BAB I
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Teori Menurut Kasus Persalinan
1.
Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang
berlansung sekitar 18- 24 jam,dengan letak janin belakang kepala.
( Varneys,2003)
2.
Bentuk atau macam persalinan
a. Persalinan
Spontan : persalinan seluruh berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005)
b. Persalinan
Buatan : persalinan dengan bnatuan tenaga dari luar. Missal : section sessaria,
vacuum ekstrasi dan forshep (Sarwono Prawirohardjo, 2005)
c. Persalinan
Anjuran : kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan rangsangan, missal : pemberian oksitosin dan prostaglandin.
3.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
persalinan
a.
Passage
(jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian
tulang padat, dasar panggul, vagina dan entriotus (lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses
persalinan. Janin harus menyesuaikan dirinya terhadap jalan yang relative kaku.
Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus di tentukan sebelum persalinan
dimulai.
b.
Passanger
(janin dan plasenta)
Passenger atau jalan bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa factor, yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin karena plasenta juga harus melewati
jalan lahir, maka dia juga dianggap sebagai bagian dari passanger yang
menyertai janin, namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada
kehamilan normal.
c.
Power (kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan
kontraksi involunter dan volenter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan
plasenta dari eterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer,
menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilitasi, usaha volunter
dimulai untuk mendorong yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini
memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
4.
Tanda
permulaan persalinan
a.
Lightening
yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP) terutama pada primi para.
b.
Perut kelihatan lebih besar /melebar,
fundus uteri menurun.
c.
Pola kesuria dan sasuk miksi karena
kandung kemih tertekan bagian bawah janin
d.
False labair pain yaitu perasaan
sakit diperut dan pinggang karenaadanya kontraksi lemah dari uterus.
e.
Serviks menjadi lembek, mendatar dan
mengeluarkan sekresi lendir,darah dari vagina (bloedy show). (Praworohardjo,
2000).
5.
Tanda
dan gejala inpartu
a.
Kekuatan
his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat.
b.
Keluarlendir dan darah lebih banyak.
c.
Kadang ketuban pecah dengan
sendirinya
d.
Pada pemeriksaan dalam serviks mulai
mendatardan pembukaan lengkap.( Praworohardjo, 2000)
6.
Kala
dalam persalinan
a.
Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai
pembukaan serviks kurang 4 cm dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali
dalam 10 menit, sampai pembukaan lengkap. Pada primigrafida kala I berlangsung
kira-kira 13 jam, sedangkan pada multi kira-kira 7 jam. Proses pembukaak
serviks dibagi dalam 2 fase:
1)
Fase laten : berlangsung selama 8
jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2)
Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu
:
a)
Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam
pembukaan 3cm tmenjadi 4cm.
b) Fase
dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari
4cm menjadi 9cm.
c)
Fase deselerasi : pembukaan menjadi
lambat kembali, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9cm menjadi lengkap.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan
hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika
pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum
pembukaan mencapai 5cm, disebut ketuban pecah dini.
b.
Kala
II
Proses
persalinan dari pembukaan serviks 10 cm (lengkap) sampai lahirnya bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-
rata 0,5 jam.
c.
Kala III
Proses persalinan dari lahirnya bayi
sampai plasenta lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk
melepas plasenta dari din dinginya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah, (Catatan
Obsetri, dr. Cipto Pramono, SpOG).
d.
Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2
jam pertama post partum. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar
biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang
lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal. ( Prawirohardjo, 2007)
7.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan,
sebagai berikut :
a.
Abortus
1)
Terhentinya
dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
2)
Umur
kehamilan sebelum 28 minggu
3)
Berat
janin kurang dari 1000 gram
b.
Persalinan
prematuritas
1)
Persalinan
sebelum umur kehamilan 28-36 minggu
2)
Berat
janin kurang dari 2499 gram
c.
Persalinan
aterm
1)
Persalinan
antara umur kehamilan 37-42 minggu
2)
Berat
janin diatas 2500 gram
d.
Persalinan
serotinus
1)
Persalinan
melampui umur kehamilan 42 minggu
2)
Pada
janin terdapat tanda post maturitas
e.
Persalinan
presipitatus
Persalinan
berlangsung cepat (kurang dari 3 jam)
Istilah-istilah
yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan
a.
Gravida : wanita yang sedang hamil
b.
Primigravida : wanita yang hamil pertama kali
c.
Para : wanita yang pernah
melahirkan bayi
d.
Multipara : wanita yang pernah melahirkan
anak hidup lebih dari sekali dan dimana persalinan tersebut tidak lebih dari
5x.
e.
Grandemultipara : wanita telah melahirkan janin lebih dari 5x
8.
58 langkah asuhan persalinan normal
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua
a.
Ibu
merasa ada dorongan kuat untuk meneran
b.
Ibu merasa takanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vagina
c.
Perineum
tampak menonjol
d.
Vulva
dan sfingter
ani membuka
2.
Pastikan
kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
dan
penatalaksanaan komplikasi
ibu dan bayi
baru lahir. Untuk asfiksia à tempat yang datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk
bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi.
a.
Menggelar
kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi.
b.
Menyiapkan
oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set
3.
Pakai
celemek plastik.
4.
Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan
handuk yang bersih dan kering.
5.
Pakai
sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam.
6.
Masukkan
oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT atau steril) dan letakkan di
partus set/wadah DTT atau steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik).
7.
Membersihkan
vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi dengan DTT.
a.
Jika
introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari arah depan ke belakang
b.
Buang
kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
c.
Ganti
sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam larutan
klorin 0,5 %)
8.
Lakukan
periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi.
9.
Dekontaminasi
sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan
terbalik dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit. Cuci kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan.
10.
Periksa
DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160x/menit).
11.
Mengambil
tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal.
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ,
dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
12.
Beritahu
bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
a.
Tunggu
hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan
ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
b.
Jelaskan
pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu
untuk meneran dengan benar
13.
Minta
keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin meneran dan
terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi
lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
14.
Laksanakan
bimbingan meneran saat ibu marasa ada dorongan kuat untuk meneran.
a.
Bimbing
ibu agar dapat
meneran secara baik dan efektif
b.
Dukung
dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya
tidak sesuai
c.
Bantu
ibu mengambil posisi nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e.
Anjurkan
keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
f.
Berikan
cukup asupan cairan per oral (minum)
g.
Menilai
DJJ setiap kontraksi uterus selesai
h.
Segera
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
15.
Anjurkan
ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
16.
Letakkan
handuk bersih (untuk mengeringkan bayi di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm).
17.
Letakkan
kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong.
18.
Buka
tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
19.
Pakai
sarung tangan DTT pada kedua tangan.
20.
Setelah
tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum
dengan tangan yang dilapisi dnegan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
21.
Seka
dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi dengan kasa/kain bersih.
22.
Periksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal
itu terjadi dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
a.
Jika
tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi
b.
Jika
tali pusat melilit leher secara kuat,
klem tali pusat di dua
tempat dan potong diantara
dua klem tersebut
23.
Tunggu
kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
24.
Setelah
kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparetal. Anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
25.
Setelah
kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas.
26.
Seteleh
tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara mata kaki
dan pegang masing-masing mata kaki ibu jari dan jari-jari lainnya).
27.
Penilaian
segera bayi baru lahir.
28.
Keringkan
tubuh bayi, bungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
29.
Jepit
tali pusat dengan
klem kira-kira 3cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2cm distal dari klem pertama.
30.
Dengan
satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit dan lakukan pengguntingan
(lindungi perut bayi) tali pusat diantara 2 klem tersebut.
31.
Ganti
handuk yang basah dengan handuk/kain baru yang bersih dan kering, selimuti dan
tutup kepala bayi dan biarkan tali pusat terbuka. Tali pusat tidak perlu
ditutup dengan kassa atau diberi yodium tapi dapat dioles dengan antiseptik,
Jika bayi mangalami
kesulitan bernafas, lihat penatalaksanaan asfiksia
32.
Berikan
bayi kepada ibunya dan anjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan untuk memulai pemberian ASI.
33.
Letakkan
kain bersih dan kering pada perut ibu, periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal).
34.
Beritahu
ibu bahwa ia akan disuntik agar uterus berkontraksi baik.
35.
Dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
36.
Pindahkan
klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
37.
Letakkan
satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simpisis untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.
38.
Setelah
uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas.
Jika uterus tidak segera
berkontraksi minta ibu, suami datau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu
39.
Lakukan
penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta terlepas. Minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian ke arah atas mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorsokranial).
40.
Saat
plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan
putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada tempat yang telah disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai serung tangan DTT atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
41.
Segera
setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus,
letakkan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik masase.
42.
Periksa
kedua sisi plasenta baik bagian meternal maupun fetal dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
palsenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
43.
Evaluasi
kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan panjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
44.
Pastikan
uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
45.
Celupkan
kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, bilas kedua tangan tersebut dengan air DTT dan keringkan dengan kain yang bersih dan
kering.
46.
Selimuti
bayi dan tutupi
bagian kepalanya dengan handuk atau kain bersih dan kering.
47.
Minta
ibu memulai pemberian ASI secara dini (30-60 menit setelah bayi lahir).
48.
Lanjutkan
pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
a.
2-3
kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
b.
Setiap
15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
c.
Setiap
20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri
49.
Ajarkan
ibu/keluarga cara
melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
50.
Evaluasi
dan estimasi jumlah kehilangan darah.
51.
Memeriksa
nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30menit selama jam kedua pascapersalinan.
a.
Memeriksa
temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pascapersalinan
b.
Melakukan
tindakan ynag sesuai untuk temuan yang tidak normal.
52.
Tempatkan
semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan
bilas peralatan setelah didekontaminasi.
53.
Buang
bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
54.
Bersihkan
ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir, dan
darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
55.
Pastikan
ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi
ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
56.
Dekontaminasi
tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5 %.
57.
Celupkan
sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %, balikkan bagian dalam keluar
dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10menit.
58.
Cuci
kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
59.
Lengkapi
partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV
dan lakukan penimbangan bayi, beri tetes mata profilaksis dan vitamin K 0, 1
cc.
B.
Konsep
Teori Menurut Hellen Varney
Menurut Hallen Varney ada 7
langkah dalam manajemen kebidanan yaitu :
1.
Langkah 1 : Tahap
Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dilakukan dengan cara :
a.
Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan
nifas, bio-psiko-sosial-spiritual, serta pengetahuan klien.
b.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi :
1) Pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )
2) Pemeriksaan
penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru serta catatan
sebelumnya ).
1
|
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan
akurat.
2.
Langkah 2 : Interpretasi
Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah
keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis
tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
a. Diakui dan
telah disahkan oleh profesi.
b. Berhubungan
langsung dengan praktek kebidanan.
c. Memiliki
cirri khas kebidanan.
d. Didukung
oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
e. Dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
3.
Langkah 3 : Mengidentifikasi
Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi
juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi
yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi
sudah tepat.
4.
Langkah 4 : Menetapkan
Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus,
misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan
panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius,
bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti
pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru
lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan kebidanan.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
5.
Langkah 5 : Menyusun Rencana
Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah
ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan,
konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata
lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan
dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui
oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan
efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
6.
Langkah 6 : Pelaksanaan
Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias
dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul
tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan
bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan
bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu
dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.
7.
Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian
belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif serta melakukan
penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang
memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada
proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka
tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja
C.
Penerapan
Menejemen Kebidanan Varney
1.
Pengkajian
`Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai
dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar
dan informasi tentang klien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi
keadaan pasien.
Data ini difokuskan pada :
a.
Data Subjektif
1)
Biodata
a)
Nama: Dikaji dengan nama jelas dan
lengkap agar tidak
terjadi
kekeliruan dalam melaksanakan tindakan.
b)
Umur : Dikaji karena resiko dalam
komplikasi persalinan
c)
Agama : Untuk
mengetahui keyakinan yang dianut klien Sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
d)
Suku/bangsa : Untuk
mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang dianut pasien sehingga dapat mempermudah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan.
e)
Pendidikan : Pendidikan perlu dikajiuntuk mengetahui tingkat kemampuan
klien. Karena pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f)
Alamat : Untuk mengetahui pasien
tinggal dimana
2)
Keluhan Pasien
Ditujukan pada data yang terutama
mengarah pada tanda dan gejala yang berhubungan dengan persalinan.
3)
Riwayat Kesehatan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu pernah menderita atau sedang menderita penyakit-penyakit
meliputi hipertensi, jantung, TBC, paru-paru, asma, diabetes mellitus, riwayat
penyakit/ trauma tulang punggung.
4)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai riwayat penyakit keturunan meliputi
penyakit hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, dan riwayat keturunan
kembar.
5)
Riwayat Obstetri
a)
Riwayat haid
Riwayat haid perlu dikaji untuk mengetahui apakah
kehamilannya aterm atau tidak melalui perhitungan HPHT.
b)
Riwayat persalinan yang lalu
Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat
kelahiran dengan operasi atau tidak.
c)
Riwayat jumlah gravida dan paritas
Multigravida dan multiparitas serta interval kehamilan
lebih dari 2 tahun.
d)
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat ANC meliputi dimana periksa kehamilannya,
berapakah dan kapan perlu dikaji untuk mengetahui apakah ditemukan adanya
kelainan letak pada kehamilan 34 minggu.
e)
Riwayat persalinan sekarang
Hal yang perlu dikaji meliputi sejauh ini berapa lama
proses persalinan berlangsung, apakah persalinan pada awalnya berlangsung
normal atau kemudian berhenti secara tiba-tiba, apakah kulit ketubannya sudah
pecah dan jika telah pecah berapa lama hal itu telah terjadi.
f)
Pola kehidupan sehari-hari
a)
Pola nutrisi
Nutrisi pasien perlu dikaji karena malnutrisi
merupakan faktor resiko terjadinya penyulit dalam persalinan.
b)
Pola elimininasi
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik
frekuensi dan pola sehari-hari
c)
Pola istirahat
Dikaji untuk mengetahui pola tidur serta lamanya tidur.
d)
Pola seksual
Dikaji apakah ada gangguan atau keluhan dalam hubungan
seksual.
e)
Pola aktifitas
Ibu yang biasa kerja keras kemungkinan bisa
menyebabkan kelelahan pada saat persalinan
f)
Pola personal hygiene masalah dan
lingkungan
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa
kali, bagaimana kebersihan lingkungan apakah memenuhi syarat kesehatan.
g)
Pola persepsi kesehatan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha
yang akan dilakukan ibu, apabila ibu mempunyai indikasi akan dilakukannya
persalinan dengan tindakan.
h)
Pola pertahanan diri
Untuk mengkaji pertahanan diri yang dipakai dalam
mengatasi perasaan takut dan cemas karena adanya masalah dalam persalinan.
i)
Keadaan sosial ekonomi
Untuk mengkaji hubungan sosial ibu dengan keluarga dan
untuk mengkaji kemampuan pasien berkaitan dengan biaya perawatan dan pengobatan
yang diberikan.
j)
Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan
psikologi ibu sehubungan dengan adanya masalah dalam persalinan
b.
Data Objektif
1)
Pemeriksaan Umum
Dilakukan pemeriksaan umum untuk mengkaji keadaan
umum, kesadaran, tanda-tanda vital (TD, nadi,suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya kelainan dalam persalinan. Sehingga bidan dapat mengambil keputusan bila
terjadi masalah dalam persalinan.
2)
Status Present
a)
Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi
rambut rontok atau tidak.
b)
Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera
ikterik atau tidak, dan untuk mengetahui kelopak mata cekung atau tidak.
c)
Hidung
Diperiksa untuk mengetahui ada polip atau tidak.
d)
Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau
tidak.Dan ada caries dentis atau tidak.
e)
Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda
infeksi telinga seperti OMA atau OMP.
f)
Leher
Diperiksa apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau
tidak
g)
Ketiak
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak
h)
Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada
retraksi dinding dada saat respirasi atau tidak.
i)
Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti
benjolan abnormal atau tidak.
j)
Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui kepala janin dapat diraba
diatas rongga pelvik atau tidak, kontraksi uterus sering dan kuat atau tidak,
uterus dapat mengalami kontraksi tertarik dan bermolase ketat disekeliling
janin atau tidak serta ada cincin bandle (bandl’s ring) dapat terlihat atau
tidak.
k)
Pinggang
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa
atau tidak.
l)
Genitalia
Dikaji apakah ada oedem vulva atau tidak, vagina panas
dan kering atau tidak, periksa adanya pembukaan pada servik dan berapa
penipisan (effecement pada serviks).
m) Punggung
Periksa apakah ada kelainan tulang punggung atau
tidak.
n)
Anus
Apakah pada saat inspeksi ada hemoroid atau tidak.
o)
Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada
odem dan kelainan atau tidak.
3)
Pemeriksaan Obstetri
a)
Pemeriksaan palpasi
Dilakukan untuk mengetahui letak janin
b)
Denyut jantung janin
Diperiksa untuk memantau janin selalu dalam keadaan
normal dengan ddj normal 120-160x/menit, jika lebih dari 160 disebut fetal
distres dan waspadai terjadinya fetal death.
c)
His dan pengeluaran pervaginam
Perlu dikaji untuk mengetahui apakah his adekuat dan
untuk mengetahui PPV ibu. Menurut Saifuddin (2002). Dikatakan his adekuat bila
frekuensinya 3x dalam 10 menit dan lamanya lebih dari 30 detik.
d)
Pemeriksaan dalam
Dilakukan untuk mengetahui pembukaan serviks dan
penipisan serviks.
4)
Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui gambaran secara
garis besar bentuk dan ukuran panggul, penilaian ukuran panggul normal meliputi
distansia spinarum 23-26 cm, distansia cristarum 26-29 cm, conjungtiva externa
18-20 cm, ukuran lingkar panggul 80-90 cm sehingga dapat ditentukan ukuran
panggul pasien trmasuk ukuran normal atau sempit , ukuran panggul ini dapat
mempengaruhi persalinan normal melalui pervaginam atau tidak.
2.
Interpretasi data untuk
mengidentifikasi diagnosa/ masalah
Interpretasi dibentuk
dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan.
a.
Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang
berkaitan dengan gravida , para, abortus , umur ibu, umur ibu, umur kehamilan
keadaan janin, dan perjalanan persalinan.
Dasar dari diagnosa tersebut :
1)
Pernyataan pasien mengenai jumlah
kehamilan
2)
Pernyataan pasien mengenai jumlah
persalinan
3)
Pernyataan pasien mengenai pernah
atau tidak mengalami abortus.
4)
Pernyataan ibu mengenai umurnya
5)
Pernyataan ibu mengenai HPHT
6)
Hasil pemeriksaan :
a)
Palpasi ( leopold I,II,III,IV)
b)
Auskultrasi yaitu DJJ
c)
Pemeriksaan dalam yang dinyatakan
dengan hasil VT
7)
Sudah dipimpin mengejan pada
primigravida sedangkan pada multigravida 1 jam.
b.
Masalah
Tidak ada
3.
Diagnosa Potensial
Tidak ada
4.
Antisipasi Masalah
Tidak ada
5.
Perencanaan /Intervensi
Merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang
ada yang didukung dengan pendekatan yang rasional sebagai dasar untuk mengambil
keputusan sesuai langkah selanjutnya.Perencanaan berkaitan dengan diagnose
kebidanan, masasal dan kebutuhan.
a.
Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1)
Pemberian informasi tentang
persalinan yang normal
2)
Kolaborasi dengan dokter untuk
mendapatkan pelaksanaan persalinan
normal yang aman.
3)
Melakukan pengawasan yang meliputi
KU, tensi, nadi, suhu, RR, his, DJJ, bandle ring, PPV.
4)
Penatalaksanaan pasca persalinan
b.
Berkaitan dengan masalah
Pemberian informasi mengenai proses persalinan yang
akan dihadapi dan apa yang harus dilakukan saat proses persalinan berlangsung.
6.
Pelaksanaan/ Implementasi
Pelaksanaan
bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien sesuai rencana
yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara sistematis,
agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik.
a.
Memberikan informasi kepada ibu
tentang sebab persalinan harus diakhiri.
b.
Melakukan pengawasan 10.
c.
melakukan penatalaksanan pasca
persalinan dengan baik sehingga diharapkan dengan penatalaksanaan yang baik
diagnose potensial tidak muncul.
d.
untuk pelaksanaan tindakan pada
masalah kecemasa terhadap proses
persalinan yang akan dialami oleh ibu maka dilaksanakan dengan memberikan
informasi secara singkat tentang keadaan yang dialami ibu dan tindakan yang
akan dilakukan berkenaan dengan masalah yang ada, selain itu juga perlu
diberikan informasi mengenai hal- hal yang perlu dilakukan rasa cemasnya dalam
menghadapi proses persalinan.
7.
Evaluasi
Penularan
dari semua tindakan yang telah dilakukan, apakah implementasi sesuai dengan
perencanaan dan harapan dari asuhan kebidana yang diberikan.
a.
Berkaitan dengan diagnose kebidanan
1)
Bayi dalam keadaan baik, menangis
kuat, warna merah muda.
2)
Ibu dalam keadaan baik.
b.
Berkaitan dengan masalah
1)
Ibu merasa tenang dan tidak cemas
lagi.
2)
Ibu mengetahui gambaran pada proses
persalinan yang normal.
3)
Ibu mengetahui apa yang akan dilakukan
pada saat proses persalinan berlangsung
BAB
II
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
NORMAL
Ny A UMUR 29 TAHUN G2P1A0 HAMIL 39
MINGGU 6 HARI
DI BPM NY. RIYANTI ACHWAN Amd.Keb
BUGEN BANGETAYU SEMARANG
Tempat Praktek : Bidan Riyanti Amd.Keb Nama Mahasiswa : Lina Fathma
Tanggal Masuk :
07 Juli 2014 Tingkat/ Semester : II/ IV
I.
PENGKAJIAN
A.
Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomer RM :
Nama Ibu : Ny A Nama Suami : Tn. M
Umur :
29 tahun Umur : 29 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan :
SMA
Pekerjaan/ Penghasilan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Tlogosari Wetan Rt 02 Rw 02
Pedurungan Semarang
Anamnesa pada tanggal 07 Juli 2014 pukul 04.00 WIB
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin melahirkan
2. Keluhan Utama : Ibu menyatakan kenceng – kenceng, belum
mengeluarkan lendir darah dan air ketuban.
3. Tanda – tanda persalinan :
a.
Kontraksi
: Kuat sejak
tanggal : 07 Juli 2014 pukul : 01.00
WIB
b. Frekuensi : 4 kali
setiap 10 menit, lamanya : 40 detik
c.
Kekuatan
: kuat
d. Lokasi ketidaknyamanan : dari
punggung, perut bagian bawah hingga pinggang
4. Pengeluaran pervaginam :
a.
Darah
: Tidak ada Volume : -
b. Air ketuban : Utuh Volume
: -
c.
Lendir
darah : Belum keluar
Riwayat Obstetri
1.
Riwayat
menstruasi :
a.
Menarche
: 13 tahun Siklus : ± 28 hari
b. Lama : ± 7 hari Jumlah : 2-3 x ganti pembalut /hari
c.
Warna
: Merah darah Keluhan : tidak
ada
2.
Riwayat
Perkawinan :
a.
Umur
waktu nikah : 23 tahun
b. Lama : 7
tahun
c.
Perkawinan
ke : 1
d. Jumlah anak : 1
3.
Riwayat
Kesehatan :
a.
Riwayat
kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita
penyakit menular ( HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM,hipertensi, asma),
menahun (jantung, ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah
menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC, hepatitis) menurun seperti (
hipertensi, DM,Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)
c.
Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga
tidak ada yang menderita penyakit menular ( HIV/AIDS,TBC, hepatitis), menurun (
DM, hipertensi), menahun ( jantung, ginjal)
4.
Riwayat
Kehamilan Sekarang :
a.
HPHT : 30-10-2013 HPL : 10-07-2014
b. Haid bulan sebelumnya :
September Lamanya
± 7 hari
c.
ANC : 7 kali teratur, frekuensi 7 kali , di Bidan
d. Imunisasi TT : 2 x, di
Bidan
e.
Keluhan
selama hamil :
TRIMESTER I
|
TRIMESTER II
|
TRIMESTER III
|
mual
muntah
|
Susah
BAB
|
Sering
BAK
Kenceng-kenceng
|
f.
Pergerakan
janin dalam waktu 24 jam terakhir : ± 10 kali
g. BB sblm hamil ; 49kg
5.
Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
Hamil
Ke
|
Penyulit/
komplikasi
|
Tgl
Lahir Anak
|
Jenis
Kelamin Anak
|
Jenis
Persalinan
|
Penyulit
/ komplikasi
|
Penolong
|
BB
lahir
|
Keadaan
Anak
|
Nifas
|
1
|
Tidak
ada
|
3
tahun
|
♂
|
Spontan
|
Tidak
ada
|
Bidan
|
2800
gr
|
Sehat
|
Normal
|
2
|
Hamil
ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Riwayat
KB :
Jenis
|
Lama
penggunaan
|
Keluhan
|
Alasan
berhenti
|
Dahulu
: kb suntik 3 bulan
Rencana:
kb suntik 3 bulan
|
1
Tahun
|
-
|
Ingin
hamil
|
7.
Pola
Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Kebutuhan
|
Selama
hamil
|
Selama
bersalin
|
Keluhan
|
Nutrisi :
§ Makan
§ Minum
|
Ibu telah makan 3x/hari dengan
porsi sedang( nasi, sayur, lauk)
Ibu minum setiap saat ketika ibu
merasa haus
|
Ibu telah makan 1 kali dengan
porsi sedang ( nasi, sayur, lauk, buah – buahan )
1 gelas teh, 1 gelas susu
|
-
-
|
Eliminasi :
§ BAK
§ BAB
|
Ibu BAK
5 – 7 x /hari
Ibu BAB 1x /hari
|
Ibu telah BAK 2X selama bersalin
Ibu belum BAB
|
-
-
|
Istirahat
|
8 – 9 jam /hari
|
Ibu istirahat disela – sela
kontraksi
|
-
|
Aktifitas
|
Melakukan aktifitas rumah tangga
|
Posisi miring kanan miring kiri
|
-
|
Personal Hygiene
|
Mandi 2x/hari , gosok gigi 2x/hari, ganti baju
2x/hari, ganti celana dalam 3x/hari
|
Ibu
sudah mandi, gosok gigi , ganti celana dalam dan pembalut
|
-
|
Rekreasi
|
1 bulan sekali
|
Ibu belum rekreasi
|
-
|
Pola seksual
|
± 1x /minggu
|
Ibu belum melakukan hubungan
seksual
|
-
|
8.
Data
Psikologis :
Ibu dan keluarga merasa senang
dengan kehamilannya dan menyambut kelahiran bayinya
9.
Data
Sosial – Budaya :
a.
Hewan
peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan : ibu
menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak kumuh.
c.
Hubungan
dengan suami dan/ keluarga : ibu
menyatankan hubungannya dengan keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi
dan menerima kehadiran bayinya
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak
menganut adat istiadat yang ada dalam keluargannya
10. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam
menjalankan sholat 5 waktu sesuai dengan kepercayaannya
11. Pengetahuan Ibu :
a.
Tentang
kehamilan : ibu mengetahui tentang tanda
bahaya kehamilan seperti: (ketuban pecah sebelum waktunya, gerakan janin
berkurang, oedema, dll)
b. Tentang perawatan payudara : ibu
mengetahui tentang cara perawatan payudara
c.
Tentang
senam hamil : ibu mengetahui tentang senam hamil tetapi ibu
tidak melakukannya
d.
Tentang persiapan persalinan :
ibu sudah mempersiapkan persalinan seperti peralatan bayi
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan
Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmenthis
c.
Status
emosional : Stabil
d. Tanda vital
1) Tensi : 110/80 mmHg
2) Nadi :
84x/ menit BB sekarang
: 59 kg
3) RR :
22x/ menit TB : 150 cm
4) Suhu :
36,7ºC Lila : 30
cm
e.
Status
present
1) Kepala : Mesochepal
a) Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
b) Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
c) Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d) Hidung : bersih, tidak ada polip
e) Telinga : tidak ada serumen,
simetris
f)
Mulut : tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi
berlubang
2) Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
3) Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding
dada
4) Mammae :
simetris, tidak ada benjolan abnormal
5) Perut : tidak ada pembesaran hati dan limfa
6) Pinggang : tidak ada nyeri tekan
7) Genetalia :
bersih, tidak ada varises
8) Anus : tidak ada hemoroid
9) Ekstremitas
a) Atas : tidak
ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari – jari lengkap
b) Bawah : tidak ada oedema, varises,
tidak pucat, tugor baik
2.
Pemeriksaan Obstetri
a.
Inspeksi
1) Wajah/muka : tidak ada cloasma
gravidarum
2) Mammae : simetris, kelenjar
Montgomery membesar, putting verted
3) Abdomen : Nampak linea
nigra dan strie
b. Palpasi
1) Leopold I : 2
Jari di bawah PX, bagian fundus teraba lunak, bulat, tidak ada lentingan yaitu
bokong, TFU : 31 cm
2) Leopold II : bagian kanan teraba
keras memanjang , ada tahanan yaitu
punggung, sedangkan bagian perut kiri teraba kecil-kecil yaitu ekstremitas
3) Leopold III : bagian bawah janin teraba
bulat keras ada lentingan dan tidak bisa di goyang yaitu kepala
4) Leopold IV : kepala sudah masuk PAP (
devergen)
- Penurunan bagian terbawah (dengan 4/5) :
- TBJ : (31-11)x155
: 3100 gram
c.
Auskultasi
DJJ
:
frekuensi 140 kali/menit
:
irama teratur
:
interval 5 menit
d. Kontraksi uterus (His)
1) Lama : 40 detik
2) Frekuensi : 4 x
3) Interval : 5 menit
4) Sifat : kuat
e.
Perkusi
(reflek patella) : (+/+)
f.
Periksa
Dalam :
1) V/U/V : menutup /
tidak ada radang, penuh /tidak oedem, tidak varises
2) Pembukaan : Ø 7
3) Effecement : 70%
4) KK : +
5) Penurunan : 4/5
6) POD :
UUK kanan depan
3.
Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
a.
Protein
urine : Negatif
b.
HB : 11,5
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Ny A umur 29 tahun G2P1A0 usia
kehamilan 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intra uterin letak membujur presentasi
kepala sudah masuk PAP Ʉ puka inpartu kala 1 fase aktif
Dasar
:
DS
:
a.
Ibu menyatakan bernama ny. A dan berumur 29
tahun
b.
Ibu
menyatakan hamil yang ke dua, belum pernah keguguran
c.
Ibu
menyatakan HPHT 30 – 09 – 20013
d.
Ibu
menyatakan mules dan kenceng sejak pukul 01.00 WIB
DO :
a.
KU
: Baik
b.
Kesadaran : composmentis
c.
Leopold
I :
2 Jari di bawah Prosessus Xifoideus, bagian fundus teraba lunak, bulat, tidak
ada lentingan yaitu bokong, TFU : 31 cm
d.
Leopold
II : bagian
kanan teraba keras memanjang , ada
tahanan yaitu punggung, sedangkan bagian perut kiri teraba kecil-kecil
yaitu ekstremitas
e.
Leopold
III : bagian
bawah janin teraba bulat keras ada lentingan dan tidak bisa di goyang yaitu
kepala
f.
Leopold
IV : kepala sudah masuk PAP (
devergen)
g.
TBJ : ( 31-11 ) x 155 : 3100
h.
DJJ :
1)
Frekuensi : 140 kali/menit
2)
Irama : teratur
3)
Kontraksi : kuat
4)
Interval : 5 menit
i.
VT : Ø 7 cm
j.
Effecement : 70%
k.
KK : +
l.
POD : UUK kanan depan
III.
IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA
POTENSIAL
-
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN
SEGERA
-
1 komentar:
William Hill | Casino Roland
In this review, you will find out about William Hill, Casino Roland 온카지노 and ミスティーノ why it is the best online betting platform in Japan.William Hill Mobile: Android; Android; william hill Windows Phone;Sports & Gaming · Payment Methods · Sports
Posting Komentar