MAKALAH KONSEP
KEBIDANAN
“ GIZI
BALITA ”
Dosen
Pengampu: Sri Mularsih, S. SiT
Disusun oleh:
Lina fathma (121150)
AKADEMI
KEBIDANAN ABDI HUSADA SEMARANG
Tahun ajaran 2012 / 2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah konsep kebidanan dengan lancar
dan tepat pada waktunya.
Kedua kalinya sholawat serta salam tetap tercurahkan
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita kepada
agama yang diridhoi Allah SWT yakni agama Islam.
Namun saya yakin tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi dan do’a, makalah ini tidak akan terwujud.
Ucapan terimakasih saya
sampaikan kepada :
- Dra. Tatik Indrawati, S.SiT, M.Kes, Direktur Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang.
- Sri Mularsih S. SiT selaku dosen pengampu mata kuliah konsep kebidanan
- Kedua orangtua saya H. Bahrul ulum dan Hj latifatun chasanah yang saya cintai
- Titik kurniawati S.SiT selaku dosen wali kelas 1B
- Alim perdana putra yang saya sayangi
- Seluruh Dosen Dan Staff Karyawan Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang.
- Seluruh Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang
Selain itu ucapan terima kasih saya kepada yang terhormat.
Akhir kata untuk menyempurnakan makalah
ini, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, sehingga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca baik dimasa sekarang maupun di
masa yang akan datang.
Semarang,
Desember 2012
Lina fathma
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
D. Metode penulisan
E. Manfaat
BAB II : LANDASAN
TEORI
BAB III: PEMBAHASAN
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak
bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor
eksternal menyangkut pola asuh keluarga, budaya
keluarga, kesehatan lingkungan dan keterbatasan ekonomi keluarga
sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor
internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis
muncul sebagai problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti
halnya orang dewasa, tetapi
merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai
pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup
pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Gizi termasuk elemen yang
terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti
halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang
seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat
dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat
adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak
pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya
justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan
tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya
dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi.
Bidan
sebagai pelaksana, adalah
profesi yang tugasnya merupakan pengaplikasian ilmu secara langsung dalam
bentuk pelayanan kepada masyarakat. Dalam
pelaksanaannya bidan selalu menerapkan manajemen.
Bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi,
dan tugas ketergantungan atau merujuk. Tugas
kolaborasi (kerjasama) yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota
tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau sebagai salah satu
urutan dalam proses kegiatan pelayanan kesehatan. Tugas kolaborasi dapat
dilakukan dengan teman sejawat atau lintas sektoral mapun sengan dokter Obgin.
Tugas Kolaborasi (kerja
sama) bidan, diantaranya menberikan pelayanan
kebidanan pada balita dengan melibatkan klien/keluarga. Dan fungsi bidan
sebagai pelaksana diantaranya yaitu melakukan pelayanan
kesehatan pada anak balita dan pascasekolah
B. Tujuan
Untuk mengetahui
peran bidan sebagai pelaksana dalam kategori tugas kalaborasi atau kerjasama
dalam memberikan pelayanan asuhan gizi pada balita
C. Rumusan masalah
Bagaimanakah peran
bidan sebagai pelaksana dalam kategori tugas kalaborasi atau kerjasama dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi pada balita?
D. Metode
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah pengumpulan data dari berbagai sumber yaitu browsing internet dan study pustaka
E.
Manfaat
Setelah
membaca makalah ini diharap pembaca mengetahui bagaimana peran seorang bidan dalam
menjalankan tugas sebagai pelaksana dalam kalaborasi atau kerjasama dalam
memberikan pelayanan gizi pada balita dan dapat menjadi referensi untuk meningkatkan mutu
kesehatan balita, serta mengetahui gizi yang seharusnya didapatkan balita.
BAB II
LANDASAN TEORI
- Pengertian Bidan
Bidan (midwife/pendamping istri) berasal dari bahasa Sansekerta ”Wirdhan”
yang artinya wanita bijaksana. Bidan
merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan
sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang prakteknya
secara internasional telah diakui oleh Internasional Confederation of Midwives
(ICM) tahun 1972 dan Internasional Federation of Internasional Gynaecologist
and Obstetritian (FIGO) tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada
Pertemuan Dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemdian
disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992).
Bidan adalah
seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui oleh
Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek
kebidanan di Negara itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
memberikan nasehat yang di butuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan
dan masa pasca persalinan ( post partum period), memimpin persalinan atas
tanggung jawabnya sendiri. Serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. (50 tahun IBI )
- Peran Bidan
Dalam melaksanakan profesinya bidan memiliki peran sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik, dan peneliti
1. Peran Sebagai Pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga
kategori tugas, yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas
ketergantungan.
A.
Tugas Mandiri bidan
yaitu :
v
Menetapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan
v
Memberi pelayanan dasar
pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan mereka sebagai klien.
v
Memberi asuhan kebidanan
kepada klien selama kehamilan normal
v
Memberi asuhan kebidanan
kepada klien dalam masa persalinar dengan melibatkan klien/keluarga
v
Memberi asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir
v
Memberi asuhan kebidanan
pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga,
v
Memberi asuhan kebidanan
pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana
v
Memberi asuhan kebidanan
pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium serta menopause
v
Memberi asuhan kebidanan
pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga
B.
Tugas Kolaborasi (kerja
sama) bidan, yaitu :
v
Menerapkan manajemen
kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan
melibatkan klien dan keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
v
Memberi asuhan kebidanan
pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam
keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan
keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
pada bay, baru lahir dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan
keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.
C. Tugas Ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :
v
Menerapkan manajamen
kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien
dan keluarga.
v
Membeci asuhan kebidanan
melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta
kegawatdaruratan.
v
Memberi asuhan kebidanan
melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu
dengan melibatkan klien dan keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit
tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.
v
Memberi asuhan kebidanan
kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang
memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.
2. Peran sebagai
pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas,
yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam
tim.
A. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan
v
Bidan bertugas;
mengembangkan pelayanan dasar kesehatan, terutama pelayanan kebnjanan untuk
individu, keluarga kelompok khusus, dan masyarakat di wilayah kerja dengan
melibatkan masyarakat/klien.
B.
Berpartisipasi dalam tim
v
Bidan berpartisipasi
dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah
kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, serta
tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3. Peran Sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas
yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan
pembimbing kader.
A. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
Bidan memberi pendidikan dan penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, serta maryarakat) tentang
penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
ibu, anak, dan keluarga berencana.
B. Melatih dan membimbing kader
Bidan melatih dan
membimbing kader, peserta didik kebidanan dan keperawatan, serta membina dukun
di wilayah atau tempat kerjanya.
4. Peran Sebagai Peneliti/Investigator
Bidan melakukan
investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun berkelompok.
C.
Fungsi Bidan
Fungsi adalah kegunaan suatu hal,
daya guna, jabatan ( pekerjaan ) yang dilakukan, kerja bagian tubuh ( tim media
pena, 2002 : 117 )
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di
atas, maka fungsi bidan adalah sebagai berikut.
1. Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup :
·
Melakukan bimbingan dan
penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja)
pada masa praperkawinan.
·
Melakukan asuhan
kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis
tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
·
Menolong persalinan
normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
·
Merawat bayi segera
setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
·
Melakukan asuhan
kebidanan pada ibu nifas.
·
Memelihara kesehatan ibu
dalam masa menyusui
·
Melakukan pelayanan
kesehatan pada anak balita dan pcasekolah
·
Memberi pelayanan
keluarga berencanasesuai dengan wewenangnya.
·
Memberi bimbingan dan
pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita
pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai dengan wewenangnya.
2. Fungsi Pengelola,
mencakup :
·
Mengembangkan konsep
kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat.
·
Menyusun rencana
pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
·
Memimpin koordinasi
kegiatan pelayanan kebidanan.
·
Melakukan kerja sama,
serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan.
·
Memimpin evaluasi hasil
kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
3. Fungsi Pendidik, mencakup :
·
Memberi penyuluhan
kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan
kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
·
Membimbing dan melatih
dukun bayi serta kader kesetan sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.
·
Memberi bimbingan kepada
para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.
·
Mendidik peserta didik
bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Fungsi Peneliti,
mancakup :
·
Melakukan evaluasi,
pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok
dalam lingkup pelayanan kebidanan.
·
Melakukan penelitian
kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
D.
GIZI BALITA
- Pengertian Gizi
Beberapa pengertian gizi menurut para ahli yaitu :
a.
Deswarni Idrus dan Gatot Kunanto (1990)
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpangan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
b.
Harry Oxorn dan William R. Forte
Gizi
meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan
gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh serta mengolah
dan mempertimbangkan agar kita tetap sehat
c.
Tuti Sunardi
Gizi adalah sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh,
yang dapat mempertahankan kehidupan
d.
Nirmala Devi
Gizi
merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh
e.
Chairinniza K. Graha
Gizi adalah unsur yang terkandung
dalam makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang
mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat
f.
Ida Purnomowati, Diana H, Cahyo S
Gizi adalah
zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan, mempertahankan dan
memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses dalam tubuh, dan menyediakan energi
bagi fungsi tubuh, atau bisa juga diartikan sebagai komponen pembangun tubuh
manusia.
g.
Asep Kurnia Nenggala
Gizi
merupakan zat hara dalam makanan yang bernilai dan diperlukan makhluk hidup
untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya
h.
Lioni Ioni Ellis H
Gizi
merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang
i.
Joyce James, Colin Baker, Helen Swain
Gizi adalah komponen kimia dalam
makanan yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dan membantu
pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan sel-sel tubuh
j.
DR. I.K.G. Suandi, SpA
Gizi merupakan bagian dari proses
kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenhhan kebutuhan gizi
secara akurat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, sebagai sumber daya manusia
dimasa yang akan datang
Dari berbagai definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengertian gizi adalah komponen kimia yang terdapat
dalam zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk perkembangan dan
pertumbuhan.
- Pengertian Status Gizi
Status gizi
adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat
gizi dengan kebutuhan.Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).
- Pengertian Balita
Menurut
situs pencarian wikipedia.org, pengertian balita adalah periode usia manusia
setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini
seorang anak sedang lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya
seperti ia sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia
ketahui, belajar berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya alias
bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Dalam situs bookoopedia dijelaskan, pengertian balita
adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun. Atau dalam
artian khusus anak yang berusia di bawah lima tahun. Pengertian balita ini juga
ditunjang dengan dibutuhkannya pola makan yang cukup atau kecukupan gizi yang
seimbang.
- Nutrisi Penting Pada Balita
Beberapa nutrisi penting yang sangat
dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti :
a.
Vitamin A, D, E, K
Vitamin ini sangat vital bagi
balita.Jadi, usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya.Seperti
kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit
balita.Sedangkan vitamin D berperaan penting dalam meningkatkan penyerapan
kelsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi.Serta vitamin E memiliki
anti oksidan yang membantu pertumbuhan system syaraf dan pertumbuhan sel.
Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan darah.
b. Kalsium
Mineral yang sangat dibutuhkan dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang
kuat sehingga balita terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu,
keju, tahu, dll.
c.
Vitamin B dan C
Fungsi dari vitamin B antara lain
meningkatkan system syaraf dan imun tubuh balita, meningkatkan pertumbuhan sel,
serta mengatur metabolisme tubuh.Sementara vitamin C berfungsi untuk
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah
sariawan.Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras
merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur.Sementara untuk memenuhi
gizi balita dengan vitamin C dapat diperoleh dari tomat, kentang, stroberi,
dll.
d. Zat Besi
Balita sangat membutuhkan zat besi
terutama untuk membantu perkembanga otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan
zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam ungsi
kerja otak. Sumber makanam yang yang mengandung zat besi antara lain daging,
ikan, brokoli, telur, bayamkedelai serta alpukat.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita
Begitu banyak faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi status gizi balita diantaranya yaitu :
a.
Ketersediaan pangan ditingkat
keluarga
Status gizi
dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga,hal ini sangat
tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota
keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat (Depkes RI, 2004 : 19). Jika
tidak cukup bias dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi
(Depkes RI, 2002 : 13). Padahal makanan
untukanak harus mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan
kesehatan yang baik.
b.
Pola Asuh Keluarga
Pola asuh
keluarga adalah pola pendidikan yang diberikan oleh orang tua terhadap
anak-anaknya. Setiap anak membutuhkan cinta, perhatian, kasih saying yang akan
berdampak pada perkembangan fisik, mental dan emosional. Pola asuh terhadap
anak berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Perhatian yang cukup dan pola
asuh yang tepat akan memberipengaruh yang besar dalam memperbaiki status gizi .
Anak yang mendapat perhatian lebih, baik secara fisik maupun emosional misalnya
selalu mendapat senyuman, mendapat respon ketika berceloteh, mendapat ASI dan
makanan yang seimbang maka keadaan gizinya lebih baik dibandingkan dengan teman
sebayanya yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya.
c.
Kesehatan Lingkungan
Masalah gizi timbul tidak hanya
kerena dipengaruhi oleh ketidakseimbangan asupan makanan, tetapi juga
dipengaruhi oleh penyakit infeksi.Masalah kesehatan lingkungan merupakan
determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan lingkungan yang baik
seperti penyediaanair bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan
mengurangi resiko kejadian penyakit infeksi. Sebaliknya lingkungan yang buruk
seperti air minum tidak bersih, tidak ada saluran penampungan air limbah, tidak
menggunakan kloset yang baik dapat menyebabkan penyebaran penyakit.Infeksi
dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan menjadi rendah dan akhirnya menyenankan
kurang gizi.
d.
Pelayanan Kesehatan Dasar
Pemantauan pertumbuhan yang diikuti
dengan tindak lanjut berupa konseling, terutama oleh petugas kesehatan
berpengaruh pada pertumbuhan anak.Pemanfanan fasilitas kesehatan seperti
penimbangan balita, pemberian suplemen kapsul vitamin A, penanganan diare
dengan oralit serta imunisasi.
e.
Budaya Keluarga
Budaya
berperan dalam sttus gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan seperti
tabu mengkonsumsi makanan tertentu oeh kelompok umur tertentu yang sebenarnya
makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur tertentu.
Unsure-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan masyarakat yang
kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.Misalnya, seperti
budaya yang memprioritaskan anggota keluarga untuk mengkonsumsi hidangan
keluarga yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga.Apabila keadaan
tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya masalah gizi kurang
terutama pada golongan rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan
anak balita.
f.
Social Ekonomi
Banyaknya
anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wiayah ditanah air
disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak
balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta
factor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bias disebabkan oleh terbatasnya
jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsure gizi yang
dibutuhkan dengan alasan social ekonomi yaitu kemiskinan.
g.
Tingkat Pengetahuan Dan Pendidikan
Permasalahan
kurang gizi tidak hanya menggambarkan masalah kesehatan saj, tetapi lebih jauh
mencerminkan kesejahteraan rakyat termasuk pendidikan dan pengetahuan
masyarakat. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga
berpandangan luas, berfikir dan bertindak rasional.
- Penilaian dan Standar atau Alat Ukur Standar Gizi
Penilaian status gizi dapat
dilakukan dengan pengukuran langsung maupun tidak langsung. Penilaian status
gizi secara langsung seperti :
a.
Klinis
Metode ini didsarkan atas perubahan
yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi.
b. Biokimia
Metode ini menggunakan pemeriksaan
specimen yang diuji secara laboratories
c.
Biofisik
Metode penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
d. Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran
terhadap dimensi tubuh dan koposisi tubuh.Sebagai idikator unsure gizi dapat
digunakan dalam memberikan indikasi tentang kondisi social ekonomi pendudukan
dapat dilakukan dengan mengukur parameter.Kombinasi beberapa parameter disebut
indeks antropometri.Indeks antropometri yang digunakan adalah berat badan
menurut umur.
1.
Berat badan pada masa bayi balita, berat badan dpat dipergunakan untuk
melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Alat yang dapat memenuhi
persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam
penimbangan anak baita adalah dacin.
2.
Umur factor umum sangat penting dalam penentuan status gizi
Kesalahan
penentuan dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah.Cara menghitung
umur yaitu dengan menentukan tanggal, hari, bulan dan tahun anak waktu lahir
sehingga didapat umur anak.Bila kelebihan atau kekurangan hari sebanyak 16 hari
sampai 30 hari dibulatkan 1 bulan.Bila kekurangan atau kelebihan 1 hari sampai
15 hari dibulatkan menjadi 0 bulan.
Selain itu, penilaian status gizi
secara tidak langsung seperti :
1.
Survey konsumsi makanan
Metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan
jenis bahan makanan atau zat gizi yang dikonsusi
2.
Statistic vital
Menganalisis data beberapa statistic kesehatan
3.
Factor ekologi
Hasil interaksi beberapa factor fisik, biologis dan
lingkungan budaya.
Menurut Menkes (2002) Klasifikasi Status Gizi Anak
Balita dapat dilihat pada table berikut ini :
Klasifikasi
Status Gizi Anak Balita
Indeks
|
Status Gizi
|
Ambang Batas
|
Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
|
Gizi Lebih
|
>+2SD
|
Gizi Baik
|
>-2SD sampai +2SD
|
|
Gizi Kurang
|
< -2 SD sampai ≥ -3 SD
|
|
Gizi Buruk
|
< -3 SD
|
|
Tinggi Badan Menurut Umur (BB/U)
|
Nomal
|
≥ 2 SD
|
Pendek
|
< -2 SD
|
|
Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/U)
|
Gemuk
|
>+2 SD
|
Normal
|
>-2 SD sampai +2 SD
|
|
Kurus
|
< -2 SD sampai ≥ -3 SD
|
|
Kurus Sekali
|
< -3 SD
|
7.
Dampak Gizi Tidak Seimbang
a.
Dampak gizi lebih
Jika tidak
teratasi akan berlanjut samai remaja dan dewasa, hal ini akan berdampak
tingginya kejadian berbagai penyakit infeksi. Pada orag ewasa tampak dengan
semakin meningkatnya penyakit degenerative seperti jantung kroner diabetes
mellitus, hipertensi dan penyakit hati.
b.
Dampak gizi buruk
Gizi buruk
akan mempengaruhi banyak organ dan system organ yang akan merusak system
pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik. Serta dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental serta penurunan IQ.Penuruna
fungsi otak berpengaruh terhada kemampuan belajar, kemampuan anak berinteraksi
dengan lingkungan dan perubahan kepribadian anak.
c.
Dampak Gizi Kurang Pertumbuhan Fisik Terlambat,
perkembangan
mental dan kecerdasan terhambat, daya tahan anak akan menurun sehingga mudah
terserang penyakit infeksi.
E.
PERAN BIDAN SEBAGAI PELAKSANA DALAM TUGAS KALABORASI GIZI BALITA
Adapun departemen yang berkecinampung di dalam upaya
perbaikan gizi keluarga adalah departemen kesehatan, departemen pertanian,
departemen agama, departemen dalam negri, badan koordinasi keluarga berencana
nasional, dan departemen pendidikan nasional. Peran pemerintah dalam hal
rujukan dan kalaborasi yaitu menetapkan suatu kebijakan dengan mengeluarkan
instruksi presiden no.8 tahun 1999 tentang gerakan nasional penanggulangan
masalah pangan dan gizi.
Dengan adanya instruksi ini setiap institusi
diwajibkan saling bahu membahu mengatasi gizi nasional sehingga akan tewrcipta
SDM yang lebih berkompeten dengan didukung oleh sumber gizi yang memadai hal
yang penting. Usaha perbaikan gizi keluarga dan masyarakat yang telah direncanakan
tidak mungkin akan tercapai tanpa partisipasi masyarakat sebagai objek gizi
yang diterapkan.
Pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada
balita untuk memenuhi asupan gizi balita dengan melibatkan dan berkerja sama
dengan keliarga agar tercukupi nutrisi dan kesehatan.
Dengan melalu program pos gizi bidan bekerja sama dengan tenaga medis, masyarakat
setempat dan beberapa kader melakukan pemeriksaan gizi terhadap balita.
Untuk mendukung pemeriksaan dan pelayanan gizi
tersebut, bidan dan tenga medis memberikan pengarahan gizi terhadap masyarakat
setempat untuk menunjang pemeriksaan dan pelayanan gizi agar berkurangnya kurang
gizi terhadap balita. (buku ajar gizi
untuk kebidanan )
BAB III
PEMBAHASAN
Di dalam praktik kalaborasi bidan, bidan
berperan penting dalam pelayanan tersebut, karena bidan adalah seorang wanita
yang diakui sebagai tenaga profesional dan menjadi mitra atau sahabat dan yang
terdekat dengan wanita, wanita hamil, anak – anak, bayi dan balita, dengan
memberikan asuhan agar tercapainya kesehatan dalam keluarga, agar tidak terjadi
hal - hal yang tidak di inginkan seperti kurangnya gizi pada balita, gizi buruk
pada balita. Dengan di bantu dan bekerja sama dengan tenaga medis lainnya.
Massa balita merupakan massa-massa dimana kita
membutuhkan nutrisi yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh
kita.Untuk itu diperlukan berbagai makanan yang dapat melengkapi kecukupan
terhadap vitamin-vitamin yang kita butuhkan.Seperti Vitamin A, D, E, K,
Kalsium, Vitamin B dan C, serta Zat Besi.Seperti kita ketahui, vitamin A sangat
baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita.Sedangkan vitamin D berperaan
penting dalam meningkatkan penyerapan kelsium serta membantu pertumbuhan tulang
dan gigi.Serta vitamin E memiliki anti oksidan yang membantu pertumbuhan system
syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalam pembekuan darah,
sedangkan Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga
balita terhindar dari patah tulang. Sumber kalsium yaitu : susu, keju, tahu, dll.
Vitamin B antara lain meningkatkan system syaraf dan imun tubuh balita,
meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh.
Sementara itu vitamin C berfungsi untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.Sumber makanan
yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang,
kacang-kacangan, ikan, daging dan telur.Sementara untuk memenuhi gizi balita
dengan vitamin C dapat diperoleh dari tomat, kentang, stroberi, dll.Balita
sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu perkembanga otaknya. Jika
kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan
mengalami kelambanan dalam ungsi kerja otak. Sumber makanam yang yang
mengandung zat besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai
serta alpukat.
Dari berbagai macam kebutuhan seorang balita tersebut
kadang tidak dapat dipenuhi oleh orang tua balita yang disebabkan oleh beberapa
factor seperti : Ketersediaan pangan ditingkat keluarga, Pola Asuh Keluarga,
Kesehatan Lingkungan, dll.
BAB
IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa balita merupakanperiode usia manusia setelah bayi
sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai lima tahun. Pada masa ini seorang anak
sedang lucu-lucunya dan terjadi perubahan siklus dalam hidupnya seperti ia
sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui,
belajar berhitung, bermain dan mulai mengenali teman-temannya alias
bersosialisasi, mengetahui benda, mengeja, berbicara lancar.
Pada massa inilah balita membutuhkan nutrisi
yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila gizi pada balita
tidak dapat terpenuhi maka akan terjadinya ketidakseimbangan gizi pada balita,
seperti kurang gizi maupun kelebihan gizi yang akan membuat pertumbuhannya
tidak normal.
Sebagai seorang Bidan sangat
ditekankan akan pelayanan yang maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat
dan berisiko tinggi terutama pada ibu dan anak. Maka dari itu seorang bidan
wajib menjalankan tugas sesuai prosedur yang sudah ditentukan baik itu ,
penyuluhan dan lainnya sesuai profesi kebidanan.
B.
SARAN
Dengan
adanya makalah ini diharapkan bisa memberi manfaat kepada orang tua agar bisa
memberi makanan yang bergizi kepada anak balitanya. Untuk mencegah berbagai
dampak yang akan timbul dari ketidak seimbangan gizi seperti gizi buruk dan
penyakit lainnya. dan
di harapkan sebagai bidan dapat bekerja keras dan bekerja
cerdas untuk dapat memenuhi dan
memberikan asuhan gizi pada balita agar tidak didapat kurangnya gizi pada
balita.
C.
PENUTUP
Saya telah berusaha mencari referensi untuk memenuhi
tugas individu materi konsep kebidanan ini, untuk lebih sempurnanya makalah ini
saya sangat mengharapkan masukan maupun koreksi sehingga pengetahuan ini dapat
dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk meningkatkan mutu dan derajat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Paath (2004). Gizi pada Balita. Diakses 05
Maret 2011. http://Paath-information.com
- Tomouto (2010).Krisis dan Masalah Gizi. Diakses 07 Maret 2011. http://tomouto.net
·
http//ifamidwife.wordpress.com/2007/11/09/model-dalam-asuhan-kebidanan
- Supriasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
- Ikatan Bidan Indonesia, 2006, 50 Tahun IBI Menyongsong Masa depan, PP IBI, Jakarta
·
Skripsipedia.com: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada
Balita http://www.skripsipedia.com/2011/02/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan.html#ixzz2ELvTaFEq
·
Siti
Asfuah, Skep.,Ns, 2009, Buku Ajar Gizi
Untuk Kebidanan, NUHA MEDIKA, Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar