BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
ilmu kebidanan modern telah mencanangkan pengawasan antenatal sehingga tumbuh
kembang janin dalam rahim mencapai optimal. Perawatan modern mengharapkan
kelahiran well born baby dengan trauma minimal primum no nocare dengan
persalinan dengan persalinan dalam bentuk spontan belakang kepala, outlet vakum
atau forcep, dan seksio sesaria.
Pertolongan
persalinan heroic, dengan trauma yang tidak ditrapkan, sehingga kualitas sumber
daya manusia dapat ditinggkatkan. Pada persalinan, perlukaan atau trauma
kelahiran kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada
persalinan yang terganggu oleh salah satu sebab. Penanganan persalinan secara
sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa tersebut.
Berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2006 AKI adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2002, sedangkan AKBdi Indonesia sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Penyebab
langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%,
eklamsi 24% dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia
lahir 27,97% . hal ini menujukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi
oleh kondisi ibu saat melahirkan. (Depkes RI, 2008)
Masalah–masalah
yang terjadi pada bayi baru lahir yang di akibatkan oleh tindakan-tindakan yang
di lakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara
pesalinan atau gangguan kelainan fisiologi persalinan yang sering disebut sebagai
cidera atau trauma lahir. Partus yang lama akan menyebankan adanya tekanan
tulang pelvis. Kebanyakan cidera lahir ini akan menghilang sendiri dengan
perawatan yang baik dan adekuat.
Fraktur yang
berhubungan dengan trauma lahir sering terjadi pada saat persalinan. Prevalensi
fratur berhubungan dengan banyak faktor antara lain, faktor ibu, faktor janin,
dan keahlian penolong persalinan. Trauma saat lahir sebagian besar akibat
persalinan persalinan yang sulit misalnya, pada presentasi puncak kepala,
lengan yang tertahan pada kelahiran sungsang, distokia bahu, dan penggunaan
instrument porsep, dan ekstraksi vakum.
B.
Rumusan
Masalah
Apa yang dimaksut dengan fraktur klafikula ?
Apa penyebab fraktur klafikula ?
Bagaimana pelaksanaan bayi baru lahir pada fraktur klafikula ?
C.
Tujuan
Dapat memberikan informasi pada mahasiswa tentang bagaimana cara penatalaksanaan
bayi bayi baru lahir pada fraktur klavikula, sehingga dapat mengurangi angka
kematian bayi di Indonesia.
D.
Manfaat
Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat sehingga
dapat mengatasi dampak patologi dari fraktur klavikula sehingga dapat
mengurangi angka kematian di Indonesia yang menjadi salah satu program MDG’s
tahun 2015.
BAB II
PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR
PADA FRAKTUR KLAVIKULA
A.
Pengertian
1.
Neonates
Neonates adalah
bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesesuaikan diri dari
kehidupan intarauteri kedalam kehidupan ekstrauteri. Beralih dari
ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Yang dimaksud
dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu-
42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, nilai apgar lebih dari 7 tanpa
cacat bawaan.
2.
Fraktur
Fraktur adalah
terputusnya hubungan atau kontiunitas tulang karena stress pada tulang yang
berlebihan. (Luckman and Sorensens, 1993 : 1915 )
Fraktur adalah patah tulang , biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu
sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson, 1995 : 1183 )
Fraktur adalah
retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung maupun tidak langsung.
Clavikula
merupakan tulang yang berbentuk huruf S,
bagian mrdical melengkung lebih besar dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian
lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medical clavikula disebut
extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum, dan ujung lateral disebut
extremitas acromialis, membentuk persendian dengan acromion. Facies superior
clavikula agak halus dan pada facies inferior dibagian medical terdapat tuberositas
costalis. Disebelah lateral tuberositas tersebut terdapat sulcus subclavius dan
disebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea tempat melekat
ligament coracoclaviculalis.
Clavikula
adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan pada masa fetus,
terbentuk melalui dua pusat ossifikasi atau pertulangan primer yaitu medical
dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa
intrauterin. Kernudin oosifikasi sekunder pada epifise medical clavikula berlangsung
pada usia 18 tahun sampai 20 tahun dan epifise terakhir bersatu pada usia 25
tahun sampai 26 tahun.
Pada tulang ini
banyak terjadi trauma proses patologi sama seperti tulang lainnya yaitu bisa
ada kelainan kongenita, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan
metabolic tulang dan yang lainnya. Fraktur clavikula bisa disebabkan oleh
benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan
tinggi yang bisa menyebabkan terjadi fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
Fraktur ini
merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir yang mungkin terjadi
apabila terdapat kesulitan mengeluarkan
bahu pada persalinan. Hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak
kepala dan pada lengan yang terlentang pada kelahiran sungsang. Gejala yang
tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena,
krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat teraba, perubahan warna kulit
pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya reflex Moro pada sisi
tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasidan foto rongent.
Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi
abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.(Sarwono, 2006).
Cukup sering
ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau disertai trauma pada
sendi bahu). Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah).
Deformitas, nyeri pada lokasi trauma. Foto Rontgen tampak fraktur klavikula.
Terapi: konservatif: “ verbant figure of eigh” sekitar sendi bahu. Pemberian
analgetka. Operatif: internal fiksasi.
Tanda dan
gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain: bayi
tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi
dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi
fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot
sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular
pada daerah fraktur.
B. Konsep Dasar Penanganan
Faktur
Ada empat konsep dasar dalam menangani fraktur,
yaitu :
a.
Rekognisi
Rekognisi dilakukan dalam hal diagnosis dan penilaian fraktur. Prinsipnya
adalah mengetahui riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang
berperan dan deskripsi tentang peristiwa yang terjadi oleh penderita sendiri.
b.
Reduksi
Reduksi adalah usaha / tindakan manipulasi fragmen-fragmen seperti letak
asalnya. Tindakan ini dapat dilaksanakan secara efektif di dalam ruang gawat
darurat atau ruang bidai gips. Untuk mengurangi nyeri selama tindakan,
penderita dapat diberi narkotika IV, sedative atau blok saraf lokal.
c.
Retensi
Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang harus dimobilisasi atau
dipertahankan dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan.
Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode
fiksasi eksterna meliputi gips, bidai, traksi dan teknik fiksator eksterna.
d.
Rehabilitasi
Merupakan proses mengembalikan ke fungsi dan struktur semula dengan cara
melakukan ROM aktif dan pasif seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan klien.
Latihan isometric dan setting otot. Diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse
dan meningkatkan peredaran darah.
C.
Penatalaksanaan
Adapun penatalksanaan terhadap bayi
yang mengalami fraktur klavikula yaitu :
1.
Bayi
jangan banyak digerakkan
2.
Imobilisasi
lengan dan bahu pada sisi yang akit dan abduksi lengan dalam stanhoera menopang
bayi belakang dengan memasang ransel verband
3.
Rawat
bayi dengan hati-hati
4.
Nutrisi
yang adekuat (pemberian ASI yang adekuat dengan cara mengajarkan pada ibu agar
pemberian ASI dengan posisi tidur, dengan sendok atau pipet).
5.
Rujuk
bayi kerumah sakit umumnya 7-10 hari sakit berkurang, pembentukan kalus
bertambah beberapa bulan (6-8 minggu ) terbentuk tulang normal.
D.
Contoh
Asuhan Pada Bayi Dengan Fraktur Klavikula
Seorang bayi
laki-laki anak Ny. “R’ pada tanggal 18 Desember 2011 pukul 14.14 WIB anak
pertama lahir. Umur kehamilan 39 minggu, bayi lahir dengan berat 3000 gram, PB
54 cm, lahir pervaginam dengan distosia bahu karena letak sungsang. Saat
persalinan jumlah darah yang keluar pada kala I 90 cc, kala II 110 cc, kala III
150 cc, dank kala IV 100 cc. lama persalinan kala I 8 jam 15 menit, kala II 1
jam 30 menit, dan kala III 10 menit. Air ketuban jernih dan tidak ada molase.
Namun pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ditemukan
pergerakan reflek moro asimetris antara tangan kiri dan kanan, saat dilakukan
perabaan daerah klavikula terjadi pembengkakan dan klavikula bagian kanan
terlihat memerah. Bayi menjadi rewel dan menangis dengan keras. LILA 10 cm, LD
30 cm.
Dengan
nilai apgar sebagai berikut:
No
|
Apgar Score
|
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
1
|
Pernafasan
|
1
|
2
|
2
|
2
|
Denyut jantung
|
1
|
1
|
2
|
3
|
Rangsangan
|
2
|
2
|
2
|
4
|
Tonus otot
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Warna kulit
|
1
|
2
|
2
|
Jumlah
|
6
|
8
|
9
|
|
Pada saat dilakukan anamnesa ibu mengatakan
dulu pernah melakukan aborsi pada usia kehamilan 8 minggu di dukun karena
alasan tersendiri.
ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA
BAYI BARU LAHIR
NY “R” DENGAN FRAKTUR KLAVIKULA
DI RB PURI
BUNDA GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
Tanggal
masuk : 18 Desember
2011
Pukul
:
14.14 WIB
No.
RM
: 121145342827
I.
PENGKAJIAN
Tgl
: 18 Desember 2011
Pukul
: 14.18 WIB
Oleh :
Bidan Inda
A.
DATA SUBJEKTIF
1.
Biodata
a) Identitas Bayi
Nama
: Bayi Ny. “R”
Tgl.
Lahir/pukul : 18
Desember 2011/14.14 WIB
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Anak
ke
: I (pertama)
b) Identitas penanggung jawab (Ibu
dan Ayah)
Ibu
Ayah
Nama
:
Ny. "R" Tn."A"
Umur
:
28 tahun 30 tahun
Suku/ Kebangsaan : Indonesia Indonesia
Agama
:Islam Islam
Pendidikan
: SMA S1
Pekerjaan
: Pedagang Guru
Alamat
: Jl. Kalimasada No 23 Sekarang
Gunungpati, Kota Semarang
2.
Keluhan Utama
Ibu mengatakan
gerakan lengan kanan bayi berkurang dan bayi menangis saat diraba.
3. Riwayat Obstetrik
No
|
Tahun
melahirkan
|
Hamil
|
Jenis
|
Tempat
|
Penolong
|
BB
|
JK
|
H/M
|
Nifas
|
ASI
|
Komp.
|
1
|
2006
|
8
minggu
|
Abortus
provokatus
|
Rumah
Dukun
|
dukun
|
-
|
-
|
M
|
-
|
-
|
4.
Riwayat Persalinan Sekarang
Masa gestestasi : 39 minggu
Penolong :
Bidan lyna
Jenis
Kelamin : Laki – laki
BB/PB : 3000kg/ 54 cm
Jenis
Persalinan : Pervaginam,
dengan dengan distosia bahu karena letak sungsan Plasenta : lengkap/tidak*
Lahir : spontan/manual*
Ukuran/berat : 10x15 cm
Tali pusat : panjang 25 cm, insersio :
central
Kelainan : tidak ada
Perdarahan :
kala
I : 90 cc
kala II :
110 cc
kala III : 150 cc
kala IV : 100 cc
Total : 450 cc
Lama persalinan
:
kala I
: 8 Jam, 15 Menit
Kala
II : 1 Jam, 30 Menit
Kala
III : 10 Menit
Masalah yang
terjadi selama persalinan : tidak ada
Keadaan air
ketuba : Jernih
5. Riwayat
Kesehatan Ibu
a.) Penyakit
yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahanun)
Ibu mengatakan
tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM,
Asma, Hipertensi), menahun (Jantung, Ginjal)
b.) Penyakit
yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahanun).Ibu
mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang menderita penyakit
menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi ), menahun (
Jantung, Ginjal )
c.) Riwayat
keturunan kembar
Ibu mengatakan
dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat keturunan kembar.
d.)Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi
e.)Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi
obat.
B. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Status
emisional : Stabil
Tanda Vital
:
N : 120 x/mnt
R : 40 x/mnt S
: 38,3 ° C
Pengukuran
anthopometri :
PB : 54 cm
BB : 3000 cm LILA : 10 cm
LD : 30 cm
APGAR score :
No
|
Apgar Score
|
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
1
|
Pernafasan
|
1
|
2
|
2
|
2
|
Denyut jantung
|
1
|
1
|
2
|
3
|
Rangsangan
|
2
|
2
|
2
|
4
|
Tonus otot
|
1
|
1
|
1
|
5
|
Warna kulit
|
1
|
2
|
2
|
Jumlah
|
6
|
8
|
9
|
1.)
Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala : tidak ada moulase, mesochepal,
tidak ada caput suksedaneum dan tidak ada sefal hematoma
b.
Rambut : bercampur lemak coklat
c.
Telinga :
simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
d.
Wajah :
simetris, tidak ada edema, tidak ada laserasi
e.
Mata : tidak strabismus, tidak ada kelainan
(Glaukoma kongenital dan Katarak kongenital), konjungtiva merah
muda, sklera putih, tidak ada secret
f.
Hidung :
simetris, tidak ada sekret, bernafas melalui hidung, tidak ada polip
g.
Mulut :
simetris, tidak labioskisis, tidak palatoskisis, tidak labiopalatoskisis, bibir
bayi pucat
h.
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena jugularis
i.
Klavikula : fraktur,
kemerahan pada daerah klavikula dextra
j.
Dada :
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing,pernafasan teratur
k.
Abdomen : tidak ada benjolan,
tidak membuncit, tidak kembung
l.
Genetalia : ada penis,
2 testis sudah turun di scrotum, lubang uretra di ujung tengah penis
m.
Anus dan rectum : ada lubang anus, belum BAB
n.
Ekstremitas atas : Simetris, gerakan
tangan kanan terbatas, jumlah jari lengkap masing-masing
5, tidak ada odema
o.
Ekstremitas
bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari
lengkap masing-masing 5, tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella
ada, kuku bersih warna merah muda.
p.
Punggung : tidak lordosis, tidak
kifosis, tidak skoliosis, tidak ada spina bifida
q.
Kulit :
kemerahan, tidak ruam, tidak ada bercak atau tanda lahir, ada vernik caseosa,
ada lanugo, tidak ada pembengkakan.
II.
INTERPRETSI DATA
A.
Diagnosa
Kebidanan
Bayi Ny. “R”
lahir spontan cukup bulan, letak sungsang dengan fraktur klavikula
DO :
1.
Bayi lahir letak sungsang pervaginam tanggal 18
Desember 2011. Pukul 14.14 WIB
2.
Pergerakan kurang pada daerah klavikula dextra
3.
Pada klavikula dextra tampak kemerahan
4.
Adanya krepitasi
DS :
Ibu mengatakan bayinya sangat
rewel saat di pegang
B. DIAGNOSA
POTENSIAL
Potensial
terjadinya kelainan pertumbuhan tulang klavikula yang tidak sama antara tangan
kanan dan kiri.
Data dasar:
a.
Bengkak dan merah pada kulit daerah klavikula
dextra
b.
Adanya
krepitasi
III.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1. Melakukan
kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan penatalaksanaan tentang fractur
klavikula.
2. Kolaborasi
dengan dokter tentang pemberian obat. Ampisilin inj 3 x 125 mg, sanmol drop 3 x
0,3 M
IV.
PERENCANAAN
Tanggal :
18 Desember 2011
Pukul :
14.18 WIB.
Oleh :
Bidan Lina
1. Lakukan fiksasi
pada daerah klavikula dextra.
a. Pasang elastis
verban pada klavikula bayi.
b. Imobilisasi
lengan dan bahu pada sisi yang sakit.
c. Abduksi lengan
dalam stand hoera menopang bahu belakang dengan memasang ransel perban.
2.
Batasi Pergerakan Bayi
a.
Bayi jangan banyak digerakkan.
b.
Bayi jangan terlalu sering digendong.
3.
Observasi tanda vital bayi
a.
Suhu
b.
Nadi
c.
Pernafasan
4.
Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian
terapi
a.)
Ampisilin
b.)
Sanmal drop
5.
Beri posisi yang nyaman
6.
Jelaskan kepada ibu tentang keadaan bayinya
7.
Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI
8.
Anjurkan ibu untuk mengonsumsi sayur-sayur
hijau.
V.
PELAKSANAAN
Tanggal : 18
Desember 2011 Pukul : 14.18WIB. Oleh :
Bidan Lina
1.
Melakukan fiksasi pada daerah klavikula dextra
sesuai dengan advis dokter
a. Memasangkan
elastis verban pada daerah klavikula bayi yang sakit dengan posisi 600
dan siku 900 dengan posisi flexi.
b. Mengimobilisasi
lengan dan bahu pada sisi yang sakit untuk meminimalkan pergerakan pada daerah
bahu yang sakit sehingga proses penyembuhannya lebih cepat.
2.
Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan
hasil temp : 370C pernafasan 36x/menit, pols 120x/menit.
3.
Menberikan terapi sesuai advis dokter
a. Ampisilin inj
3x 125 mg
b. Sanmal drop 3x
0,3 mL
4.
Memberikan penyuluhan dan penjelasan kepada ibu
tentang bayi dan bagaimana perawatannya sehari-hari, yaitu :
a. Mempertahankan
posisi yang benar dan hangat bagi bayi dengan menyelimuti bayi
b. Mengatur posisi
yang nyaman untuk bayi yaitu tidur telentang dan lengan kanan disangga bantal
c. Mengganti popok
setelah bayi Bak dan BAB dengan hati-hati dan memperhatikan frakturnya agar
tidak bergeser.
d. Menganjurkan
pada ibu jangan sering mengangkat bayi agar bayi tidak menangis karena nyeri
fraktur
5.
Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI
eksklusif.
a. Menganjurkan
pada ibu agar memberikan ASI eksklusif yaitu dengan tidak memberikan makanan
lain selain ASI dan ASI penting untuk pembentukan sistem imun dan pertumbuhan
bayi.
b. Menganjurkan
pada ibu untuk mengonsumsi sayur-sayuran hijau, daun katuk, bayam, sawi, dan lain-lain
agar ASI lancar.
6.
Menjelaskan kepada ibu perban boleh dibuka
setelah 3-6 minggu dan masa pembentukan tulangnya 6-12 bulan, ibu bisa
berkunjung kemali atau di fasilitas kesehatan lainnya seperti Puskesmas, Rumah
Sakit dan Klinik Swasta.
VI.
EVALUASI
Tanggal : 18
Desember 2011 Pukul : 14.18 WIB
Oleh : Bidan lyna
1.
Bidai masih terpasang.
2.
Suhu bayi kembali normal.
3.
Bayi tidak rewel lagi.
4.
Kebutuhan istirahat / tidur terpenuhi.
5.
Ibu sudah mengerti dan melaksanakan anjuran
yang diberikan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fraktur adalah
retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang
berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Clavicula
merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih besar
dan menuju ke anterior. Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke
posterior.
Gejala yang
tampak pada fraktur klavikula adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena,
krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit
pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada
sisi tersebut.
B.
Saran
Untuk bidan
sebaiknya lebih teliti mendiagnosis
secara dini terhadap letak dan presentasi janin agar dapat mengurangi
terjadinya fraktur. Bidan sebaiknya memiliki pengetahuan yang luas tentangb
fraktur agar dapat member penanganan segera pada fraktur.
Untuk
masyarakat luas sebaiknya lebih memperhatikan penyebab-penyebab terjadinya
fraktur,agar dapat mengurangi terjadinya fraktur dan untuk pemerintah sebaiknya
memfasilitasi dan mendukung sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
penyembuhan ataupun pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Vera. 2013. Fraktur
Klavikula. http://blogger-ver.blogspot.com/2013/04/fraktur-klavikula_23.html. di unduh 6
oktober 2013. Jam 12:13 pm
Tohsi. Cahyo. 2012. Asuhan Kebidanan pada Neonatus
dengan Fraktur Klavikula.http://cahyatoshi12.blogspot.com/2012/04/asuhan-kebidanan-pad
a-neonatus-dengan.html. di unduh 6 oktober 2013. Jam 12:34 pm
0 komentar:
Posting Komentar