkan imunisasi TT dan
berapa kali mendapatkannya, apakah ibu teratur minum tablet tambah darah, kalk
dan vitamin yang ibu peroleh setiap kali control, apakah ada keluhan atau
komplikasi selama ibu hamil dan apakah ibu mempunyai kebiasaan-kebiasaan
mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum jamu dan alcohol dan sebagainya,
sehingga bidan dapat memantau perkembangan kehamilannya. Pada kehamilan,
pemeriksaan ANC harus lebih sering guna untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandung.
5) Riwayat
perkawinan
Dikaji
untuk mengetahui sudah berapa lama klien menikah, sudah berapa kali klien
menikah, berapa umur klien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat
diketahui apakah klien masuk dalam infertilitas sekunder atau bukan.Selain itu
secara normal juga untuk mengetahui apakah anak yang dikandungnya sah secara
hokum atau anak hasil hubungan di luar nikah karena dapat berpengaruh terhadap
penerimaan ibu terhadap kehamilannya.
6) Riwayat KB
Untuk
mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB sebelum hamil atau tidak,
metode kontrasepsi yang digunakan apa dan sudah berapa lama ibu menjadi
akseptor KB serta rencana KB apa yang akan digunakan ibu (klien) setelah
melahirkan.
7) Pola
pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Pola
ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah menunjukkan perilaku hidup
sehat dalam kehidupannya sehari – hari atau belum. Pola – pola yang dikaji di
dalamnya, meliputi :
a) Pola nutrisi
Dikaji
tentang jenis makanan yang dikonsumsi klien, apakah ibu hamil (klien) sudah
makan teratur 3x sehari atau belum, apakah sudah mengkonsumsi makanan yang
sesuai dengan menu seimbang (nasi, lauk-pauk, sayur dan buah) atau belum,
karena asupan nutrisi juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin yang dikandungnya. Selain makanan, berapa kali minum dalam
sehari juga perlu dipertanyakan, hal ini juga dimaksudkan untuk mencegah
keadaan kekurangan cairan.
b) Pola
eliminasi
Eliminasi
yang dikaji adalah BAB dan BAK.BAB perlu dikaji untuk mengetahui berapa kali
ibu BAB setiap harinya dan bagaimana konsistensi warna fecesnya, biasanya pada
ibu hamil kemungkinan besar terkena sembelit karena pengaruh dari hormon
progesterone dan juga warna dari fecesnya terkadang hitam yang disebabkan oleh
tablet Fe yang dikonsumsi selama hamil.
BAK
dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAK setiap harinya, lancar atau tidak.
Biasanya ibu yang hamil apalagi hamil kembar akan sering BAK karena adanya
penekanan pada kandungan kencing oleh uterus (TM 1) dan oleh kepala janin (TM
II-III).
c) Pola
istirahat
Dikaji
untuk mengetahui apakah ibu dapat beristirahat dengan cukup dan tenang setiap harinya
atau tidak, karena dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya apabila
tidak mempunyai cukup waktu untuk beristirahat.
d) Pola
personal hygiene
Dikaji
untuk mengetahui apakah ibu sudah menerapkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupannya. Kebersiahan diri yang paling dan harus diperhatikan oleh ibu
hamil adalah kebersihan alat kelamin (genetalia), apabila ibu tidak menjaga
genetalia akan memudahkan masuknya kuman ke dalam kandungan.
e) Pola seksual
Dikaji
untuk mengetahui apakah selama hamil ibu melakukan hubungan seksual atau tidak,
karena pada dasarnya hubungan seksual boleh dilakukan selama hamil, asal umur
kehamilan ibu cukup besar, karena hubungan seksual yang dilakukan pada saat
hamil mudaakan sangat berpengaruh terhadap kondisi janin yang dikandung.
8) Psikologi
dan sosiospiritual ibu
Dikaji
untuk mengetahui bagaiman penerimaan ibu terhadap kehamilannya.Dikaji pula
apakah pihak keluarga mendukung kehamilan ibu, bagaiman hubungan ibu dengan
keluarga dan masyarakat sekitar, apakah ibu mempunyai hewan peliharaan, karena
hewan peliharaan dapat menyebabkan penyakit TORCH pada ibu hamil yang dapat
mengancam janin yang dikandungnya.
b. Data
objektif
1) Pemeriksaan
umum, meliputi :
a)
Keadaan umum
Dikaji pada
saat pertama kali pasien datang.Lihat apakah pasien tampak baik atau tampak
lemah dan pucat.Hal ini penting untuk mengetahui bila ibu mengalami anemia yang
merupakan komplikasi tersering dari kehamilan.
b) Tanda-tanda
vital (Vital sign)
Vital sign terpenting yang harus
selalu dikaji, yaitu:
(1) Tekanan
darah
Tekanan
darah pada ibu hamil perlu dikaji secara teratur untuk mengetahui bila ibu
mengalami preeklamsia terutama selama trimester II dan III.Waspadai bila
tekanan darah sistolik ibu > 140 mmHg dan diastolic > 90 mmHg.
(2) Berat badan
Kenaikan
berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu 6,5 kg – 16,5 kg selama hamil.
2) Status
present
a) Kepala :
Untuk
observasi bentuk, benjolan, infeksi pada kepala.Palpasi bila tampak benjolan
untuk mengetahui besar, bentuk, kekenyalan dan mobilitasnya.
b) Rambut :
Untuk
mengetahui keadaan rambut, seperti hitam, lebat, tidak berbau, tidak
berketombe.
c) Muka :
Untuk
mengetahui bentuk muka lonjong atau bulat, ada atau tidak ada kelainan.
d) Mata :
Untuk
mengetahui mata simetris atau tidak, apakah terjadi anemia atau tidak pada
conjungtiva, sklera ikterik atau tidak.
e) Hidung :
Untuk
mengetahui kebersihan, ada atau tidak ada polip atau secret.
f) Telinga :
Untuk
mengetahui kebersihan, ada atau tidak
ada serumen di telinga.
g) Mulut :
Untuk
mengetahui kebersihan dan keadaan konstruksi gigi apakah terjadi kekeroposan
atau tidak dimana hal ini menjadi indikasi adanya kekurangan kalsium atau
tidak, ada stomatitis atau tidak.
h) Leher :
Untuk
mengetahui ada atau tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, ada atau
tidaknya struma atau kelenjar gondok, dan ada atau tidaknya pembesaran vena
jugularis.
i)
Dada :
Observasi
bentuk thorak.Misal, apakah kifosis atau tidak.
j)
Payudara :
Observasi
dilakukan untuk mengetahui bentuk payudara.Palpasi dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
k) Aksila :
Observasi
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya benjolan.Palpasi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya rasa sakit dan tumor.
l)
Abdomen :
Untuk
mengetahui bentuk abdomen membujur / melintang.Ada tidaknya bekas operasi.
m) Pinggang :
Untuk
mengetahui adanya nyeri tekan pada daerah ginjal.
n) Punggung :
Untuk
mengetahui bentuk tulang punggung, misal apakah lordosis atau tidak.
o) Anus :
Untuk
mengetahui ada atau tidak ada hemoroid.
p) Genetalia :
Untuk
mengetahui kebersihan genetalia, adanya keputihan atau tidak.
q) Ekstremitas :
Atas :
Obeservasi keadaan tangan terutama kelengkapan
jari
tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau
tidak.
Bawah : Obeservasi keadaan kaki
terutama kelengkapan
jari
tangan, kuku pucat atau sianosis, oedem atau
tidak,
adanya varises atau tidak.
r) Kulit :
Observasi
kelembaban kulit ibu dengan kembalinya turgor kulit.
3) Pemeriksaan
obstetri
a) Inspeksi
(1) Muka
Dikaji
apakah ada chlosma gravidarum, apakah ada oedema muka, terutama pada trimester
II dan III yang dapat mengarah pada preeklamsia, terutama bila tekanan darah
ibu tinggi.
(2) Dada
Kaji
mammae ibu dan kesiapan masa laktasi yang meliputi bagaimana bentuk putting
susunya, pigmentasi pada areola mammae dan putting, bentu payudara serta apakah
kolostrum sudah keluar atau belum.
(3) Abdomen
Lihat
apakah ada linea nigra dan striae. Biasanya pada kehamilan kembar, striae akan
sangat jelas terlihat karena peregangan dari kulit perut akibat perbesaran
perut ibu.
(4) Vulva
Kaji
apakah ada oedema, varises dan kondiloma yang nantinya dapat mengganggu proses
persalinan pervaginam, karena varises dapat pecah saat persalinan dan
menimbulkan perdarahan.
b) Palpasi
leopold
(1) LI : Pada
leopold I dikaji bagian janin apakah yang ada pada fundus uteri, apakah kepala
(bulat keras) atau bokong janin (bulat lunak). Pada kehamilan kembar dapat
teraba dua bagian besar janin pada fundus uteri. Tetapi bila kehamilan masih
dalam Trimester I dan awal Trimester II, leopold I hanya untuk mengetahui
adanya ballottement.
(2) LII : Leopold II ini efektif digunakan bila umur kehamilan
sudah menginjak usia 6 bulan, karena bagian-bagian janin sudah mulai dapat
dibedakan. Leopold II ini dilakukan untuk mengetahui dimanakah letak punggung
janin yang ditandai dengan terabanya bagian panjang, keras, danada tahanan dan
juga untuk mengetahui dimanakah letak ekstremitas janin yang dtandai dengan
terabanya bagian-bagian kecil.
(3) LIII : Dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah janin,
yaitu bulat lunak/bulat keras. Masih bisa digoyangkan atau tidak.
(4) LIV : Dilakukan untuk mengetahui apakah bagian
bawah janin sudah masuk PAP atau belum. Apabila posisi tangan difergen berarti
bagian bawah janin sudah masuk PAP dan konvergen apabila bagian bawah janin
belum masuk PAP.
c) Auskultasi
Mendengarkan
DJJ menggunakan linex ataupun doppler. DJJ normal 120 – 160 x / menit.
4) Data
penunjang
a) Pemeriksaan
dalam
Dilakukan
untuk mengetahui ukuran panggul dalam ibu dan kemungkinan jalan lahir dapat
dilewati oleh janin.
Ukuran panggul luar :
(1)
Distansia
spinarum : 23 – 26 cm
(2)
Distansia
kristarum : 26 – 29 cm
(3)
Lingkar
panggul : 80 – 90 cm
(4)
Conjugata
eksterna : 18 – 20 cm
b) Pemeriksaan
Hb
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk menentukan keadaan hemoglobin ibu dalam darah dan apakah
ada anemia.Kadar Hb ibu hamil normal yaitu 11 gr / dl.
c) Pemeriksaan
protein urine
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mengetahui adanya protein dalam urine. Adanya
protein dalam urine, menunjukkan ibu mengalami preeklamsia.
d) Pemeriksaan
USG
Pemeriksaan
ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis kehamilan normal.
2. Langkah II : Identifikasi masalah diagnosa dan
kebutuhan (intrepretasi data)
Dalam
langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
diagnose spesifik yang sudah diidentifikasi. Interpretasi data diambil
berdasarkan data – data yang telah dikumpulkan pada langkah pengkajian.Susunan
interpretasi data, mengacu pada diagnosa.Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah
gravida, para, abortus, umur ibu, umur kehamilan dan keadaan janin (jumlah,
presentasi dan letak janin).Pada kasus ini diagnosa yang dapat ditegakkan
adalah gravida, para, abortus, umur ibu, umur kehamilan dengan kehamilan
normal.
Dasar – dasar dari diagnosa tersebut
adalah :
a. Pernyataan
klien tentang jumlah kehamilan yang dialaminya.
b. Pernyataan
klien tentang jumlah persalinan yang dialaminya.
c. Pernyataan
klien tentang jumlah abortus yang dialaminya.
d. Pernyataan
klien tentang umurnya.
e. Pernyataan
klien tentang HPHT.
f. Hasil
palpasi Leopold I, yaitu hasil pengukuran TFU.
g. Hasil
palpasi Leopold II, teraba satu bagian besar janin dan bagian – bagian kecil
janin.
h. Hasil
palpasi Leopold III, yaitu teraba bagian terendah janin.
i.
Hasil palpasi Leopold IV, yaitu
diketahui apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP atau belum.
j.
Denyut jantung janin pada
auskultasi.
3. Langkah III : Identifikasi diagnosa atau masalah
potensial
Langkah
ke- 3 ini dibuat berdasarkan keadaan ibu yang mungkin terjadi yang dapat
diketahui dari pemeriksaan objektif dan data penunjang serta yang membutuhkan
tindakan antisipasi.
4. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan yang membutuhkan
penanganan segera (antisipasi)
Langkah
ke- 4 ini akan muncul bila langkah ketiga muncul. Langkah ini berupa tindakan
yang harus segera bidan lakukan maupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
yang lebih kompeten karena adanya diagnose potensial.
5. Langkah V : Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Langkah
ini merupakan lanjutan dari diagnosa yang telah diidentifikasi. Rencana asuhan
yang akan diberikan harus menyeluruh. Tidak hanya meliputi apa yang sudah
terlihat dari kondisi klien atau masalah yang berkaitan tetapi juga tentang
perkiraan atau kemungkinan yang akan terjadi berikutnya.
6. Langkah VI : Pelaksanaan perencanaan
Setiap
rencana yang telah dibuat oleh bidan dilaksanakan dalam langkah ini. Caranya
dengan memberitahu klien tentang apa saja yang harus klien lakukan berkaitan
dengan kehamilannya serta anjuran – anjuran apa saja yang harus dilaksanakan
oleh klien. Bidan dalam hal ini tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya.Pelaksanaan perencanaan juga dapat dilakukan secara kolaborasi
apabila bidan tidak mempunyai kewenangan dalam menangani hal – hal yang tidak
normal atau patologi.
7. Langkah VII : Evaluasi
Langkah
VII ini untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan
diagnosa yang telah diidentifikasi. Apabila dalam pelaksanaannya belum efektif,
maka akan berpengaruh pula terhadap kegiatan evaluasinya sehingga perlu
mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang akan diberikan.
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NORMAL
Ny S UMUR 26 TAHUN G1P0A0 HAMIL 38
MINGGU 5 HARI
DI BPM NY. RIYANTI ACHWAN Amd.Keb
BUGEN BANGETAYU SEMARANG
Tempat
Praktek : Bidan Riyanti Amd.Keb Nama Mahasiswa : Lina Fathma
Tanggal
Masuk :
27 Juni 2014 Tingkat/Semester : II/IV
I.
PENGKAJIAN
A.
Data Subyektif
Identitas/
Biodata
Nomer
RM :
Nama Ibu :
Ny S Nama Suami : Tn. M
Umur :
26 tahun Umur : 29 tahun
Pendidikan :
SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan/ Penghasilan :
Swasta Pekerjaan : Swasta
Suku/ Bangsa :
Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama :
Islam Agama : Islam
Alamat :
Tlogosari wetan Rt 10 Rw 03 Pedurungan Semarang
Anamnesa
pada tanggal 27 Juli 2014 pukul 18.30 WIB
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin kontrol ulang kehamilan
2. Keluhan Utama : Ibu menyatakan kenceng – kenceng sejak tadi
siang pada pukul 12.00 WIB
3.
Riwayat
Kesehatan :
a.
Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang
menderita penyakit menular ( HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi,
asma), menahun (jantung, ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah
menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti (
hipertensi, DM,Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)
c.
Riwayat
kesehatan keluarga
16
|
4. Riwayat perkawinan :
a.
Umur
waktu menikah : 24 tahun
b.
Lama
: 2 tahun
c.
Perkawinan
ke : 1
d.
Jumlah
anak: -
5. Riwayat menstruasi :
a.
Menarche
: 12 tahun Siklus : ± 28 hari
b. Lama : ±7 hari Jumlah :
2-3 x /ganti pembalut
c.
Warna : Merah keluhan : tidak ada
6.
Riwayat
kehamilan sekarang :
a. HPHT : 01-10-2013 HPL: 08-07-2014
b. Haid bulan sebelumnya : september Lama: ±7 hari
c. Siklus :
±28 hari
d. ANC : teratur, 8x di Bidan
e. Imunisasi TT : 2x di Bidan
f. Keluhan selama hamil :
TM
I : Mual, muntah
, Therapy :B 6 2X1
TM
II : tidak ada keluhan
TM
III : tidak ada keluhan
g. Pergerakan janin selama 24 jam
terahir : aktif ± 10 kali
h. BB sebelum hamil :
50 kg
7.
Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Hamil
Ke
|
Penyulit/
komplikasi
|
Tgl
Lahir Anak
|
Jenis
Kelamin Anak
|
Jenis
Persalinan
|
Penyulit
/ komplikasi
|
Penolong
|
BB
lahir
|
Keadaan
Anak
|
Nifas
|
1
|
Hamil
ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8.
Riwayat
KB :
Jenis
|
Lama
penggunaan
|
Keluhan
|
Alasan
berhenti
|
Dahulu : -
Rencana: belum tahu
|
-
|
-
|
-
|
9.
Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan
|
Sebelum
hamil
|
Selama
hamil
|
Keluhan
|
Nutrisi :
§ Makan
§ Minum
|
3x/hari ( nasi, sayur, lauk)
Ibu minum setiap saat ketika ibu
merasa haus
|
3x/hari ( nasi, sayur, lauk, buah
– buahan )
± 8 gelas ( air putih, susu)
|
Malas makan pada trimester 1
|
Eliminasi :
§ BAK
§ BAB
|
4 – 5 x /hari, jernih
1x /hari, teratur
|
4 – 6 x /hari, jernih
2 hari sekali
|
-
-
|
Istirahat
|
7 – 8 jam /hari
|
Siang 2 jam, malam 8 jam
|
-
|
Aktifitas
|
Ibu melakukan aktifitas rumah
tangga
|
Ibu melakukan aktifitas rumah
tangga
|
-
|
Personal Hygiene
|
Mandi 2x /hari, gosok gigi 2x
/hari,kramas 2 hari sekali, ganti celana dalam 2x /hari
|
Mandi 2x /hari, gosok gigi 2x
/hari,kramas 2 hari sekali, ganti celana dalam 2x /hari
|
-
|
Rekreasi
|
Kadang – kadang
|
Kadang – kadang
|
-
|
Pola seksual
|
2 – 3 x /minggu
|
1 x /minggu
|
-
|
10. Data Psikologis :
Ibu menyatakan bahwa ibu dan
keluarganya menerima dan merasa senang dengan kehamilannya.
11. Data Sosial, ekonomi, budaya :
a.
Hewan
peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan : ibu menyatakan
lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh.
c.
Hubungan
dengan suami dan/ keluarga : ibu
menyatankan hubungannya dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi
dan menerima kehadiran bayinya
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak
ada pantangan adat istiadat dalam pengambilan keputusan
e.
Pengambilan
keputusan : keluarga terutama suami
f.
Penghasilan : cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
12. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam
menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan kepercayaannya
13. Pengetahuan Ibu :
a.
Tentang
kehamilan : ibu mengatakan
sudah mengetahui tentang kehamilannya dan
mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan seperti: (ketuban pecah sebelum
waktunya, gerakan janin berkurang, oedema, dll)
b. Tentang senam hamil : ibu
mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu tidak melakukannya
d. Tentang persiapan persalinan : ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti
peralatan bayi
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan
Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmenthis
c.
Status
emosional : Stabil
d. Tanda vital
1) Tensi : 110/70 mmHg BB
sebelum : 50 kg
2) Nadi :
84x/ menit BB sekarang
: 59 kg
3) RR :
20x/ menit TB : 146 cm
4) Suhu :
36,2º C Lila : 30
cm
e.
Status
present
1) Kepala : Mesochepal
a) Rambut : bersih, distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak
ketombe
b) Muka
: tidak
ada oedema, tidak pucat
c) Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d) Hidung : bersih, tidak ada polip
e) Telinga : tidak ada serumen,
simetris
f)
Mulut : tidak ada caries dentis, tidak stomatitis, gusi tidak
berdarah, lidah bersih dan
gigi tidak berlubang
2) Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid , kelenjar limfe dan vena jugularis
3) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding
dada
4) Mammae :
simetris, tidak ada benjolan abnormal
5) Perut : tidak ada pembesaran hati dan limfa, tidak
ada bekas oprasi
6) Pinggang : tidak ada nyeri tekan pada
daerah ginjal, dan abdomen
7) Punggung : tulang
belakang lordosis oleh karena kehamilan
8) Genetalia : bersih,
tidak ada varises
9) Anus : tidak ada hemoroid
10) Ekstremitas
a)
Atas : tidak
ada varises, tidak oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari lengkap.
b)
Bawah
: tidak
pucat, tidak ada nyeri tekan, tidak oedema, tidak sianosis,
tidak ada varises, turgor cepat kembali, jari lengkap
2.
Pemeriksaan Obstetri
a.
Inspeksi
1) Wajah/muka : Tidak ada cloasma
gravidarum, tidak bengkak.
2) Mammae : Simetris, kelenjar
Montgomery membesar, putting verted, areola hiperpigmentasi, kolostrum
belum keluar, tidak ada benjolan abnormal
3) Abdomen : Nampak linea
nigra dan strie, pembesaran
sesuai usia kehamilan.
4) Genetalia : tidak ada albus
b. Palpasi
1) Leopold I : TFU 2 jari dibawah PX, bagian fundus teraba
lunak, bulat, tidak ada lentingan yaitu bokong. TFU : 31 cm
2) Leopold II : bagian kanan perut ibu
teraba bagian kecil-kecil yaitu ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri
teraba keras memanjang , ada tahanan
yaitu punggung janin
3) Leopold III : bagian bawah janin teraba
bulat keras ada lentingan dan tidak bisa di goyang yaitu kepala
4) Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (
devergen)
c.
Mc.
Donald : 31 cm
: TBJ : (31-11)x155 : 3000 gram
d. Auskultasi
DJJ :
Frekuensi : 140 kali/menit
Irama : teratur
Interval : 12-12-12
e.
Perkusi
(reflek patella) : (+/+)
f.
Periksa
Dalam : tidak dilakukan
g. UPL :
Distansia spinarum : 25 cm
Distansia cristarum : 27 cm
Conjugata externa : 19 cm
Lingkar panggul : 85 cm
3.
Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
a.
Protein
urine : Negatif
b.
HB : 11,5
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Ny S umur 26 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 38 minggu 5 hari janin tunggal hidup intra uterin letak membujur
presentasi kepala sudah masuk PAP É„ puki
Dasar :
DS :
a.
Ibu menyatakan bernama ny. S dan berumur 26
tahun
b.
Ibu
menyatakan hamil yang pertama, belum pernah keguguran
c.
Ibu
menyatakan HPHT 01 – 10 – 2013
d.
Ibu
menyatakan merasakan gerakan janin yang aktif
DO :
a. KU :
Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Leopold I : TFU 2 jari di bawah PX, bagian fundus teraba
lunak, bulat, tidak ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm
d. Leopold II : bagian kanan perut ibu
teraba bagian kecil-kecil yaitu ekstremitas janin, sedangkan bagian perut kiri
teraba keras memanjang , ada tahanan
yaitu punggung janin.
e. Leopold III : bagian bawah janin
teraba bulat keras ada lentingan dan tidak bisa di goyang yaitu kepala
f. Leopold IV : kepala sudah masuk PAP ( devergen)
g. Mc. Donald : 31 cm
h. TBJ :
( 31-11 ) x 155 : 3000 gr
i.
DJJ :
1)
Frekuensi : 140 kali/menit
2)
Irama : teratur
3)
Kontraksi : kuat
4)
Interval : 12-12-12
III.
IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA
POTENSIAL
-
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN
SEGERA
-
V.
PERENCANAAN
1.
Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik.
2.
Beritahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa
kehamilannya dalam keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul.
3.
Anjurkan ibu untuk banyak istirahat dan
mengurangi aktifitas berat
4.
Beritahu ibu tentang bahaya
kehiamilan trimester III dan anjurkan ibu untuk segera memeriksakan
kandungannya ke tenaga kesehatan apabila mengalaminya
5.
Beritahu ibu untuk menyiapkan
persalinan dan tanda-tanda
persalinan seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat, keluar air kawah, ada
lendir darah dan dan menganjurkan ibu segera kembali .
6.
Berikan therapy tablet B12 3x1 dan FE
dengan dosis 1x1 dan ajarkan cara meminumnya.
7.
Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu kemudian dan sewaktu – waktu apabila terdapat keluhan
VI.
IMPLEMENTASI
1.
Memberitahu
ibu tentang
hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik.
2.
Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa
kehamilannya dalam keadaan baik, posisi janin normal dan sudah masuk panggul
3.
Menganjurkan
ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas berat
seperti, menggendong, mengangkat benda – benda berat
4.
Memberi tahu ibu tentang tanda
bahaya trimester III antara lain perdarahan pada jalan lahir dan pengeluarannya
berbau busuk, bengkak pada ekstremitas, tekanan darah tinggi, pandangan kabur,
nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian bawah, serta memberitahu ibu apabila mengalaminya untuk
segera periksa ke tenaga kesehatan terdekat.
5.
Memberitahu ibu untuk menyiapkan
persalinan dan tanda-tanda
persalinan seperti kenceng-kenceng sering semakin kuat
dan berlangsung lama, keluar
air kawah, ada lendir darah dan beritahu ibu untuk segera
menuju tempat persalinan yang aman yaitu bidan / dokter. Memberitahu ibu untuk
persiapan persalinan yaitu, pakaian ibu dan bayi, uang, kesiapan fisik dan
mental, pendamping persalinan, donor darah, transportasi
6.
Memberikan ibu tablet B12 3x1 pada pagi
hari dan FE dengan dosis 1x1 diminum sebelum tidur dengan menggunakan air
putih, tidak boleh menggunakan air teh, kopi ataupun susu karena akan
menghambat dan menggangu penyerapan.
7.
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu kemudian dan sewaktu – waktu apabila terdapat keluhan
VII.
EVALUASI
1. Ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini
2. ibu mengetahui bahwa kehamilannya dalam
keadaan baik
3. ibu bersedia untuk beristirahat yang
cukup dan mengurangi aktifitas yang berat
4. Ibu sudah
mengetahui tanda bahaya trimester III dan bersedia periksa ke tenaga kesehatan
terdekat apabila mengalaminya
5. ibu sudah mempersiapkan
persalinannya dan sudah mengetahui tanda – tanda persalinan dan bersedia
kembali lagi apabila sudah akan mendapat tanda – tanda tersebut
6. ibu sudah mendapat tablet B12 dan FE
dan sudah mengetahui dosis serta cara meminumnya
7. ibu bersedia kunjungan ulang 1
minggu kemudian dan apabila sewaktu – waktu terdapat keluhan