INFEKSI PADA MASA NIFAS
TROMBOFLEBITIS DAN ENDOMETRITIS
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas
Asuhan kebidanan Nifas
Semester
III
Dosen Pengampu : Dra. Imbarwati M. Kes
Disusun Oleh :
Lina Fathma
(121150)
AKADEMI KEBIDANAN ABDI HUSADA
SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan pengalaman dan bantuan dari
berbagai pihak untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
kesehatan. Khususnya kami mahasiswa Akademi Kebidanan yang masih butuh banyak
bimbingan dan pengajaran yang baik dan benar. Untuk itu kami ucapkan banyak
Terima Kasih kepada :
1.
Dra. Tatik Indrawati selaku direktur Akademi Kebidanan
Abdi Husada Semarang
2.
Dra. Imbarwati M.Kes selaku kepala pembimbing dan
pengampu mata kuliah asuhan kebidanan masa nifas
3.
Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan
moral, material dan spiritual
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengkajian makalah ini
masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang.
Demikian, Terima kasih.
Semarang
, Desember 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masa
nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu atau
40 hari. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genetalia pada waktu
persalinan. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas.
Selama ini perdarahan pascasalin
merupakan penyebab kematian ibu, terutama setelah 2 jam pertama yang
kemungkinannya sangat tinggi, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan
rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan
morbiditas ibu. Infeksi pada masa nifas diantaranya yaitu Tromboflebitis dan
Endometrisis. Tromboflebitis yaitu penjalaran infeksi melalui vena sering
terjadi dan merupakan penyebab terpenting dari kematian karena infeksi
peurperalis, infeksi puerperalis yaitu infeksi nifas yang mencakup semua
peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman – kuman ke dalam alat genetalia
wanita pada waktu persalinan dan nifas. Tromboflebitis yaitu suatu
peradangan yang disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Radang vena golongan 1 disebut
Pelviotromboflebitis atau tromboflebitis pelvis dan infeksi vena 2 disebut
tromboflebitis femoralis.
Sedangkan infeksi
nifas Endometritis yaitu peradangan yang terjadi pada endometrium pada lapisan
sebelah dalam. Sama-sama kita ketahui bahwa peradangan endometrium pada masa
nifas diindonesia masih tinggi karena kurangnya ketelitian dan kecermatan dalam
penanganan mengenai hal ini baik dalam masa kehamilan maupun persalinan.
Masih
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga personal higiene,
kurangnya pengetahuan tentang dampak jangka pendek dan jangka panjang
endometritis bagi ibu menjadi salah faktor atau dasar bagi penulis untuk
membahas tentang infeksi nifas mengenai endometritis.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Mengetahui
pengertian tromboflebitis dan Endometritis
2.
Mengetahui
kalsifikasi tromboflebitis dan Endometritis
3.
Mengetahui
penyebab tromboflebitis dan Endometritis
C.
TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN
UMUM
a. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Masa nifas.
b. Untuk
memperoleh pengalaman terhadap penatalaksanaan pada ibu post partum dengan tromboflebitis
dan endometritis
2. TUJUAN
KHUSUS
a. Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian dari troboflebitis dan endometritis
b. Mahasiswa
dapat mengetahui beberapa penyebab dari tromboflebitis dan endometritis
c. Mahasiswa
dapat menegetahui tentang penatalaksanaan dari tromboflebitis dan endometritis
d. Mahasiswa
dapat mengetahui tentang tanda dan gejala dari tromboflebitis dan endometritis
e. Mahasiswa
dapat mengetahui penanganan terhadap tromboflebitis dan endometritis
D.
MANFAAT PENULISAN
1. Bagi
mahasiswa
Agar sebagai bidan nantinya bisa
mengaplikasikan ilmu tersebut atau menerapkannya dalam memberikan asuhan
kebidanan pada pasien tromboplebitis dengan baik dan benar.
2. Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan dan referensi.
3. Bagi
kesehatan
Sebagai acuan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya pada pasien tromboflebitis.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
TROMBOFLEBITIS
A.
Definisi
Perluasan infeksi nifas yang paling sering ialah perluasan
atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah di sepanjang
vena dan cabang-cabangnya sehingga terjadi tromboflebitis (YBP-SP, 2002).
Tromboflebitis adalah suatu peradangan pada vena. Istilah
trombosis vena lebih sering diartikan sebagai suatu keadaan penggumpalan darah
yang terbentuk di dalam pembuluh darah, sedangkan tromboflebitis diartikan
sebagai inflamasi yang menyertai terhadap adanya suatu penjendalan.
Plebotrombosis adalah trombus yang merupakan faktor yang mempermudah terjadinya
inflamasi (DepKes RI, 1990).
Tromboflebitis adalah
peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah
(thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau
hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan flebotrombosis.
(Smeltzer, 2001).
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah
disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada
periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat
peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh
tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada
periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada
ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
Tromboflebitis berarti
bahwa gumpalan darah telah terbentuk dalam vena dekat dengan kulit. Mungkin
juga ada infeksi pada pembuluh darah. Tromboflebitis biasanya terdapat di vena
kaki atau lengan. Dengan hati-hati, masalah ini harus diselesaikan sampai dalam
waktu 2 sampai 3 minggu. Tromboflebitis paling sering mempengaruhi vena
superfisial di kaki, tetapi dapat juga mempengaruhi vena superfisial di paha.
Sering kali, tromboflebitis terjadi pada orang dengan varises, namun kebanyakan
orang dengan varises tidak mengembangkan tromboflebitis.
Tromboflebitis
melibatkan reaksi inflamasi akut yang menyebabkan trombus untuk tetap pada
dinding pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan thrombus hilang. Tidak
seperti dalam vena, vena superfisial tidak memiliki otot-otot sekitarnya untuk
menekan dan mengusir trombus. Karena ini, tromboflebitis superfisialis jarang
menyebabkan emboli. Tromboflebitis yang berulang kali terjadi di vena yang
normal disebut bermigrasi radang pembuluh darah atau migrasi tromboflebitis.
Ini mungkin menunjukkan kelainan yang mendasari serius, seperti kanker dari
organ internal.
Tromboflebitis dapat
disebabkan oleh infeksi atau cedera vena. Penyebab lainnya mungkin tidak
bergerak cukup cepat setelah pembedahan atau beristirahat di tempat tidur untuk
waktu yang lama, mungkin mengenakan gips, merokok, minum pil KB, obat-obatan
mungkin melukai dinding pembuluh darah dan menyebabkan tromboflebitis. Penyebab lainnya mungkin varises, kehamilan,
atau iritasi dari infus di pembuluh darah/ menggunakan intravena (IV) line,
atau setelah trauma pada vena. Ini melibatkan respons peradangan berhubungan dengan
gumpalan di pembuluh darah.
Resiko yang
menyebabkan kecenderungan peningkatan pembekuan darah, infeksi, atau saat
terakhir kehamilan, varises, dan kimia atau iritasi lainnya dari daerah.
Berkepanjangan duduk, berdiri, atau imobilisasi meningkatkan risiko. Dangkal
tromboflebitis mungkin kadang-kadang dikaitkan dengan kanker perut (seperti
karsinoma pankreas), deep vein thrombosis, thromboangiitis obliterans, dan
(jarang) dengan embolus paru.
Sakit dan pembengkakan
lokal berkembang dengan cepat, kulit di atas vena menjadi merah, dan hangat dan
sangat keras. Karena darah di vena yang beku, pembuluh darah terasa seperti
tali yang keras di bawah kulit, tidak lembut seperti normal atau varises vena. Paling sering, tromboflebitis berkurang dengan
sendirinya. Dengan analgesik, seperti aspirin atau yang lain non-steroid
anti-inflamasi (NSAID), biasanya membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun
umumnya peradangan reda dalam hitungan hari, beberapa minggu dapat dilalui
sebelum gumpalan dan kelembutan mereda sepenuhnya.
Untuk memberikan
bantuan awal, dokter mungkin menyuntikkan bius lokal, menghilangkan trombus,
dan kemudian diperban kompresi, dipakai selama beberapa hari. Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis) adalah
peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena
permukaan). Tromflebitis superficialis
(jempol kaki).
B.
Klasifikasi
1. Tromboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Pelvio tromboflebitis atau tromboflebitis
pelvis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding
uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena
hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena ovarika dekstra karena
infeksi pada tempat implantasi plasenta yang terletak dibagian atas uterus;
proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari vena ovarika sinistra ialah
ke vena renalis, sedangkan perluasan infeksi dari vena ovarika dekstra ialah ke
vena kava inferior. Peritonium selaput yang menutupi vena ovarika dekstra dapat
mengalami inflamasi dan dapat menyebabkan perisalpingo-ooforitis dan
periapendistits. Perluasan infeksi dari vena uterina ialah ke vena iliaka
komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau ke-15 pasca partum.
b.
Tromboflebitis
Femoralis (flegmasia alba dolens)
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada
tungkai, misalnya vena femarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi
sekitar hari ke-10 pasca partum. Komplikasi jarang terjadi, tapi ketika mereka terjadi
mereka bisa serius. Komplikasi yang paling serius terjadi ketika bekuan darah
dislodges, bepergian melalui hati dan occluding lebat jaringan kapiler
paru-paru; ini adalah emboli paru-paru dan sangat mengancam nyawa. Gangguan ini
berjalan secara cepat, dapat berlanjut menjadi emboli paru-paru yang
berkemampuan menjadi komplikasi fatal.
C.
Etiologi
Faktor penyebab
terjadinya infeksi tromboflebitis antara lain :
a. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium.
b. Mempunyai varises pada vena
Pada vena yang
sebelumnya terdapat venaektasia atau varises, maka terdapatnya turbulensi darah
pada kantong-kantong vena di sekitar klep (katup) vena merangsang terjadinya
thrombosis primer tanpa disertai reaksi radang primer, yang kemudian karena
faktor lokal, daerah yang ada trombusnya tersebut mendapat radang. Menipisnya
dinding vena karena adanya varises sebelumnya, mempercepat proses keradangan.
Dalam keadaan ini, maka dua factor utama : kelainan dinding vena dan
melambatnya aliran darah, menjadi sebab penting dari terjadinya tromboplebitis.
c. Obesitas
Bila keadaan dehidrasi
berat, koagulasi intravascular yang meluas ataupun infeksi sistemik dapat
menimbulkan rangsangan untuk pathogenesis ini.
d. Pernah mengalami tromboflebitis
e. Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada
pada posisi stir up untuk waktu yang lama
f. Trauma
Beberapa sebab khusus
karena rangsangan langsung pada vena dapat menimbulkan keadaan ini. Umumnya
pemberian infus (di lengan atau di tungkai) dalam jangka waktu lebih dari 2
hari pada tempat yang sama atau pemberian obat yang iritan secara intra vena.
g. Adanya malignitas (karsinoma), yang terjadi pada salah
satu segmen vena. Tumor-tumor intra abdominal, umumnya yang memberikan hambatan
aliran vena dari ekstremitas bawah, hingga terjadi rangsangan pada segmen vena
tungkai.
h. Memiliki insidens tinggi untuk mengalami
tromboflebitis dalam keluarga. (Adele
Pillitteri, 2007)
Kelainan jantung yang secara hemodinamik menyebabkan
kelainan pula pada system aliran vena.
II.
ENDOMETRITIS
A. Definisi
Endometritis adalah suatu peradangan endometrium yang biasanya disebabkan
oleh infeksi bakteri pada jaringan. (Taber, B., 1994).
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim).
(Manuaba, I.B. G., 1998).- Endometritis adalah suatu infeksi yag terjadi di
endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48 sampai
72 jam setelah melahirkan.
Endometritis adalah suatu peradangan
endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan (
Ben-zion Tuber, 1994 ).
Endometritis adalah infeksi pada
endometrium atau yang disebut lapisan dalam dari rahim. ( Prof.dr.Ida
Bagus, ).
Endometritis adalah infeksi atau
desidua endometrium, dengan ekstensi ke miometrium dan jaringan parametrial.
Endometritis dibagi menjadi kebidanan dan nonobstetric endometritis. Penyakit
radang panggul (PID) adalah sebuah Common nonobstetric pendahulunya dalam populasi.
Endometritis
dapat juga terjadi karena kelanjutan dari kelahiran yang tidak normal, seperti
abortus, retensi sekundinarum, kelahiran premature, kelahiran kembar, keahiran
yang sukar (distokia), perlukaan yang disebabkan oleh alat-alat yang dipergunakan
untuk pertolongan pada kelahiran yang sukar.
Endometrium
adalah lapisan epitel yang melapisi rongga Rahim. Permukaannya terdiri atau
selapis sel kolumnor yang bersilia dengan kelenjar sekresimukosa Rahim yang
berbentukinva ginasi ke dalam stroma selular. (Sarwono,2008)
Endometritis
merupakan suatu peradangan pada endometrium yang disebabkan oleh infeksi
bakteri pada jaringan.
Endometritis
adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim) yang dapat terjadi
sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat
benda asing dalam rahim.
B.
Klasifikasi
Menurut Wiknjosastro (2002),
1. Endometritis
akuta
Terutama terjadi
pada masa post partum / post abortum. Pada endometritis post partum regenerasi
endometrium selesai pada hari ke-9, sehingga endometritis post partum pada
umumnya terjadi sebelum hari ke-9. Endometritis post abortum terutama terjadi
pada abortus provokatus.
Pada
endometritis akuta, endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada
pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit
berinti polimorf yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab
yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea
mulai sebagai servisitis akut, dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan
endometritis akut. Infeksi gonorea akan dibahas secara khusus.
Pada abortus
septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke miometrium dan melalui
pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke parametrium, ketuban dan
ovarium, dan ke peritoneum sekitarnya. Gejala-gejala endometritis akut dalam
hal ini diselubungi oleh gejala-gejala penyakit dalam keseluruhannya. Penderita
panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang bernanah, dan uterus
serta daerah sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain
endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus
atau abortus, seperti kerokan, memasukan radium ke dalam uterus, memasukan IUD
(intra uterine device) ke dalam uterus, dan sebagainya.
Tergantung dari
virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis akut tetap
berbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan di sekitarnya.
Endometritis
akut yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa patogen pada umumnya
dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan
fungsional dari endometrium pada waktu haid. Dalam pengobatan endometritis
akuta yang paling penting adalah berusaha mencegah, agar infeksi tidak
menjalar.
Gejalanya :
a. Demam
b. Lochea
berbau : pada endometritis post abortum kadang-kadang keluar lochea yang
purulent.
c. Lochea
lama berdarah malahan terjadi metrorrhagi.
d. Kalau
radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak nyeri.
2. Endometritis
kronika
Radang ini jarang dijumpai , namun biasanya terjadi pada wanita
yang masih menstruasi. Dimana radang dapat terjadi pada lapisan basalis yang
tidak terbuang pada waktu menstruasi. Endometritis kronik primaria dapat
terjadi sesudah menopauase, dimana radang tetap tinggal dan meluas sampai ke
bagian endometrium lain. Endometritis kronik ditandai oleh adanya sel-sel
plasma pada stroma. Penyebab yang paling umum adalah Penyakit Radang Panggul
(PID), TBC, dan klamidia. Pasien yang menderita endometritis kronis sebelumnya
mereka telah memiliki riwayat kanker leher rahim atau kanker endrometrium. Gejala endometritis kronis
berupa noda darah yang kotor dan keluhan sakit perut bagian bawah, leukorea
serta kelainan haid seperti menorhagia dan metrorhagia. Pengobatan tergantung
dari penyebabnya.
Endometritis
kronis ditemukan:
a. Pada tuberkulosis.
b. Jika tertinggal sisa-sisa abortus atau
partus.
c. Jika terdapat korpus alineum di kavum
uteri.
d. Pada polip uterus dengan infeksi.
e. Pada tumor ganas uterus.
f. Pada salpingo – oofaritis dan selulitis
pelvik.
Endometritis
tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus TB genital. Pada
pemeriksaan mikroskopik ditemukan tuberkel pada tengah-tengah endometrium yang
meradang menahun.
Pada abortus
inkomplitus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan vili
korealis di tengah-tengah radang menahun endometrium.
Pada partus
dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan dan
organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa
yang dinamakan polip plasenta.
Endometritis
kronika yang lain umumnya akibat ineksi terus-menerus karena adanya benda asing
atau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.
Gejalanya :
a. Flour albus yang keluar dari ostium.
b. Kelainan haid seperti metrorrhagi dan
menorrhagi.
3. Tipe
Endometritis
a. Endometritis
post partum (radang dinding rahim sesudah melahirkan)
b. Endometritis
sinsitial (peradangan dinding rahim akibat tumor jinak disertai sel sintitial
dan trofoblas yang banyak)
c. Endometritis
tuberkulosa (peradangan pada dinding rahim endometrium dan tuba fallopi,
biasanya akibat Mycobacterium tuberculosis.)
C.
Etiologi
Endometritis
sering ditemukan pada wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya
ada riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama. Penyebab
lainnya dari endometritis adalah adanya tanda jaringan plasenta yang tertahan
setelah abortus dan melahirkan. (Taber, B. 1994).
Menurut
Varney, H. (2001), hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi pada wanita adalah:
1.
Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban.
2.
Pecahnya ketuban berlangsung lama.
3.
Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya ketuban.
4.
Teknik aseptik tidak dipatuhi.
5.
Manipulasi intrauterus (pengangkatan plasenta secara manual).
6.
Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
7.
Kelahiran secara bedah.
8.
Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
Macam
jalan kuman masuk ke dalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari
luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari
jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah
streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal
jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
A. Streptococcus
haemoliticus anaerobic
Masuknya
secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya eksogen
(ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
B. Staphylococcus
aureus
Masuknya
secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di
rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang nampaknya sehat. Kuman ini
biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi sebab
infeksi umum.
C. Escherichia
Coli
Sering
berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas pada
perineum, vulva, dan endometrium. Kuman inimerupakan sebab penting dari infeksi
traktus urinarius.
D. Clostridium
Welchii
Kuman
ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi
ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun
dari luar rumah sakit.
Miroorganisme
yang menyebabkan endometritis diantaranya Campylobacter foetus, Brucella sp.,
Vibrio sp., dan trikomoniasis foetus. Endometritis juga dapat diakibatkan oleh
bakteri oportunistik spesifik seperti
Corynebacterium pyogenes, Eschericia
coli dan Fusobacterium necrophorum
.Endometritis biasa terjadi setelah kejadian aborsi, kelahiran kembar, serta
kerusakan jalan kelahiran sesudah melahirkan.
D.
Penyebab
Endometritis
Endometritis paling sering ditemukan setelah seksio
sesarea, terutama bila sebelumnya pasien menderita korioamnionitis, partus lama
atau pecah ketuban yang lama. Penyebab-penyebab lainnya endometritis adalah
jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus atau melahirkan. Infeksi
endometrium dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi
tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim. Infeksi endometrium dapat
dalam bentuk akut.
Endometritis bisa juga disebabkan oleh golongan
streptococcus, staphylococcus, adakalanya basil tuberculosis dan gonococcus.
Endometritis adalah penyakit yang melibatkan
polymicrobial, rata-rata, 2-3 organisme. Dalam banyak kasus, hal itu timbul
dari infeksi menaik dari organisme yang ditemukan di vagina normal flora asli.
Biasanya terisolasi organisme termasuk Ureaplasma urealyticum,
Peptostreptococcus, Gardnerella vaginalis, Bacteroides bivius, dan kelompok B
Streptococcus. Chlamydia telah dikaitkan dengan onset terlambat endometritis
postpartum. Enterococcus diidentifikasi dalam sampai dengan 25% dari perempuan
yang telah menerima profilaksis cephalosporin.
E.
Tanda
dan Gejala Endometritis
Tanda
dan gejala endometritis antara lain :
1. Peningkatan
demam secara persisten hingga 40 derajat celcius. Tergantung pada keparahan
infeksi.
2. Takikardia
3. Menggigil
dengan infeksi berat
4. Nyeri
tekan uteri menyebar secara lateral
5. Nyeri
panggul dengan pemeriksaan bimanual
6. Subinvolusi
7. Lokhia
sedikit, tidak berbau atau berbau tidak sedap, lokhia seropurulenta
8. Hitung
sel darah putih mungkin meningkat di luar leukositisis puerperium fisiologis
9. Perdarahan
pervaginam
10. Shock
sepsis maupun hemoragik
11. Abdomen
distensi atau pembengkakan.
12. Abnormal
pendarahan vagina
13. Discomfort
dengan buang air besar (sembelit mungkin terjadi)
14. Terjadi ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan
sakit (malaise)
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Endometritis adalah suatu peradangan
endometrium yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan, dan
juga suatu infeksi yang terjadi di endometrium, merupakan komplikasi pascapartum, biasanya
terjadi 48 sampai 72 jam setelah melahirkan. Endometritis sering ditemukan pada
wanita setelah seksio sesarea terutama bila sebelumnya ada riwayat
koriomnionitis, partus lama, pecah ketuban yang lama.Infeksi endometrium, atau
decidua, biasanya hasil dari infeksi naik dari saluran kelamin yang lebih
rendah. Dari perspektif patologis. Penyebab-penyebab lainnya endometritis
adalah jaringan plasenta yang tertahan setelah abortus atau melahirkan. Kuman-kuman
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu
singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
Sedangkan Tromboflebitis adalah
peradangan dinding vena dan biasanya disertai pembentukan bekuan darah
(thrombus). Ketika pertama kali terjadi bekuan pada vena akibat statis atau
hiperkoagulabilitas, tanpa disertai peradangan maka proses ini dinamakan
flebotrombosis.
B.
SARAN
1.
Bagi Tenaga Kesehatan :
Agar meningkatkan asuhan pada ibu dan pendidikan
kesehatan agar tidak terjadi komplikasi
pada ibu masa nifas serta
memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan.
2.
Bagi Mahasiswa :
a. Agar mahasiswa tahu dan mengerti bagaimana penanganan
komplikasi yang terjadi pada ibu nifas apabila terjadi kasus yang sama, serta
dapat mengantisipasi jika terjadi kasus tersebut.
b. Agar lebih
dapat memahami jenis infeksi pada ibu nifas terutama endometritis dan
tromboflebitis
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba.
1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:
EGC
Saifuddin,
A. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Harjo
http://id.wikipedia.org/wiki/Endometritis diunduh
pada tanggal 05 Desember 2013
0 komentar:
Posting Komentar