MAKALAH ETIKA DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN
Dosen pengampu : widyah setiyowati S.SiT
Disusun
oleh :
Lina Fathma
121150 / 57
AKADEMI
KEBIDANAN ABDI HUSADA SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2012/2013
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Etik merupakan bagian dari filosopil yang berhungan
erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan
pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta
mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang
pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial
budaya,agama dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moralatau kesadaran etik.
Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau
buruk walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan
nilai-nilai,keyakinan seseorng dan pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu
akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara hati.perkambangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi berdampak pada perubahan pola pikir
manusia.masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap
mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan
komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.
Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan
pada beberapa permasalahan yang dilematik, artinya penganbilan keputusan yang
sulit berkaitan dengan etik.dilema muncul karena terbentuk pada komflik moral,
pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan
dengan kenyataan yang ada.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Etik merupakan bagian dari filosopil yanf berhungan
erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan
pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta
mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang
pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial
budaya,agama dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moralatau kesadaran etik.
Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau
buruk walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan pembahasan eti dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Persetujuan dalam proses melahirkan.
- Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
- Kegagalan dalam proses persalinan.
- Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
- Kensep normal pelayanan kebidanan.
- Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan
teknologi, contohnya sebagai berikut:
- Perawatan intensif pada bayi.
- Skrining bayi.
- Transplantasi organ.
- Tehnik reproduksi dan kebidanan.
Etik berhubungan erat dengan prifesi,yaitu:
- Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
- Otonomi bidan dan kode etik prifesional.
- Etik dalam penelitian kebidanan.
- Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayanan
kebidanan, adalah berhubungan dangan :
- Agama/kepercayaan.
- Hubungan dengan pasien.
- Hubungan dokter dengan bidan.
- Kebenaran.
- Pengambilan keputusan.
- Pengambilan data.
- Kematian.
- Kerahasiaan.
- Aborsi.
- AIDS
- In-Vitro Fertilization
Perlu juga disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan
seringkali muncul masalah isu dimasyarakat yang berkaitan dengan etik dan
moral,dilema serta komflik yang dihadafi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu
adalah masalah pokok yang berkembang dimasyarakat atau suatu lingkungan yang
belum tentu benar,sertah membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku
hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan
menampilkan perilaku yang etis profesional.
Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan
sesuatu yang memungkinkan setiap orng mempunyai pendapat.pendapat yang timbul
akan bervariasi,bisu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan
kepercayaan.
B. ISU MORAL DAN DILEMA MORAL
Isu moral adalah merupakan topik yang penting
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehudupan sehari-hari, sebagai cintoh
nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari menyangkut
kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminisi kehamilan.isu moral juga
berhubungan dengan kejadian yang luas biasa dalam kehidupan sehari-hari ,
seperti menyangkut konflik, malpraktik, perang dsb.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan
dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama ataun
hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung
jawab profesional, yaitu :
- Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahtraan pasien atau klien.
- Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission) , disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
Contoh : Studi kasus mengenai dilema moral
"Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam
keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnese dia mengatakan tidak mau di
episiotomi. Ternyata selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat,
perineum masi tebal dan kaku.Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan,
tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu
berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan
hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap
tidak menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat.Sementara itu ada bidan
yang memberitahukan bahwa dia perna melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien,
dilakukan karna untuk melindungi bayinya.
Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien,
maka bidan akan dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sihingga inilah
yang merupakan contoh gambaran dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan
tanpa pesetujuan pasien, bagai mna tinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak
dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?”
Konflik moral menurut johnson adalah bahwa konflik
atau dilema pada dasarnya sama, kenyataannya konflik berada diantara prisip
moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema, ada dua tipe konflik, yang
pertama konflik yang berhubungan dengan prinsip, dan yang kedua adalah konflik
berhubungan dengan otonomi. Dua tipe konflik ini adalah merupakan dua bagian
yang tidak terpisahkan. Bagai mana kita bisa mengatasi dilema? Yaitu
menggunakan teori-teori etika dan teori pengambilan keputusan dalam pelayanan
kebidanan.
Contoh studi kasus mengenai konflik moral:
“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah.Ada
seorang pasien inpartu datang ke tempat praktinya.Status obstetri pasien adalah
G1 P0 AB0. Hasil pemerisaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan
taksiran berat janin 3900 gram, dengan kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka
bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya
dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak
dirujuk dan bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena
pertimbangan biaya dan kesulitan lainya. Melihat kasus ini maka maka bidan
diharapkan pada konflik moral yang bertentangan dangan prinsip moral dan
otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes
Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan,
bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida
dengan presentasi bokong disisi lain ada prinsip nilai moral dan mananusiaan
yang dihadapi pasien, yiatu ketidak mampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan
yang lain, maka bagai mana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik
terhadap konflik moral yang dihadapidalam pelayanan kebidanan”.
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada .
Terdapat lima hal pokok dalam pengambilan keputusan, yaitu:
- Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh.
- Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
- Fakta, keputusan lebih rill, vilid dan baik.
- Wewenang, lebih bersifat rutinitas.
- Rasional, Keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
- Posisi atau kedudukan.
- Masalah:terstrur, tidak terstruktur, rutin,insidental.
- Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan.
- Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
- Tujuan, antara atau objektif.
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan
memparhatikan hal-hal sebgai berikut:
- Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability.
- Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.
- Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
- Bidan berusaha menyongkong pemahaman ibu tentang kesejahtraan dan menyatakan pilihanya situasi yang aman.
- Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah:knowledge, ajaran instrinsik, kemampuan berpikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.
D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
1). Ciri keputusan yang etis, meliputi:
- Menpunyai pertimbangan benar salah.
- Sering menyangkut pilihan yang sukar.
- Tidak mungkin dielakkan.
- Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.
2). Situasi
A.Mengapa kita perlu mengerti situasi:
- Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
- Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
- Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
B. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
- Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
- Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor-faktor subjektif lain.
C. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang
situasi:
- Melakukan penyelidikan yang memadai.
- Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
- Memperluas pandangan tentang situasi.
- Kepekaan terhadap pekerjaan.
- Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
E. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Teori utilitarisme
Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi
kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan
menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya
memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidak senangan. Prinsip umum dalam
utilitarsme adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang
benar bila menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada dua bentuk teori
utilitarisme, yaitu:
- Utilitarisme berdasarkan tindakan,
- Utilitarisme berdasar aturan.
Prinsip untilitarisme berdasar tindakan adalah setiap
tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan
yang lebih besar. Utilitarisme berdasar aturan adalah modifikasi antara
utilitarisme tindakan dan aturan moral,aturan yang baik akan menghasilkan
keuntungan yang maksimal. Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan
dan aturan moral,Tindakan dikatakan baik . menurut filsuf johan stuart
mill(1864), bahwa kesenangan dan kebahagiaan dinilai secara kualitatif.
Menurutnya “everebody to count for one,nobodiy to count for more than one”,
suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidak bahagiaan.
Tidak ada seorang pung yang tidak berguna bagi yang lain. Kebahagiaan terbesar
adalah milik semua orang. Menurut richard B. Brandt bahwa perbuatan dinilai
baik secara moral, jika sesuai dengan aturan moral yang berlaku dan berguna
pada suatu masyarakat.
2. Teori deontology
Menurut immanuel kant (1724-1804),sesuatu dikatakan
baik dalam arti sesungguhnya adallah kehendak yanng baik, jika digunakan dengan
baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat,
akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena
kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu atau keinginan
tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai
kewajiban,disebut lagalitas. Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap manusia
mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku langsun pada diri
kita.kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban untuk , termasuk
kewajiban kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik dsb.
Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus
dikembalikan dsb. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang
menimbulkan komplik atau dilema.
3.Teori hedonisme
Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodratnya
setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi
ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan
kesenangan dengan, dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros (341-270
SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi
kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan daei keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari
kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut
baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau
mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.
4.Teori eudemonisme
Menurut falsuf Yunani Aristoteles (383-322 SM) dalam
buku Ethika Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu
tujuan, ingin mencapai sesuatu yang biak bagi kita. Seringkali kita mencari
suatu tujuan untuk terakhir hidup manusia adalah kebahagian
(eudaimonia).Seseorang mampu mencapai tujuannyan jika mampu menjalankan
fungsinya denga baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Munusia mencapai
kebahagian dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan
intelektual dan keutamaan moral.
F. DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN
Peran bidan secara menyeluruh meliputi beberapa aspek:
Praktisi, penasehat, konselor, teman, pendidikan, dan peneliti atau pada garis
besarnya adalah pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam pelayanan
kebidanan.Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggung jawab
bidan meliputi:
- Mempertahankan dan meningkatkan keamanan ibu dan bayi
- Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang tidak bias yang didasarkan pada evidence based.
- Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerjasama dalam profesi dan Memberikan pelayanan dengan memiliki taanggung jawab yang sama, termasuk dengan teman sejawatnya atau kolega, sehingga bagaimana agar fit for practice and fit for purpose (menguntungkan untuk praktik dan menguntungkan untuk tujuan).
- Dimensi kode etik, meliputi:
- Antara anggota profesi dan klien
- Antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
- Anggota profesi dan profesi kesehatan.
- sesama anggota profesi.
Prinsip kode etik, terdiri dari:
- Menghargai otonomi.
- Melakukan tindakan yang benar.
- Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
- Memperlakukan manusia denga adil
- Menjelaskan dengan benar.
- Menepati janji yang telah disepakati.
- Menjaga kerahasiaan.
G. STUDI KASUS
1. Seorang bidan menangani seorang ibu X primipara
berusia 35 tahun. Bidan tersebut menggali informasi mulai dari riwayat
kesehatan masa lalu, sekarang dan riwayat kesehatan keluarganya.kehamilan ibu X
berusia 14 minggu dan ini merupakan kehamilan yang direncanakan. Pada akhir
pertemuan ibu X tersebut mengeluarkan pendapat tentang rencana persalinannya
ibu X menyatakan tentang persalinan sebagai pilihannya. Bidan menjelaskan bahwa
persalinan SC untuk kasus komplikasi. Bidan tersebut tidak melanjutkan
diskusinya karena takut memberikan informasi yang salah dan terjadi konflik.
Maka bidan menyarankan ibu X untuk konsultasi ke dokter kandungan. Ada beberapa
pertanyaan untuk bahan pertimbangan :
- Haruskah bidan tersebut meneruskan diskusi tentang persalinan SC sebagai pilihan?
- Menurut anda apakah keinginan ibu X untuk SC harus dipenuhi?
- Haruskah persalinan SC menjadi atu pilihan untuk beberapa ibu, padahal tanpa indikasi?
2. Seorang ibu primigravida dengan umur kehamilan 27
minggu diperkirakan akan melahirkan bayi prematur. Dirumah sakit ia melakukan
berbagai pemeriksaan, seperti pemeriksaan servix, usapan vagina dan pemeriksaan
urin. Ibu tersebut didiagnosis mengalami infeksi saluran kemih.penyebab
kemungkinan kelahiran prematur pada ibu tersebut ternyata gonore dan infeksi
chlamydia, sehingga pada hasil pemeriksaan vulva ibu tersebut terdapat sekret
yang mukopurelent, tampak kotor, basah, lembab,dan berbau, serta terdapat
hiperemis di daerah sekitar vulva da vagina. Kemudian setelah selesai
pemeriksaan, pada saat istirahat bidan yang memeriksa ibu tersebut menceritakan
kejadian atau kasus yang dialami ibu tersebut pada sejawat bidan yang lain
termasuk pada para mahasiswa calon bidan. Ada beberapa pertanyaan untuk menjadi
bahan pertimbangan :
- Apakah tindakan yang dilakukan bidan tersebut melanggar kode etik?
- Bagaimana seharusnya tindankan bidan dalam menjamin privasi dan kerahasiaan klien ?
H. PELAYANAN KEBIDANAN
Peran 1: menjamin perlindungan pada masyarakat
pengguna jasa profesi dan frofesi sendiri, 2:sangat berperan dalam pemberian
pelayanan profesional.
Bidan dikatakan profesonal, memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut:
• Mandiri.
• Peningkatan kompetensi.
• Praktik berdasarkan evidence based.
• Penggunaan berbagi sumber informasi.
Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan
berkualitas, serta butuh perlindungan sebagai pengguna jasa profesi. Ada
beberapa halyang menjadi sumber ketidak puasan pasien atau masyarakt, yaitu:
- Pelayanan yang aman .
- Sikap petugas yang kurang baik.
- Komunikasi yang kurang.
- Kesalahan prosedur.
- Sarana kurang baik.
- Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan.
Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
prangkat hukum yang sudah ada melalui serangkain kegiatan sertifikasi
(pengaturan konfetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
Tujuan adalah memberikan perlindungan kepada
masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan
tersebut adalah melipiti:
• Mempertahankan kualitas pelayanan.
• Memberikan kewanangan.
• Menjamin perlindungan hukum.
• Meningkatkan profesionalisme.
Prakti bidan adalah serangkain kegiatan pelayanan
kesehatan yang yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,keluarga dan
masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan
erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan
pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta
mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan,
sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau
kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah
mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.
B. Saran
- Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etik maupun moral dalam lingkungan kebidanannya.
- Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etik.
- Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidananseringkali muncul masalah atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuningsih heni puji, Etika profesi kebidanan,
Penerbit fitramaya
0 komentar:
Posting Komentar