Jumat, 28 Juni 2013


MAKALAH ETIKA DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN
Dosen pengampu : widyah setiyowati S.SiT




Disusun oleh :
Lina Fathma
121150 / 57


AKADEMI KEBIDANAN ABDI HUSADA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2012/2013




BAB I PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Etik merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial budaya,agama dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moralatau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.

Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai,keyakinan seseorng dan pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk, inilah yang disebut suara hati.perkambangan ilmu pengetahuan dan tehnologi berdampak pada perubahan pola pikir manusia.masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang kuat dangan basis etik dan moral yang baik.

Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematik, artinya penganbilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik.dilema muncul karena terbentuk pada komflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan yang ada.


BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN 

Etik merupakan bagian dari filosopil yanf berhungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan,pendidikan,sosial budaya,agama dsb,hal inilah yang disebut kesadaran moralatau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan pembahasan eti dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
  1. Persetujuan dalam proses melahirkan.
  2. Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
  3. Kegagalan dalam proses persalinan.
  4. Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
  5. Kensep normal pelayanan kebidanan.
  6. Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi, contohnya sebagai berikut:
  1. Perawatan intensif pada bayi.
  2. Skrining bayi.
  3. Transplantasi organ.
  4. Tehnik reproduksi dan kebidanan.
Etik berhubungan erat dengan prifesi,yaitu:
  1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
  2. Otonomi bidan dan kode etik prifesional.
  3. Etik dalam penelitian kebidanan.
  4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayanan kebidanan, adalah berhubungan dangan :
  1. Agama/kepercayaan.
  2. Hubungan dengan pasien.
  3. Hubungan dokter dengan bidan.
  4. Kebenaran.
  5. Pengambilan keputusan.
  6. Pengambilan data.
  7. Kematian.
  8. Kerahasiaan.
  9. Aborsi.
  10. AIDS
  11. In-Vitro Fertilization

Perlu juga disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul masalah isu dimasyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral,dilema serta komflik yang dihadafi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang dimasyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar,sertah membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis profesional.

Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan setiap orng mempunyai pendapat.pendapat yang timbul akan bervariasi,bisu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.

B. ISU MORAL DAN DILEMA MORAL

Isu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehudupan sehari-hari, sebagai cintoh nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminisi kehamilan.isu moral juga berhubungan dengan kejadian yang luas biasa dalam kehidupan sehari-hari , seperti menyangkut konflik, malpraktik, perang dsb.

Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama ataun hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab profesional, yaitu :
  1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahtraan pasien atau klien.
  2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omission) , disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
Contoh : Studi kasus mengenai dilema moral

"Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnese dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masi tebal dan kaku.Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat.Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia perna melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan karna untuk melindungi bayinya.

Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sihingga inilah yang merupakan contoh gambaran dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa pesetujuan pasien, bagai mna tinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?”

Konflik moral menurut johnson adalah bahwa konflik atau dilema pada dasarnya sama, kenyataannya konflik berada diantara prisip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema, ada dua tipe konflik, yang pertama konflik yang berhubungan dengan prinsip, dan yang kedua adalah konflik berhubungan dengan otonomi. Dua tipe konflik ini adalah merupakan dua bagian yang tidak terpisahkan. Bagai mana kita bisa mengatasi dilema? Yaitu menggunakan teori-teori etika dan teori pengambilan keputusan dalam pelayanan kebidanan.

Contoh studi kasus mengenai konflik moral:

“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah.Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat praktinya.Status obstetri pasien adalah G1 P0 AB0. Hasil pemerisaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat janin 3900 gram, dengan kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena pertimbangan biaya dan kesulitan lainya. Melihat kasus ini maka maka bidan diharapkan pada konflik moral yang bertentangan dangan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan, bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan presentasi bokong disisi lain ada prinsip nilai moral dan mananusiaan yang dihadapi pasien, yiatu ketidak mampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagai mana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang dihadapidalam pelayanan kebidanan”.

C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada . Terdapat lima hal pokok dalam pengambilan keputusan, yaitu:
  1. Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh.
  2. Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
  3. Fakta, keputusan lebih rill, vilid dan baik.
  4. Wewenang, lebih bersifat rutinitas.
  5. Rasional, Keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
  1. Posisi atau kedudukan.
  2. Masalah:terstrur, tidak terstruktur, rutin,insidental.
  3. Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan.
  4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
  5. Tujuan, antara atau objektif.
Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan memparhatikan hal-hal sebgai berikut:
  1. Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability.
  2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat.
  3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
  4. Bidan berusaha menyongkong pemahaman ibu tentang kesejahtraan dan menyatakan pilihanya situasi yang aman.
  5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah:knowledge, ajaran instrinsik, kemampuan berpikir kritis, kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

1). Ciri keputusan yang etis, meliputi:
  • Menpunyai pertimbangan benar salah.
  • Sering menyangkut pilihan yang sukar.
  • Tidak mungkin dielakkan.
  • Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.
2). Situasi

A.Mengapa kita perlu mengerti situasi:
  • Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
  • Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
  • Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
B. Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
  • Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
  • Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor-faktor subjektif lain.
C. Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi:
  • Melakukan penyelidikan yang memadai.
  • Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
  • Memperluas pandangan tentang situasi.
  • Kepekaan terhadap pekerjaan.
  • Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
E. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Teori utilitarisme

Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan ketidak senangan. Prinsip umum dalam utilitarsme adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang benar bila menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada dua bentuk teori utilitarisme, yaitu:
  1. Utilitarisme berdasarkan tindakan,
  2. Utilitarisme berdasar aturan. 
Prinsip untilitarisme berdasar tindakan adalah setiap tindakan ditujukan untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar. Utilitarisme berdasar aturan adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan aturan moral,aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral,Tindakan dikatakan baik . menurut filsuf johan stuart mill(1864), bahwa kesenangan dan kebahagiaan dinilai secara kualitatif. Menurutnya “everebody to count for one,nobodiy to count for more than one”, suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan melebihi ketidak bahagiaan. Tidak ada seorang pung yang tidak berguna bagi yang lain. Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang. Menurut richard B. Brandt bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dengan aturan moral yang berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.

2. Teori deontology

Menurut immanuel kant (1724-1804),sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adallah kehendak yanng baik, jika digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat, akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban,disebut lagalitas. Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap manusia mempunyai intuisi akan kewajiban, semua kewajiban berlaku langsun pada diri kita.kewajiban untuk mengatakan kebenaran merupakan kewajiban untuk , termasuk kewajiban kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik dsb. Contoh yang lain adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan dsb. Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan komplik atau dilema. 

3.Teori hedonisme

Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodratnya setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi ada batas untuk mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan, dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros (341-270 SM) dalam menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri, kebebasan daei keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari kehidupan manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.

4.Teori eudemonisme

Menurut falsuf Yunani Aristoteles (383-322 SM) dalam buku Ethika Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang biak bagi kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan untuk terakhir hidup manusia adalah kebahagian (eudaimonia).Seseorang mampu mencapai tujuannyan jika mampu menjalankan fungsinya denga baik, keunggulan manusia adalah akal dan budi. Munusia mencapai kebahagian dengan menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan intelektual dan keutamaan moral.

F. DIMENSI ETIK DALAM PERAN BIDAN 

Peran bidan secara menyeluruh meliputi beberapa aspek: Praktisi, penasehat, konselor, teman, pendidikan, dan peneliti atau pada garis besarnya adalah pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam pelayanan kebidanan.Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999, tanggung jawab bidan meliputi:

  1. Mempertahankan dan meningkatkan keamanan ibu dan bayi
  2. Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang tidak bias yang didasarkan pada evidence based.
  3. Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerjasama dalam profesi dan Memberikan pelayanan dengan memiliki taanggung jawab yang sama, termasuk dengan teman sejawatnya atau kolega, sehingga bagaimana agar fit for practice and fit for purpose (menguntungkan untuk praktik dan menguntungkan untuk tujuan).
  4. Dimensi kode etik, meliputi:
  • Antara anggota profesi dan klien
  • Antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
  • Anggota profesi dan profesi kesehatan.
  • sesama anggota profesi.
Prinsip kode etik, terdiri dari:
  1. Menghargai otonomi.
  2. Melakukan tindakan yang benar.
  3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
  4. Memperlakukan manusia denga adil
  5. Menjelaskan dengan benar.
  6. Menepati janji yang telah disepakati.
  7. Menjaga kerahasiaan.
G. STUDI KASUS 

1. Seorang bidan menangani seorang ibu X primipara berusia 35 tahun. Bidan tersebut menggali informasi mulai dari riwayat kesehatan masa lalu, sekarang dan riwayat kesehatan keluarganya.kehamilan ibu X berusia 14 minggu dan ini merupakan kehamilan yang direncanakan. Pada akhir pertemuan ibu X tersebut mengeluarkan pendapat tentang rencana persalinannya ibu X menyatakan tentang persalinan sebagai pilihannya. Bidan menjelaskan bahwa persalinan SC untuk kasus komplikasi. Bidan tersebut tidak melanjutkan diskusinya karena takut memberikan informasi yang salah dan terjadi konflik. Maka bidan menyarankan ibu X untuk konsultasi ke dokter kandungan. Ada beberapa pertanyaan untuk bahan pertimbangan :
  1. Haruskah bidan tersebut meneruskan diskusi tentang persalinan SC sebagai pilihan?
  2. Menurut anda apakah keinginan ibu X untuk SC harus dipenuhi?
  3. Haruskah persalinan SC menjadi atu pilihan untuk beberapa ibu, padahal tanpa indikasi?
2. Seorang ibu primigravida dengan umur kehamilan 27 minggu diperkirakan akan melahirkan bayi prematur. Dirumah sakit ia melakukan berbagai pemeriksaan, seperti pemeriksaan servix, usapan vagina dan pemeriksaan urin. Ibu tersebut didiagnosis mengalami infeksi saluran kemih.penyebab kemungkinan kelahiran prematur pada ibu tersebut ternyata gonore dan infeksi chlamydia, sehingga pada hasil pemeriksaan vulva ibu tersebut terdapat sekret yang mukopurelent, tampak kotor, basah, lembab,dan berbau, serta terdapat hiperemis di daerah sekitar vulva da vagina. Kemudian setelah selesai pemeriksaan, pada saat istirahat bidan yang memeriksa ibu tersebut menceritakan kejadian atau kasus yang dialami ibu tersebut pada sejawat bidan yang lain termasuk pada para mahasiswa calon bidan. Ada beberapa pertanyaan untuk menjadi bahan pertimbangan :
  1. Apakah tindakan yang dilakukan bidan tersebut melanggar kode etik?
  2. Bagaimana seharusnya tindankan bidan dalam menjamin privasi dan kerahasiaan klien ?
H. PELAYANAN KEBIDANAN

Peran 1: menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan frofesi sendiri, 2:sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional.

Bidan dikatakan profesonal, memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

• Mandiri.
• Peningkatan kompetensi.
• Praktik berdasarkan evidence based.
• Penggunaan berbagi sumber informasi.

Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh perlindungan sebagai pengguna jasa profesi. Ada beberapa halyang menjadi sumber ketidak puasan pasien atau masyarakt, yaitu:
  • Pelayanan yang aman .
  • Sikap petugas yang kurang baik.
  • Komunikasi yang kurang.
  • Kesalahan prosedur.
  • Sarana kurang baik.
  • Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan.
Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan prangkat hukum yang sudah ada melalui serangkain kegiatan sertifikasi (pengaturan konfetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).

Tujuan adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah melipiti:

• Mempertahankan kualitas pelayanan.
• Memberikan kewanangan.
• Menjamin perlindungan hukum.
• Meningkatkan profesionalisme.

Prakti bidan adalah serangkain kegiatan pelayanan kesehatan yang yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,keluarga dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk walaupun situasi berada.

B. Saran
  • Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etik maupun moral dalam lingkungan kebidanannya.
  • Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan dengan etik.
  • Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidananseringkali muncul masalah atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih heni puji, Etika profesi kebidanan, Penerbit fitramaya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2010 Midwife Putry salju. Design by WPThemes Expert

Themes By Buy My Themes and Direct Line Insurance.